Singosari, 25 Juli 1995
Terlihat jauh disana mentari mulai terbenam di bumi Singosari. Dan dua orang gadis duduk termenung menatap sang mentari di jemuran pesantrennya.
"Apa kau merindukan rumah?" tanya gadis itu.
"Sangat, tapi bagaimana lagi namanya juga mencari ilmu." jawab temannya.
Mereka kembali ke pikiran masing-masing.
"Hei, bukankah itu santri Rizal? Mengapa mereka memandang kemari? Apakah mereka menyadari keberadaan kita?" ucap gadis itu kepada temannya.
"Dimana?" tanya temannya.
"Itu disebelah pohon"
"yang mana?? tidak mungkin mereka meny- ARUNA AYO PERGI, MEREKA MEMANG MENYADARI KITA" ucap temannya lalu melihat kearah gadis itu,
"Loh, Aru?! Kau kemana?!"
"Aish dasar, dia meninggalkan ku" ucapnya lalu berlari mencari gadis itu yang tak lain bernama Aruna.
Lantai 2
"Hei Thalita!" panggilnya.
"Oh halo Najwa, ada apa?" jawab Thalita.
"Apa kau melihat Aruna?" tanya gadis yang bernama Najwa.
"Bukankah dia berada di papan informasi? Kurasa tadi dia juga mencarimu" jawab Thalita dengan menunjuk ke papan informasi.
"Eoh begitukah? Baiklah terimakasih" balas Najwa.
"Najwa tunggu dulu, bolehkah aku meminjam kitabmu? Kemarin aku tertidur, jadi aku banyak tertinggal" pinta Thalita.
"Boleh, kau ambil saja di lokerku.. aku pergi dulu ya" setuju Najwa lalu menuju ke papan informasi.
"Hei Najwaa disini!!" panggil Aruna dengan melambaikan kedua tangannya. Najwa menoleh dan menuju kesana.
"Mengapa kau meninggalkanku diatas tadi?" tanya Najwa.
"Hehehe maaf, gara-gara mbak-mbak bilang pembagian kelas di papan informasi. Lalu jadilah aku kemari" jawab Aruna dengan senyum manisnya.
"Benarkah? Lalu apa kau sudah melihat pembagiannya?" tanya Najwa lagi.
"Belum, aku masih menunggumu" jawab Aruna.
"Baiklah, ayo tolong bacakan untukku" pinta Najwa. Aruna sedikit mendekat ke papan informasi.
Lalu ia membacanya, "Pembagian kelas peserta didik MA Ash-Shifa tahun pembelajaran 1995/1996. Bahasa 2 Aruna Fa Izah, ......., ........, ......, ....., Zahira Najwa Baagil, ......" ucap Aruna kepada Najwa.
"Aru!! Kita sekelas yeyyy!!" senang Najwa.
"Ya pastii, kan Bahasa memang dari dulu 2 kelas. Pasti kita sekelas, tapi entah jika digabung nanti" balas Aruna.
"Kring..... Tepat pukul 5 mbak-mbak diharapkan untuk segera piket ke area masing-masing. Kring....." suara pemberitahuan suara microphone dari kantor.
"Najwa, aku pergi piket dahulu yaa" pamit Aruna.
"Iyaa, jangan lupa mengambil makan. Nanti aku saja yang mencucinya oke?" pinta Najwa, lalu disetujui oleh Aruna.
Aruna menuju ke lantai bawah, halaman tentunya. Area piketnya ialah area yang banyak diincar oleh santri nisa' untuk melihat santri rizal. Selepas halaman, jika berjalan lurus pasti akan sampai di masjid Ash-Shifa.
"Sepi... yang lain mana ya?" ucap Aruna lalu melihat sekeliling.
Santri rizal itu memandang kearahnya. Meskipun Aruna berkacamata, ia tetap dapat melihatnya dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Dia dan Mereka
RomanceTahun 1996 adalah tahun terbahagia bagi mereka. Lalu apakah tahun-tahun setelahnya akan tetap sama? ©13vaaay