Boy Next Door

566 33 14
                                    

Haiiii i'm back














'Capek gak sih lo kalo tiap malem denger tetangga kos ngebokep mulu? Kagak ada tenang-tenangnya gue nugas!'

Begitulah kira-kira pesan yang dikirimkan Nino di base yang langsung mendapat banyak respon.

'Anjir banget tetangga kos lo, nder.'

'Pindah aja gak sih, nder? Daripada pusing.'

'Aduin yang punya kos aja, nder soalnya ganggu. Kan, kalian sama-sama bayar.'

Dan masih banyak lagi komentar yang Nino baca di sana. Ia hanya membuang napasnya kasar setelah itu. Karena, tetangga kos yang ia maksud bukanlah orang asing. Nino bahkan sangat mengenalnya. Namun, kalau menegur rasanya tidak enak.

Sampai, hari di mana Nino merasa bajunya semakin sedikit dan ia harus mengambilnya dari si tetangga kos tukang bokep itu. Sebenarnya, Nino juga tidak tahu mengapa si tetangga sering kali meminjam pakaiannya. Namun sekali lagi, Nino tidak enak bertanya.

"Aduh gimana ya nanyainnya? Tapi stok baju gue udah menipis, nih. Ah yaudah kita coba deh."

Nino akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar sang tetangga.

"Bang Kay, ada di dalem gak?"

"Nino, ya? Masuk aja, No. Gue lagi masang lampu."

Nino yang sudah mendapat izin itu akhirnya masuk ke dalam kamar kos lelaki yang ia panggil bang Kay itu. Ternyata, kamar Kay tidak seperti apa yang ada di pikiran Nino yang mungkin berantakan, bau dan tisu berserakan di mana-mana.

"Pasti mau ngambil baju-baju lo, kan? Noh ngegantung deket ranjang gue. Ambil aja. Udah gue laundry semua."

Benar, baju Nino sudah bersih dan wangi. Tetapi, Nino merasa curiga kepada tetangganya ini. Jadi, karena sudah berhadapan seperti ini, Nino memberanikan diri untuk bertanya.

"Bang, lo nggak punya fetish aneh-aneh, kan? Maksud gue, gak apa-apa kalo lo balikin baju gue sebelum dicuci. Lo gak apa-apain baju gue, kan?"

Kay yang mendengar hal itu tentu saja terkejut. Atas dasar apa Nino menuduhnya seperti itu? Ya, walaupun memang ada fetish seperti itu tapi enak saja dirinya dituduh begitu.

"Atas dasar apa lo nuduh gue gitu, No? Kalo lo emang keberatan minjemin baju lo, gue gak masalah. Tapi, lo jangan asal ngomong gitu, dong!"

Nino kan hanya bertanya, tapi respon Kay yang seperti itu membust Nino ketakutan. Rasanya, ia ingin berlari sekarang juga.

"Lo liat sendiri isi lemari gue. Gue emang gak punya banyak baju, No."

Kay membuka lemarinya yang hanya berisi pakaian santai. Itupun jumlahnya sangat sedikit. Pantas, Kay selalu meminjam pakaiannya ketika akan kuliah.

"Sorry ya, No kalo gue ngerepotin lo. Ntar, gue nyari di thrifting deh. Buat yang kemarin gue pake, masih belum gue laundry tapi gue janji bakal gue balikin secepatnya."

Kalau sudah begini, Nino yang merasa tidak enak. Kay sepertinya sangat tersinggung dengan ucapannya.

"Bang, sorry. Gue nggak bermaksud gitu. Gue juga nggak keberatan kok lo pinjem baju gue. Cuma ini..."

Nino ragu mengatakan masalah selanjutnya. Apalagi, Kay sudah terlihat marah. Namun, nasi sudah menjadi bubur, bukan? Terlanjur.

"Bang, mau nonton bokep atau gimana terserah lo. Tapi, bisa gak lo pake headset aja? Kalo yang ini sumpah ganggu banget. Gue harus nugas tiap malem dan gak konsen gara-gara itu."

Boys Love Stories [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang