Lembar Pertama

385 38 30
                                    


Sinar kemerah-merahan pun tampak dari langit sebelah timur. Tanda matahari ingin menampakkan diri. Di sebuah kamar yang tidak terlalu besar namun terlihat bersih dan rapi terlihat seorang remaja laki laki yang hampir berumur 15 tahun yang masih sibuk dengan novelnya yang baru ia baca semalam.

"Paan nih novel,gimana bisa sih novel kaya gini booming di medsos?" Tanyanya ntah pada siapa. Pasalnya isi novel itu benar-benar tidak bisa dipercaya. Judul novelnya Oakley, cerita tentang keluarga kaya raya yang bergerak di berbagai macam bidang usaha yang ditakuti oleh banyak pebisnis lain dan juga mempunyai banyak saingan.

Dan tak hanya itu saja keluarga itu benar-benar gila dimana sibungsu dijaga over protective dan jika sibungsu berbuat nakal maka akan mendapat hukuman. Tentu saja itu hal biasa kan? Tapi jangan salah bukan hukuman biasa seperti yang diberikan pada keluarga umumnya. Hukumannya ini bisa membuat bulu kuduk siapapun yang mendengarnya merinding.
Bagaimana tidak? keluarga itu adalah titisan psikopat!

Dan sibungsu hanya menurut. Sebab itulah Dimas merutuki dirinya sendiri kenapa bisa ia membaca novel yang seperti ini. Ya yang dari tadi kita ceritakan adalah Dimas, DIMAS ARKASANA nama panjangnya. 

Dimas terus saja mengkritik novel itu padahal dirinya baru membaca setengah tanpa tau endingnya bagaimana. Dan ia menyesal telah membeli novel itu karena dia telah menghabiskan uang tabungannya untuk membeli novel itu. Ya dia membelinya hanya karena penasaran kenapa bisa sebooming itu di medsos.

Brakk

Suara bantingan pintu yang berasal dari kamar Dimas. Apa Dimas terkejut? Tentu saja tidak dia sudah terlalu biasa dengan pemandangan seperti ini. Suara bantingan itu berasal dari ibunya yang membuka pintu dengan emosi.

"Dimas!,jam berapa kau mau sekolah hah!? Setiap hari kau membeli buku tak berguna itu,menghabiskan uang saja". Ucap ibunya-Ratih setelah melihat apa yang dipegang oleh Dimas.

"Dan kerjaanmu hanya bergadang bukan belajar! Apa kau mau menjadi gelandangan nantinya?!. Aku menyekolahkanmu agar kau bisa merubah nasib kita yang miskin ini,bukan menghabiskan waktu dan uang untuk membeli semua buku terkutuk itu!.
Ah..mengapa bisa aku mempunyai anak yang beban keluarga seperti ini". Maki ibunya.

Bagaimana dengan Dimas? Ya lelaki itu hanya menatap ibunya dengan datar terlalu biasa baginya mendapat ceramah dan makian itu, ya hampir setiap hari ia mendengar itu dari orangtuanya.

Setelah ibunya pergi dia langsung bergegas menuju kamar mandi untuk siap-siap kesekolah.

DIMAS ARKASANA, nama yang indah bukan? Tapi tidak dengan kehidupannya yang seperti neraka dunia. Semua orang membencinya padahal tidak ada yang salah dengannya. Tidak ada yang menyayanginya itu yang selalu dipikirkannya.

Setelah beberapa menit Dimas sudah rapi dengan setelan seragam sekolahnya. Ia keluar kamar menuju dapur untuk mencari sesuatu yang dapat ia makan sebagai sarapannya dan ternyata tidak ada apapun diatas meja persegi kecil itu. Ah mungkin aku makan disekolah saja nanti. Itu pikirnya.

Setelahnya ia langsung bergegas menjumpai ibunya di kamar samping kamarnya yang sedang bersiap pergi kerja. Ibunya bekerja sebagai pembantu di keluarga kaya didepan lorongnya.

"Ibu, Dimas berangkat sekolah dulu ya" Ucapnya sambil menyalimi ibunya. Ibunya tidak menyahut hanya membalas salimnya itu. Setelah menyalimi ibunya Dimas bergegas menjumpai bapaknya-Rahman yang sedang memperbaiki alat elektronik di teras. Ya bapaknya hanya seorang tukang yang memperbaiki barang barang elektronik contohnya ya seperti kipas,mesin cuci dan lainnya.

"Pak, Dimas berangkat sekolah dulu ya" ucapnya sambil menyalimi bapaknya-Rahman. Namun ditepis mentah-mentah oleh bapaknya sambil berucap " pergi saja kau! tidak usah pulang lagi bila perlu, menyusahkan!". Berbeda dengan ibunya walau sering marah tapi kadang masih menganggapnya anak, tidak dengan bapaknya yang ia rasa memang benar-benar tidak membutuhkannya sebagai anak lagi. Mungkin.

INTERCAMBIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang