L

14 3 2
                                    

            "Ikut gue." perintah Zaidan yang tiba tiba sudah ada di depan meja Ameera. Ameera hanya melihat Zaidan dari bawah hingga keatas dengan wajah datar. Karna respon Amera yang cukup lama, akhirnya Zaidan meraih tangan Ameera dan  menariknya keluar kelas entah kemana. "LAH WOI" protes Ameera yang masih kaget dengan perilaku teman seangkatannya ini.

         Tujuan mereka tidak lain adalah kantin belakang sekolah yang memang ramai dengan teman teman Zaidan yang nakalnya tidak jauh beda dengan Zaidan. "Dan, lo ngapain siii" ucap Ameera yang merasa risih karna tanggannya dengan tangan Zaidan masih bergandengan dan menjadi tontonan anak anak lain saat berjalan menuju kantin belakang.  Tak lama Zaidan melepas genggamannya dan duduk di bangku panjang yang terbuat dari kayu,  "Bu, batagor 2 sama es tehnya 2 "Zaidan mesen batagor langung dua buat gue ga si?" ucapnya pelan namun masih terdengar di telinga Zaidan " Duduk, ini buat lo. suka ga suka wajib lo makan!" perintahnya tegas. Kaena ini tergolong masih pagi, jadi Ameera ga mau nyari ribut dulu dan nurutin kata Zaidan yang nyuruh Dia buat duduk.  belom ada perbincangan yang dibuka oleh kedua belah pihak, bahkan teman teman Zaidan juga tidak ada yang berani membuka mulutnya karna takut kena tonjok pagi pagi. "Bisa to the point aja ga ??" tanya Ameera sambil melahap batagor yang Zaidan pesan tadi. "Lo punya mata, dan bisa baca, jadi baca sendiri aja ya" ucapnya dengan nada yang terbilang lembut.

 "Lo punya mata, dan bisa baca, jadi baca sendiri aja ya" ucapnya dengan nada yang terbilang lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             Bingung. itu satu kata yang bisa mewakili apa yang Ameera rasakan saat ini. Jadi, dia harus jadi mentor seorang Zaidan??  sejujurnya ia ingin menolak tawaran dari Ayah Zaidan, namun ia rasa, itu bukan hal yang buruk. 'lumayan, bisa jadi bahan gibah ama curut sebrang' batinnya saat memikirkan permintaan Ayah Zaidan. "Kalo lo ga mau gapapa, gue ga maksa" ucapnya sambil menarik kembali hpnya yang berada di hadapan Ameera dan piring batagor. "Yang bilang gue nolak siapa?" balas Ameera dengan wajah yang cukup mengajak ribut. 'terimakasih banyak ayah, abis ini Idan janji ga bakal ngobok ngobok kolem Ikan ayah' batinya dengan hati yang ke girangan. Jadi aslinya, itu semua adalah ide milik Zaidan. Karna perjanjiannya dengan sang Ayah adalah ia tidak akan memabukkan Ikan Ikan ayahnya jika sang Ayah dapat membuat jaraknya dan Ameera semakin medekat. 

                                                         ooo

                Harsya:'> its calling you......

"Apaan?" -Ameera

"Kata Temen Temen lo, lo di bawa sama Jaidan" -Harsya

"Iya, emang kenapa?fyi, gue di kantin belakang" -Ameera

"LAH, LO KOK BISA NYAMPE KESANA?"-Harsya

"Kan Zaidan Temen lo, masa iya lo ngga tau tempat nongkrong temen lo sendiri dimana"-Ameera

"Yaa, gue tau sih, cuman agak ga ngira aja kalo Dia bakal bawa lo sampe ke sana."-Harsya 

"Dah ah gue mau menikmati batagor Bu Ani dulu. Dah Syaa" -Ameera

            Ameera pun menutup panggilan itu sepihak, karna nampaknya Zaidan ingin berbicara denganya namun ia menunggu Ameera selesai dengan urusannya. "Jadi lo mau ke rumah gue kapan?" tanya Zaidan "Liat nanti aja, kalo bisa hari ini ya gue kabarin. sekalian ngerjain tugas yang tadi di kasih" ucap Ameera,"Dah ya, gue balik ke kelas, bentar lagi bell masuk. Jangan bolos! Lo bolos gue patahin kaki lo." Ancaman Ameera memang selalu terdengar mengerikan. 

HOPELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang