.。.:*✧ Salah Langkah

70 15 4
                                    

Menemani dan mengayomi adalah tugas sebenarnya Taufan. Dia harus ada di samping Meli dalam keadaan apa pun.

Namun, lama-kelamaan Taufan mulai lupa dengan aturan yang sudah ada. Entah sejak kapan senyuman Meli adalah sesuatu yang ia tunggu setiap harinya. Rasanya jika tidak ada lengkungan tipis di bibir sang gadis seperti ada sesuatu yang kurang.

Terkadang momen memarahi, lebih tepatnya mengomeli anak-anak penitipan juga menjadi suatu hiburan. Ketika alis sang gadis itu hampir bertaut karena ulah anak-anak. Taufan sadar sudah masuk ke pesona Meli.

“Nah, aku bawakan kukis yang kubuat sendiri,” ucap Taufan saat menyodorkan bungkusan kue camilan itu.

Dengan senang hati tentu Meli terima. “Aku masih heran. Bisanya, ya, Malaikat buat kukis?” Kukis bertabur choco chips itu masuk ke dalam mulut sang gadis.

“Memangnya tidak boleh?”

Berbeda dengan manusia-manusia lain yang sebelumnya jadi emban tugas Taufan sebagai guardian angel, Meli seperti tidak ada takutnya … di awal pertemuan mereka pun Taufan sudah dapatkan sikap ketus dari sang gadis. Dan sudah dekat justru kepribadiannya sangat santai.

“Kalau kamu senyum kayak barusan pasti anak-anak lebih senang main sama kamu, Meli,” seloroh pemuda beriris safir itu.

Meli mengangkat satu alisnya. “Emang tadi aku senyum?”

Taufan mengangguk pelan seraya tersenyum tipis. “Iya, cantik banget. Beda kalau lagi cemberut,” katanya diakhiri kekehan, “mirip kanebo kering, haha.”

Pukulan tidak seberapa kuat pun dilancarkan untuk Taufan. Awalnya memuji tapi kenapa ujung-ujungnya tetap mengejek juga, Meli kesal. Akan tetapi jujur saja semenjak ada Taufan, hari-hari Meli lebih berseri lagi. Berharap Taufan akan terus di sampingnya selamanya.

“Ah, ya, aku harus menemui penulis bimbinganku. Ada sesuatu untuk dibahas tentang naskah dia.”

Meli pergi setelah menghabiskan kukis bawaan Taufan tersebut. Dengan menyamarkan keberadaannya Taufan mengikuti Meli, tentu ia lebih suka terbang di langit sebagai pengawasannya.

Saat lampu merah Meli mulai menyeberang di zebra cross, tapi oknum yang tidak patuh lalu lintas main terobos, gawatnya kecepatan laju mobil itu lumayan cepat.

“Meli, awas!”

Untung saja Taufan dengan cepat menghentikan laju mobil dengan kekuatannya dan melindungi Meli dengan kedua sayap yang mendekapnya.

“Tenang, tenang, semua baik-baik saja. Ada aku di sini, oke?”

Barusan itu peristiwa yang sama sekali tidak Meli duga. Dia hampir saja tertabrak. Kakinya sampai mati rasa.

“Te-terima kasih ….”

[][][]


Taufan mendapat panggilan ke Nirwana dari Sang Kuasa. Seingatnya tugas menjaga Meli belum selesai sampai waktu ditentukan. Lalu kenapa pula Sang Kuasa memanggilnya?

“Taufan, Aku akan cabut tanggungan tugasmu,” putus Sang Kuasa.

“Kenapa? Apa saya melakukan kesalahan? Saya tidak melukai manusia itu,” kata Taufan dengan nada kebingungan.

“Apa kau tidak sadar dengan hatimu? Kau sudah libatkan perasaanmu dalam tugas ini. Gadis manusia itu telah melemahkan hatimu dan membuatmu jatuh cinta padanya.”

“Ta-tapi saya ….”

Tidak ingin mendengar pembelaan lagi Sang Kuasa langsung menjatuhi hukuman bagi pelanggar dari aturannya.

“Kau harus pilih. Dilenyapkan sekarang juga atau kuturunkan pangkat menjadi manusia biasa?”

Ini sebenarnya pilihan yang berat, tapi dengan menjadi manusia biasa ada kemungkinan untuk bersama kembali dengan Meli, bukan?

“Tolong biarkan saya tetap hidup.”

Benar, ini semua demi bisa bertemu kembali dengan sang gadis. Meski mungkin pertemuan itu akan sedikit menyakitkan.

“Akan kucabut peranmu sebagai malaikat pelindung dan menurunkanmu ke Bumi sebagai manusia biasa tanpa ingatan tentang manusia yang dicintaimu itu.”

‘Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya, Meli. Tunggu aku.’

[][][]

“Taufan belakangan ini tidak kelihatan dimanapun. Kemana dia pergi?”

Barulah Meli sadar ternyata keberadaan Taufan sangat berpengaruh baginya. Ini sudah satu bulan lamanya Taufan tidak terlihat, faktanya gadis itu mulai gelisah.

“Itu ramai-ramai ada apaan, sih?”

Sedikit mempercepat jalannya, Meli mendatangi taman yang mulai dikerumuni banyak orang itu. Tidak biasanya dia mendekati keramaian seperti ini, tapi entah kenapa seolah memang ada daya tarik di sana.

“Permisi, itu di sana banyak orang ada apa, ya?” tanya Meli pada seseorang di sana.

“Oh, acara meet and greet. Ada aktor jumpa fans sih, kayaknya,” jawab orang itu.

Dapat jawaban seperti itu pun karena terlanjur penasaran Meli melangkah lebih dekat. Tidak mudah sebab harus berdesakan dulu dengan yang lain untuk melihat siapa aktor yang dimaksud.

“Taufan sedang apa kamu di sini?”

Sayangnya bukan guratan berseri seperti yang pemuda itu tampakkan saat bertemu muka dengan Meli, Taufan di sana hanya menatap bingung pada sang gadis.

“Maaf, apa aku mengenalmu?”

[][][]

[TAMAT]_____________30 April 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[TAMAT]
_____________
30 April 2022

SeLaRas: Selalu Larut dalam RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang