2. Teror dan Kejadian Kecil

945 72 1
                                    

Tangannya memukul tanah dengan lemah, seketika terbuat sebuah pelindung untuknya.

Setidaknya dia harus melindungi dirinya sendiri.

Di seberang sana, musuhnya itu tertawa meremehkan, menatapnya sinis. "Usahamu itu sia-sia, Boboiboy Gempa."

Dia mengambil ancang-ancang untuk menyerang, kemudian menerjangnya dengan cepat.

Gempa hanya diam di tempatnya. Dia tahu, dia tidak mungkin bisa menghindari serangan itu. Jarak amannya menjadi terlalu jauh dicapainya sekarang.

Mau bagaimana lagi, sekarang saja dia berdiri dengan kaki gemetar. Dia tidak bisa berdiri tegak saking lelahnya.

Musuhnya ini benar-benar membuat dirinya dan yang lain kewalahan. Bahkan yang dapat bertahan saat ini hanya dirinya seorang.

Tidak. Dari awal 'sosok itu' hanya mengincar dirinya.

Entah apa yang musuhnya rencanakan, diam-diam dia sudah mengetahuinya. Karena itulah dia sudah mempunyai rencana cadangan yang belum diketahui oleh siapapun.

Tapi mungkin lambat laun yang lain juga akan mengetahuinya.

Dengan pantas musuhnya ini menghancurkan tanah pelindung tersebut dan langsung mencengkram lehernya.

"Gempa!!" Teriak Halilintar.

Gempa!!

Taufan mengerang karena teriakannya tertahan.

Kedua mata Ice terbelalak. Mereka hanya menyaksikan hal itu tanpa bisa berbuat apa-apa.

Ingatan mereka kembali mengulang memori dimana ditemukannya sebuah coretan angka lima misterius yang terbalik di perjalanan pulang dari Kedai Kokotiam menuju rumah.

Coretan misterius berwarna merah yang diduga menggunakan darah kerena bau amisnya tercium berasal darisana.

Boboiboy yang memang sedang cepat-cepat ingin pulang ke rumah mengabaikannya.

Hingga esok harinya, coretan itu kembali ditemukan di kursi Kedai Kokotiam saat Tok Aba membuka kedainya, hendak berdagang.

Ochobot yang kebingungan membacanya darimana tidak tahu apa-apa soal coretan itu selain menduga bahwa itu adalah angka lima atau huruf S.

Tok Aba memberitahu Boboiboy tentang hal itu yang lantas ditanggapi olehnya dengan rasa bingung sekaligus penasaran.

Dan sejak hari itu Boboiboy jadi sering menemukan coretan tersebut.

Dengan rasa khawatir, Boboiboy berpecah, meminta masing-masing pendapat dari tiap elemen dengan Gempa sebagai perwakilan atas dirinya.

Awalnya dia ingin mendiskusikannya besok dengan teman-temannya. Namun instingnya mengatakan bahwa semua ini tidak ada kaitannya dengan mereka. Lain halnya dengan kuasa-kuasa elemental yang saat ini berada di tangannya.

Bermodalkan pikiran seperti itu, dia bertekad akan menyelesaikan hal ini sendirian tanpa melibatkan siapapun.

Dia hanya tidak ingin mereka dalam bahaya.

TerpilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang