Menyongsong Takdir

11 3 0
                                    

Saat ia tengah asyik 'bermain', tiba-tiba ia mendengar sebuah teriakan. Saat sampai di sana, ia melihat seorang pria dengan jubah hitam sedang berseru ketakutan. Tudungnya tersingkap, menampilkan wajah ngeri si pria saat monster itu mendekat. Tatkala mayat itu melompat ke arahnya, dia hanya bisa memejam pasrah, sementara Rea segera mengambil ranting pohon & melemparkan nya ke kepala makhluk itu hingga berlubang. Monster itu pun terbuyarkan menjadi debu.

Mata pria itu terbuka, Ia melihat Rea, menaiki seekor kuda putih dengan segala atributnya, ditambah pantulan cahaya bulan yang tepat mengenai wajah Rea membuat pria itu terpana. Terlebih saat angin malam seolah mengerti dan membantunya menyingkap tudung kepala yang dikenakan Rea. Untung saja Rea cepat-cepat mengubah warna rambutnya menjadi hitam.

"Terima kasih nona muda. Sebelumnya, ijinkan aku untuk memperkenalkan diri" ucap si pria.

"Aku tahu siapa kau "potong Rea yang kemudian turun dari kudanya.

"Sungguh? Kalau begitu mohon beritahu siapa-..." Lagi-Lagi Rea memotong ucapan pria itu. Sungguh, jika wanita ini bukan penyelamatnya, mungkin dia akan langsung menebas leher Rea berkat kelancangan yang ia lakukan.

"Pulanglah, Pakai kudaku, ucap Rea sambil menarik kuda putih nya mendekat kemudian menyerahkan pelananya pada pria itu.

" Semoga selamat sampai tujuan, Yang mulia" ucap Rea yang kemudian menghilang dibalik pepohonan.

Pria itu tertegun beberapa detik, kemudian berusaha mencari keberadaan Rea namun tak membuahkan hasil.

"Sungguh wanita yang amat lancang, tapi menarik" ucap Vellord-nama pria itu-.

Kemudian ia pun pulang ke istana nya dengan senyuman yang mengembang. Saat fajar tiba, kerajaan Velleum digemparkan oleh berita kebakaran hutan dengan suara ledakan yang keras pada tengah malam. Berita itu di bawa oleh pasukan yang bertugas untuk menjaga wilayah di sekeliling hutan itu semalam. Bukan nya panik seperti kebanyakan orang, Vellord justru menyunggingkan sebuah senyuman lebar hingga membuat banyak orang bertanya-tanya.

"Itu pasti ulahmu'kan, nona bertopeng? " terka Vellord dalam hati.

Disisi lain Rea sangat pusing mendengar berita itu tersebar ke seluruh penjuru negeri. "Bodoh!! Harusnya kuhapus saja ingatan nya semalam!" rutuk Rea sambil memecahkan perabotan nya dalam keadaan jengkel setengah mati.

"Nona Sandra, mohon tenanglah.... Kendalikan diri anda. Kalau boleh tahu, memangnya anda sedang ada dalam masalah apa?" pelayan nya berangsur mendekat, sementara Rea bangkit dari sofa nya sambil mendengkus

"Tidak ada, suasana hatiku hanya sedang buruk" kilahnya.

Kemudian, ia pun kembali duduk di posisi semula.

"Tolong jangan ganggu aku dulu"

Sambil memejamkan mata, ia musatkan pikiran nya untuk mengetahui keberadaan si Gubernur.

°°°

"Jadi, siapa diantara kalian mengetahui sesuatu mengenai kebakaran hutan yang terjadi semalam?"

Pertanyaan itu dilontarkan oleh Vellord kepada seluruh pejabat yang hadir dalam rapat, termasuk si Gubernur . Kegugupannya mengundang, Vellord untuk mendekat.

"Kau, sepertinya tahu sesuatu. Betul'kan gubernur?"

Sang raja tersenyum angkuh.

"Ti-tidak yang mulia, saya tidak tahu apa-apa" balas si gubernur.

Benarkah?? Kalau begitu... mungkin kau harus berbincang dengan pedangku saja" ucap Vellord sambil menghunuskan pedang.

"A-ampun yang mulia, saya bersalah. Mohon selamatkan saya..." ujar si gubernur

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Red Haired OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang