Prolog

2 0 0
                                    


"mom, kenapa kau terlihat seperti itu? "

Aku menatap ibuku tanpa berkedip. Diriku yang masih berusia 5 tahun tidak begitu paham apa yang terjadi dan kenapa ibuku terlihat seperti itu. Itu bukan wajah sedih atau merasa tidak nyaman dengan sesuatu yang seperti biasa aku lakukan. Itu tak terdeskripsikan olehku yang masih belum tahu banyak hal.

"memangnya ada apa denganku? Apakah momy tidak terlihat cantik? "

Aku melihat ibuku tersenyum ketika menjawab pertanyaanku.  Tapi entah kenapa senyumannya tidak terlihat seperti biasanya. Namun karena aku tidak bisa menemukan sesuatu yang salah aku membalas pertanyaannya seperti biasa.

"momy selalu terlihat baik! Sama denganku! "

Aku memeluk ibuku dengan cara yang sama seperti biasanya tanpa menyadari sampai aku cukup umur bahwa ibukku mempunyai banyak hal dalam pikirannya tentang kehidupan kami, kehidupanku dan ibuku.

"jiho adalah satu satunya yang momy butuhkan"

"jiho juga hanya membutuhkan momy! "

Aku megeratkan pelukanku ketika merasaman ibuku melakukan hal itu,  salah paham bahwa ibu melakukannya karena bahagia.

Lama waktu berlalu,  banyak peristiwa terjadi dan banyak orang yang datang dan pergi dalam hiduku. Aku menyadari bahwa betapa dalam tatapan ibukku.  Betapa menyakitkan sorot matanya, dan betapa binggung keputusan apa yang harus dipilih karena itu bukan lagi hanya melibatkan kehidupan ibukku. Tapi kehidupanku juga, yang itu lebih berharga darinya.

--

Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang