1

1 1 0
                                    


(Jiho P. O. V)

"apa yang kau lihat sampai tidak berkedip seperti itu? "

Aku baru tersadar dimana lokasiku saat ini begitu mendengar suara itu yang tepat berada di sampingku,  tahu bahwa dia sedang berusaha melihat layar hpku yang dari tadi aku pandangi.

Segera,  aku mematikan layar dan memasukkan ke saku jaketku "tidak ada"

"begitu rahasia"

Kata Reno, salah satu teman asramaku di perguruan tinggi ternama di kota A.

"bagaimana dengan hal terkahir yang aku minta? "

Aku segera melihat di cemberut dan mengerutu, tahu bahwa dia belum menyelesaikannya

"berikan padaku sebelum tengah malam"

Kataku sambil berjalan ke balkon kamarku yang ada di lantai 3.

Bahkan dari luar aku masih bisa mendengar gerutuan Reno yang mengangap apa yang aku lakukan tidak adil.

Beberapa saat kemudian aku dapat melihat teman sekamarku yang lain masuk setelah membeli makanan. Porri yang begitu masuk segera meletakkan pesananku dan kemudian membuka laptopnya untuk melanjutkan pekerjaannya dalam diam dan Morgan yang sedang menganggu Reno dengan memakan snack yang di sukainya dengan ekspresi yang menyebalkan.

Kami berempat sama sama dalam jurusan yang sama, yaitu ilmu komputer dan sama sama di semester 6. Dan tidak banyak orang tahu,  tapi kami juga dalam perusahaan yang sama. Perusahaan yang sudah kami rilis dari satu tahun yang lalu.

Pada saat ini aku bisa menyakinkan diriku untuk mengatakan bahwa itu sebuah perusahaan walaupun masih hanya kami ber empat karena kami baru memkliki gedung nyata kami yang sebelumnya hanya kamar asrama yang kami gunakan untuk bekerja. Sebentar lagi kami perluh merekrut karyawan baru.

Kami merilis perusahaan komunikasi yang aku sebagai penaggung jawab utamanya. Dan sangat kebetulan aku bertemu orang orang ini yang memiliki keahlian dalam komputer di bagian masing masing.

Dengan kemajuan ini,  aku berani melakukan hal lainnya yang sudah sejak dulu ingin aku mulai.

Pada awalnya aku merasa keputusanku untuk menunggu diriku untuk siap adalah keputusan yang bodoh.  Tapi saat ini aku pikir bahwa ini adalah salah satu keputusan terbaik.

Aku ingin memberikan segalanya yang terbaik yang bisa aku berikan kepadaya.

Aku tidak tahu bagaimana pola pikir itu muncul.  Mungkin karena didikan dari orang tuaku, mungkin karena cara membesarkanku,  atau mungkin hanya karena dia adalah orangnya.  Dia sudah seharusnya memiliki apa yang dia inginkan.

Dalam pikiran itu,  aku kembali menyalakan layar hp yang masih menampilkan bilah yang sama,  yaitu pembaruan status dari Reana.  Orang yang menjadi subjek pikiranku.

Sejujurnya ini bukan pertama kalinya aku menatap pembaruan statusnya begitu lekat.

Dengan pikiran pikiran itu,  untuk pertama kalinya setelah sekian lama aku mengirim pada nomor itu.  Nomor yang sejak lama ingin aku hubungi, ingin aku tanya bagaimana harinya? Apakah dia sempat sarapan di pagi hari?  Apakah dia terlambat saat memasuki kelas? Atau mungkin bagaimana perasaanya ketika proyek yang sedang dia lakukan tidak berjalan baik?

Aku ingin bertanya begitu banyak.  Tapi pada akhirnya aku hanya menahannya.  Karena semakin aku mencoba menghubunginya semakin aku tidak akan fokus pada hal lainnya.

Dan pada saat ini,  inilah waktu yang tepat untuk menghubunginya.

***

(Reana P. O. V)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang