2 - Penyihir

89 8 0
                                    

"Ah~ lelah.... Istana ini terlalu besar"

Jennie sedari tadi mengeluh dengan semua hal yang sedang ia alami saat ini. Mingyu yang begitu antusias dengan ucapan pria asing itu segera menyeret teman-temannya, mengemudikan mobilnya ke tempat wisata Istana Pergale.

"Ayolah, Jennie. Ini baru setengah dari Istana. Kita belum masuk ke bagian dalam" Kata Mingyu.

Rose, "Hey, teman. Aku tahu aku yang paling suka berlibur, tapi bukankah ini keterlaluan? Bagaimana jika kita istirahat sejenak di hotel atau setidaknya makan siang di restoran"

Jungkook mengkoreksi, "Makan malam"

Mengingat sekarang sudah pukul 5 di sore hari, dan keempat sekawan itu belum memakan apapun sejak turun dari kapal melainkan sebuah cemilan yang tak seberapa.

"Lebih baik kita kembali lagi besok" Usul Jennie. Ia sudah tak sanggup lagi berjalan dengan perutnya yang keroncongan, bahkan kini mengalungkan tangannya pada Mingyu untuk menopang berat tubuhnya.

Mingyu yang tersudut dengan usulan Jennie, akhirnya mengalah. Ia membawa ketiga temannya untuk pergi makan-siang-di-sore-hari di sebuah cafe yang tidak begitu ramai.

Sembari menunggu makanan mereka datang, Jennie mengeluarkan laptopnya. "Mingyu, aku minta hasil fotomu untuk laporan kita"

Mingyu, "Aku tidak membawa USB-nya, Micro SD?"

"Ya"

Jennie dan Rose mulai memilih foto yang akan mereka gunakan untuk keperluan laporan mereka.

Mingyu sibuk dengan ponselnya, sedang bertukar pesan.

Jungkook juga melakukan hal yang sama, ia mencari di internet tentang sejarah unik Kerajaan Pergale dan masa Raja Kim.

Sihir di dunia yang saat ini, hanya dimiliki oleh orang-orang dengan keturunan murni. Beberapa dari mereka akan tinggal di sekitar Pergale tepatnya di pulau bagian barat. "Apa kalian pernah mendengar keturunan penyihir di Pergale?"

"Penyihir?" tanya Rose memastikan, "Sepengetahuanku, mereka memang ada di pulau ini. Tapi jumlahnya sedikit"

Jennie, "Benarkah? Memangnya ada keturunan penyihir? Dunia sudah modern sekarang"

"Aku membacanya di salah satu buku keluaran Nancy Jewel. Bukunya sedikit usang, makannya aku tertarik membaca"

Ketiganya sibuk berdiskusi hingga seorang wanita berumur 30 tahun datang menyajikan makanan untuk mereka. "Kalian sedang berlibur?"

"Ya, kami sedang berlibur dan mengerjakan proyek sekolah" Jawab Rose.

"Oh, begitu. Kalian harus mengumpulkan banyak tenaga untuk itu, makanlah yang banyak"

"Ya, Terima Kasih" Ucap mereka bersama.

Wanita itu hendak pergi, namun Jungkook menahannya. Menurutnya, selagi ada kesempatan untuk bertanta penduduk lokal, mengapa tidak. Jadi ia meminta wanita itu mendekat dan bertanya, "Apakah benar di pulau bagian barat Pergale ada keturunan penyihir?"

Wanita itu tersenyum pada Jungkook, "Hal yang sangat tidak masuk akal, Kau harus membuktikannya sendiri. Ada kereta khusus untuk pergi kesana"

Rose, "Apa tempat itu terbuka untuk umum?"

"Tentu saja"

"Bukankah seharusnya mereka dilindungi?" Tanya Jennie.

Wanita tersebut tertawa, "Tidak. Tentu tidak. Mereka tidak perlu perlindungan, mereka bukan satwa yang mudah punah"

.

Sejak 20 tahun ia hidup, ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di Pergale.

Pemandangan kota Pergale dapat ia lihat dari balkon hotel tempatnya menginap. Sementara Mingyu sedang membersihkan diri, Jungkook mengambil kamera milik temannya itu untuk mengambil gambar pemandangan Pergale di malam hari.

Uniknya, setiap rumah di malam hari akan mematikan lampu rumahnya dan membiarkan lampu untuk jalan menyala. Hal ini dilakukan agar pemandangan langit malam di Kota Pergale dapat terlihat.

Mingyu membuka pintu balkon, ia melihat Jungkook yang asik dengan kameranya. "Jungkook, mau makan ramen?"

"Hanya makan"

Mingyu tertawa, ungkapan mengajak seseorang makan ramen bersama seperti sebuah ajakan untuk melakukan hubungan diatas ranjang. "Kenapa? Apakah harus melakukan lebih dari itu? Aku tidak masalah dengan itu, mungkin kak wonwoo-ku hanya akan menyuruhku tidur di luar satu malam. Esoknya ia pasti akan mencariku lagi, ia tidak akan bisa hidup terlalu jauh dariku"

Ucapan Mingyu hanya sebuah candaan, Jungkook paham betul. Meski ia dan Mingyu baru berteman sejak mereka pergi ke bangku kuliah, keduanya mengenal satu sama lain dengan baik. Seperti halnya Rose dan Jennie.

"Coba saja kalau kau berani"

"Benar?"

"Tidak"

"Ah~ Jungkookie~" Rengek Mingyu.

"Hentikan"

.

Back to Pergale [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang