Sebuah tempat yang damai ya Irsyad membawa Mora ke sebuah taman kota yang tak banyak pengunjungnya kalian akan bebas bercerita disana. Mungkin hanya beberapa orang yang berlalu lalang untuk sedikit menghiasi indahnya taman sejuk itu.
Irsyad memilih kursi dibawah pohon yang rindang dia berpikir mungkin akan sedikit tenang membiarkan masalah ini disana.
"Ra gimana kalo disana" ajak Irsyad Mora hanya menganguk
Merek duduk bersebelahan sambil memperhatikan sekitar tak ada yang berani memulai hingga mora lu memberanikan diri.
"Syad mau apa ngajak aku kesini?"
"Katanya tadi butuh penjelasan
"Oh"
"Ra .. kamu jangan marah ya" Mora tak menjawab
"Ra"
"Lu pikir gue apaan?" Nadanya mulai meninggi
"Kemaren lu main sama Eka apa maksudnya? Tapi udahlah toh gue juga udah maafin sekarang Lo makan berdua sama Vina padahal selama ini kita gak pernah makan berdua di kantin sekolah, mesti aja dia timbrungun orang" Mora berhenti mengambil nafas.
"Gue tuh akhir-akhir ini kayak Djamain sama lu tau gak?"
"Ra biar gue jelasin dulu ya"
Irsyad menggenggam tangan Mora mencoba menenangkan"Gini Ra .. masalah Eka kemarin aku tadinya main sama Farid eh dia malah ngajak di Eka terus tanpa ngomong gitu dia tiba-tiba pergi terus chat aku ada perlu mendadak katanya" Irsyad agak menjeda
"Kamu percaya ga!"
"Terus kalo so Vina kamu tau kan dia ketua ekskul seni? Kamu gak kalo gua aku turnamen pasti lake dukungan ekskul seni? Kita lagi bicarakan itu samb makan, maksudku dia doang yang makan aku sih engga. Ra kamu percaya aku kan?"
Mora tak menjawb dua hanya berpikir dengan keras keputusan mana yang paling tepat. Mora ingin percaya tapi akhir-akhir ini sangat jelas Irsyad mulai berubah
"Aku gak tau syad"
Irsyad mengerti Mora pasti akan seperti ini, Mora orangnya cemburu. Apa lagi ini Mora telah ia patahkan hatinya
"Aku ngerti Ra .. tapi maafin aku"
"Aku mau pulang Syad boleh anterin gak? Udah kesorean " pinta Mora.
"Iya Ra"
Mereka berjalan menghampiri motor yang di parkir di depan. Mora duduk dengan tenang sambil bergelut dengan segala ke ovethinkingan yang tiba-tiba bermunculan.
*****
Kini mereka telah sampai dui halaman depan rumah mora, rumah putih bercorak modern gerbang hitam milikny sedikit terbuka saat itu.
"Makasih syad"
Mora berlalu setelah memberika helmnya pada Irsyad. Tak ada elusan jangan di kepalanya. Gak ada cubitan gemas di pipinya bukannya mora tak mau dia yang bahkan menghindari itu.
Irsyad mematung bbkarkan Mora masuk ke dalam diamnya tanpa berkata kata-kata gombal seperti biasanya. Semua kebiasaan-kebiasaan gemas yang selalu mereka lakukan untuk pertama kalinya gak mereka lakukan hari ini. Bahkan saat masalah kemarin-kemarin tak sehebat ini sepertinya ini adalah pertarungan yang serius.
Irsyad berlalu dengan hati yang juga sama patah melihat Mora seperti itu, melakukan motornya dengan kencang menuju rumanyanga. Pikirannya lumayan kacau hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYANIKA ~ Lee Haechan
Ficção Adolescentenamanya Maura orang- orang sering memanggilnya Mora. ini tentang dia yang kehilangan ingatan yang sebenarnya itu berarti bagi hidupnya, tentang dia yang kehilangan seseorang di masa lalunya. bagaimana caranya dia bisa mengingat semuanya kembali? ent...