Lembar Ketiga

270 34 2
                                    


Dikamar yang cukup besar sebesar pulau, eh enggak deng becanda, jangan serius amat lah. Okey balik kecerita dikamar yang cukup besar terlihat beberapa orang yang sedang menatap khawatir wajah yang terlelap didepan mereka.

Terhitung ada 5 laki laki dan 1 perempuan dikamar itu. 3 laki laki hanya berdiri menatap khawatir seseorang yang terbaring diatas kasur king size itu 1 laki laki lagi duduk disebelah kiri seorang yang terbaring tadi, dan satu lelaki lagi ialah yang terbaring Diatas kasur yang ditatap khawatir oleh semua orang yang ada dikamar itu. Dan seorang perempuan tadi duduk disebelah kanan si lelaki yang terbaring tadi.

"Bagaimana ini mas sudah satu jam 'dia' gak bangun bangun" ucap si perempuan  khawatir pada suaminya itu.

"Tenang sayang, bentar lagi baby juga bangun" ucap si suami menenangkan istrinya.

Tak lama kemudian terdengar suara lenguhan dari lelaki yang dari tadi terlelap. "Eunghh.." ia mengerjabkan matanya menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk ke retinanya. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan itu, menatap satu persatu penghuni yang berada disana.

"Baby kau sudah bangun?" Tanya silelaki paruh baya yang berada di samping kirinya.

Baby?, sebentar siapa yang dimaksud oleh om ini? aku? Batinnya.

"Baby are you okey?" Tanyanya lagi melihat sang anak hanya terdiam menatapnya.

Ia pun tersadar bahwa sedari tadi ia yang ditanya, tapi sebentar kenapa orang asing ini memanggilnya baby? Dan dimana ia sekarang?bukannya ia tadi.. ah iya tadi ia tenggelam dan apakah ini surga?apa dia sudah mati?

"Ke-kenapa kau memanggilku baby?" Tanyanya. "Baby ada ap-.. sebentar kau memanggil ayahmu ini dengan sebutan KAU?! ucapnya menekan kan kata di ujung kalimat.

Dimas kaget. Ya yang sedari tadi kita ceritakan adalah seorang Dimas. "A-ayah?kau ayahku?" Tanya Dimas bingung. "Sekali lagi kamu mengatakan 'kau' maka siap siap untuk hukumanmu baby" ucapnya dengan nada dingin yang membuat Dimas bergidik ngeri.

"Sudahlah mas jangan membuat baby takut dulu dia masih sakit" ucap si perempuan sambil mengelus rambut Dimas. Laki laki paruh baya tadi hanya berdehem mengiyakan.

"Baby tidak perlu takut ada bunda disini hm" ucapnya menenangkan. Dimas yang mendengar itu makin dibuat bingung bunda? ayah? baby? Apa ini semua?. "Apa yang kalian semua ucapkan? Baby? Berhentilah memanggilku dengan sebutan itu namaku Dimas!" Ucapnya tegas sambil berusaha duduk.

"Dimas? Dimas siapa? Kau baby, baby zen baby kami, bungsu kami bungsu kesayangan kami" ujar si perempuan menjelaskan. Dimas yang mendengar itu semua tertegun, ia kaget, ia bingung, baby Zen? Ia tidak asing dengan nama itu! Ah ia ingat nama itu ada di.. WHAT!! apa sekarang dia didalam novel itu? Tapi tidak mungkin itu mustahil!

"A-apa yang terjadi? Sampai aku begini?" Tanyanya dengan raut wajah yang panik.

"Kau pingsan dan bunda menemukanmu" ucap salah satu lelaki yang sejak awal hanya berdiri diam dan menyaksikan semuanya.

"Ping-pingsan?" Dimas benar benar sangat bingung saat ini ia harus memperjelas semuanya, hanya ada satu cara yaitu menanyakan apakah benar ini keluarga Oakley? karena yang ia ingat baby Zen hanya ada dalam novel Oakley itu dalam keluarga besar kaya raya Oakley.

"Apa ini keluarga Oakley?" Tanyanya. Dan semua yang berada didalam kamar itu mengangguk. WHATTT! jadi benar ia berada dalam dunia novel sekarang? Berarti lelaki paruh baya disampingnya ini adalah ALEXIS ELLARD OAKLEY? Pria yang menjadi ayahnya sekarang? Ah lebih tepatnya ayah Zen. Pria paruh baya yang masih tampan diusia 50an dengan tubuh atletis dan berwibawa, tegas juga kejam! Sehingga banyak yang takut pada seorang Alexis. Si pemegang usaha yang bergerak di berbagai bidang usaha yang mempunyai banyak saingan juga ditakuti para pebisnis lain.

INTERCAMBIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang