life goes on

3K 35 3
                                    

10 Minggu yang lalu, Rega dibius lalu dibawa pergi keluar negeri yang sangat jauh dari tempat tinggal Bara, hanya rumah sederhana namun asri, berada di pedesaan yang jarak dari masing-masing rumah lumayan jauh, sehingga komunikasi tetangga sangat jarang.

Kondisi tubuhnya terlihat normal, Rega bisa beraktivitas normal ditemani Adam, yang ternyata dokter yang bekerja bersama Braga

Kini Rega akan menjadi calon orang tua tunggal, jauh dari kota dan rumah megah, namun seakan Rega sudah memiliki seluruh isi dunia. Dirinya bahagia dengan keputusan yang diambil.

Rega sudah tidak mengkonsumsi atau disuntik obat apapun, serta tidak ada alat medis dirumah. Tubuhnya berangsur-angsur membaik. Lebam ditubuh serta selang yang menancap pun sudah tidak ada. Namun, efek dari obat penguat dan pembesaran janin masih terasa

Dirinya akan pergi memeriksa kan kehamilan nya setiap sebulan sekali, bersama perawat yang setia menemaninya.

Hari ini jadwal Rega mengunjungi klinik bersalin untuk memeriksakan kehamilannya.

Rumah sederhana namun nyaman hanya memiliki 2 kamar yang cukup besar untuk ditempati dua orang.

Kamar Rega sudah dilengkapi oleh box bayi dan furniture bayi lainnya. Dirinya sudah menyiapkan keperluan ketiga bayi nya jauh sebelum kedua bayi tersebut bisa diprediksi kapan akan melahirkan.

Tok tok.. "ny Rega " Perawat yang menemani Rega bersikap santai namun sopan. Rega meminta bersikap seperti seorang sahabat ketimbang perawat.

Pria itu berniat membangunkannya.

"Saya akan masuk ya" Tanpa menunggu jawaban dari pemilik ruangan pria itu membuka pintu kamar dan kondisi kamar yang masih gelap.

Kondisi kamar yang gelap tidak menyulitkan Adam. "Kumat lagi ya" Adam sudah duduk disisi ranjang gadis itu terbalut selimut tebal dengan posisi meringkuk.

Suara erangan lemah terdengar menyedihkan ditelinga Adam.

Dengan segera Adam membenarkan posisi baring Rega, karena melihat posisi meringkuk yang pasti menekan perut hamilnya.

"Mas Bara mmhh.. Hhh hhh" Rega sedang tidak sadar, tubuh nya bergetar dan nafas yang memburu.

"Iya mba.. Iya mba tenang adek disini" Adam memeluk tubuh yang terbalut selimut, menenangkan dan membuatnya kembali sadar.

Rega yang mendengar bereaksi agresif, mencium bibir Adam, melumat, menggigit, bertukar saliva, tidak ingin kehilangan.

"Sssh mbaahhmmp.." Adam yang mendapat serangan dadakan jelas tidak siap, meskipun bukan kali pertamanya seperti ini namum Adam tetap tidak siap. Sebelumnya secara tidak sadar Rega membuat kejantanan Adam memenuhi liang kemaluanny, meskipun Adam berusaha keras tidak bergerak menggesekkan kejantanan, karena Rega menganggap penis Adam adalah penis Bara yang biasa menjadikan vaginanya penampungan ketika Bara sakaw.

Adam yang tidak tahan melepaskan paksa pagutan mereka, dan segera menarik nafas panjang.

Adam tidak diperbolehkan menggunakan obat obatan untuk memenangkan Rega, begitu perintah dari Bara yang menginginkan Rega sepenuhnya pulih dan terbebas dari narkotika Braga.

Rega tidak sepenuhnya dibuang. Dirinya hanya di asingkan bersama seorang profesional.

Tubuh Rega mengejang hebat setelah berciuman, serta mata terpejam.

Segera Adam membawa Rega ke bath up agar berendam, membuat aroma terapi dan musik yang memenangkan.

Meskipun ketika Rega tinggal bersama Braga tidak diterapi, namun Rega tetap dicekoki obat penguat dan pembesar janin yang mengandung narkotika, serta cairan infus yang selalu menancap di lengan nya juga merupakan obat terapi dosis rendah namun lama dioralkan ketubuh Rega, sehingga bagaimana pun tubuh Rega terkontaminasi narkotika dan obat-obatan keras lainnya yang menyebabkan ketergantungan.

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang