Sex Notes 4

683 10 0
                                    

Khanaya mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Ia sudah berada di kamarnya, diatas tempat tidurnya yang nyaman. Setelah diantar Arion tadi malam ia langsung membersihkan dirinya kemudian tertidur karena kelelahan.

Khanaya berniat bangkit dari tidurnya namun selangkangannya terasa sakit dan berdenyut. Kakinya terasa pegal dan akhirnya ia memutuskan untuk kembali rebahan.

Khanaya menarik nafas dalam, ia begitu membenci dirinya sendiri saat ini karena terlalu percaya pada pria yang baru dikenalnya hingga akhirnya ia harus kehilangan harta yang paling berharga bagi dirinya.

Cairan bening tanpa sadar keluar dari kedua sudut matanya. Rasanya ia tidak sanggup menjalani harinya lagi. Ia tiba-tiba kepikiran, bagaimana jika ia hamil karena pria itu.

Khanaya memejamkan kedua matanya lama membuat cairan bening itu mengalir di sudut matanya. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya pada nenek nanti.

Niatnya datang kesini untuk bersenang-senang dan melupakan sang mantan kekasih namun malah jadinya seperti ini.

Suara ketukan pintu terdengar dari luar sana yang disusul oleh suara nenek.

"Aya, udah bangun? Ayo makan dulu, sudah mau siang ini. Kamu belum sarapan."

Khanaya mengusap air matanya, "iya, Nek. Bentar lagi Aya keluar."

Suara nenek tidak terdengar lagi setelah Khanaya membalasnya tadi. Ia akhirnya memaksakan dirinya untuk bangkit dari tidurnya. Ia tidak mau jika nenek sampai curiga kepadanya.

Layar ponsel Khanaya menyala saat ia akan melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Ada sebuah pesan masuk dari Arion yang membuat Khanaya harus membacanya terlebih dahulu.

Arion

Hari ini gak usah masuk dulu, istirahat aja dulu dirumah!

Khanaya hanya membacanya saja, ia kembali meletakkan ponselnya diatas nakas kemudian melangkah menuju kamar mandi. Ia harus menyegarkan tubuhnya agar nenek tidak mencurigainya.

■■■■■

Khanaya menampilkan senyum lebarnya membuat matanya menjadi sipit saat baru saja tiba di tempat kerjanya.

Arion yang melihat kedatangan Khanaya hanya bisa menggeleng dan menarik nafas dalam.

"Udah baikan?" tanya Arion. Tampak raut wajah khawatir diwajah pria itu.

"Udah, kok." Khanaya menjawab dengan mantap agar meyakinkan Arion bahwa saat ini ia baik-baik saja.

Arion hanya berdehem pelan dan menganggukkan kepalanya kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sore ini tampak tidak terlalu ramai, ada Kayla dan Rian yang akan menjadi teman se-shift Khanaya hari ini.

Wanita itu berhasil bersikap seperti biasa seolah dia baik-baik saja padahal ia berusaha menahan sakit pada selangkangannya apalagi pekerjaannya mengharuskan ia untuk banyak berjalan.

Arion sama sekali tidak mencurigainya. Walaupun pria itu sesekali menghampirinya dan menanyakan keadaannya namun pria itu tidak meminta penjelasan untuk apa yang telah terjadi padanya tadi malam.

"Ya, bisa minta tolong antar makanan ini ke private room, nggak? Aku kebelet banget nih, udah nggak tahan."

Khanaya yang baru saja tiba di pantry dan melihat Kayla memegangi perutnya itu akhirnya hanya bisa mengangguk saja dan membiarkan Kayla pergi ke kamar mandi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sex NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang