Langkah Awal

13 4 0
                                    

Rea menyandarkan tubuh Archelio ke sebuah pohon dan meletakkan pedang magis milik Archelio disebelah tubuhnya.

"Semoga berhasil Archelio, aku akan selalu menunggu mu". Tukasnya sambil berjalan menjauh dan kemudian menghilang.

Saat matahari mulai terbit, Archelio terkejut mendapati dirinya berada di hutan seorang diri.

"Rea! Lysandrea!"

Hening, tidak ada jawaban. "Kau bahkan memantraiku?"

Ada kepedihan dimatanya saat mengatakan ini. Ia merasa dicampakkan.

Dengan Langlai, la berjalan sambil membawa pedangnya.

" Archelio?"

Seseorang memanggil dari balik semak-semak, ia kaget saat melihat Dex seorang diri.

"Tuan Dex? Kau kah itu?"

Tanpa aba-aba Dex menghunuskan pedang kearahnya. Menyerang dengan membabi-buta. Sementara Archelio hanya terus menangkis dan menghindar.

"Ada ара ini ?" Serunya tak mengerti.

"Penipu! Seharusnya aku tak pernah mempercayaimu!" Dex berteriak murka.

"Apa maksud mu tuan Dex? Aku tidak mengerti "

Archelio Menatap Dex yang nampak berkaca-kaca. "Tak kusangka kau setega itu, kau membunuh kakakku, menghancurkan rumah kami! Kau biadab!!"

Serangan Dex yang bertubi-tubi di kalahkan dengan mudah oleh Ardhelio. Pedang di tangan Dex terlempar begitu saja.

Dex berteriak kalap, melempar kain putih berisi token pemberian Archelio.

" Harunya aku tahu sejak awal! Kau, sama kejinya dengan bangsamu yang lain. Archelio mengambil kain itu & membukanya, dua buah token dengan simbol matahari, dan kain perbungkusnya juga mempunyai simbol yang sama.

"Kau...mengirim pasukan untuk menghancurkan sempat tinggal kami. Kenapa?!" Dex tersedan

"Aku merobek kain itu dari mayat salah satu orang suruhanmu dan membugkus benda itu di dalam nya, agar aku selalu ingat hal keji telah kau lakukan " ucapqр 'Dex melanjutkan.

"Tapi tuan Dex, aku tidak-.."

Archelio berusaha menjelaskan namun Dex enggan mendengar.

"ARGH CUKUP! Simpan bualan itu untuk dirimu sendiri. Apa lagi yang mau kau jelaskan? bahkan pedangmu juga memiliki simbol matahari yang sama. Oh Voux... Kakakku yang malang, Andai kau tahu, sampai akhir dia begitu mempercayaimu. Dia bilang kau tidak mungkin melakukan ini pada kami"

Dex meraih kembali pedangnya & berlari menusuk perut Archelio, membuat Archelio terpaku dan mengerang tertahan.

"Ironis bukan? Pedang yang kau buat untuk ku rupanya ditakdirkan untuk menghabisimu"

Dex mencabut. pedangnya & berniat menebas kepala Archelio yang kini tengah tertunduk.

"Dex cukup!" Dyzzle muncul untuk mencegah perbuatan Dex.

"Jangan hentikan aku Dyzzle! Anak ini harus mati demi dendam kita. Demi Voux!" Dex nampak kalut dalam amarahnya sementara Dyzzle tetap diam, berusaha menegarkan diri.

" Ayo kita pergi, Dex"

Suara lirih Dyzzle tak sanggup untuk ia tolak. Dex menggeram dan melemparkan pedangnya, membuat benda itu begelontangan di tanah.

"Aku mengutuk mu Archelio, kau akan mengalami kepedihan yang jauh lebih buruk dari kematian. Camkan Itu!".

Setelah mengatakan nya Dex pun pergi bersama Dyzzle, menghilang di balik pepohonan hutan, diiringi gemuruh petir dan hujan yang seolah Mengamini membuat Archelio tertunduk sedih, la meraih pedangnya & menjadikan benda itu sebagai tumpuan untuk berdiri, setelahnya ia terus berjalan, melewati reruntuhan rumah Voux membuat hatinya pedih.

The Red Haired OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang