"Akhhh-! Shhh nghh-!" desah nya penuh sensual kala jemari itu meremas kuat pantat milik nya. Suasana yang remang membuat suasana sangat mendukung.
Di tambah lagi di dalam ruangan ini hanya terpampang kaca transparan membuat sang empunya dapat melihat seisi kota dan pemandangan yang sangat indah membuat nya tambah bersemangat untuk melakukan hal yang 'iya iya' kepada pemuda di hadapan nya.
"Ughh! Kinn-unghhh" laknat nya suara tersebut keluar membuat pria yang bernama Kinn semakin menunjukkan sisi dominannya.
Ia sudah tidak tahan lagi, di balik nya badan pemuda berkulit tan menghadap kaca besar, lalu ia himpit badan nya. Mereka sudah sama sama naked. Kejantananku sang dominan sudah mengacung sangat keras, di urut nya lalu mengocok pelan kebanyakan nya kemudian, memasukan nya kedalam lubang sang pemuda berkulit tan.
"AKHHHH-! Shhh fuckkkk!!! It's hurt!!!! Please! Keluarkan" erang sang pemuda berkulit tan, demi apapun pantat nya serasa di belah dua.
"Ssstt, calm down baby" bisik sang dominan kepada pemuda tersebut. Ia sedang berusaha mencapai titik sensitif sang submisif agar tidak terlalu sakit.
Sekali hentak, sang dominan langsung memaju mundukan kejantanan nya di lubang surgawi milik sang submisif.
"Ahhh fuckhh! Nikmat baby," sang dominan menjilat telinga milik sang submisif dengan sensual agar menambah rangsangan yang sangat dahsyat.
"Yeshh-! Akhh sialaann! Di sana nghh lebih dalam!"
Erangan dan desahan semakin terdengar nyaring bagai melodi yang bersahutan.
Plok
Plok
Plok
Entah sampai kapan itu akan berakhir, yang pasti sang dominan sudah mengeluarkan 3 kali bibit nya kedalam ladang tersebut.
.
"OKE! CUT!"
Sang sutradara mengintruksikan para pemain. Pertanda bahwa scene tersebut telah selesai di buat."Sialan! Sudah ku bilang! Jangan memasukan nya!"
"Ayolah po, itu bagian dari naskah"
"Bajingan! Jangan berlindung di balik kata naskah, brengsek!"
"Well, memang itu fakta nya Apo nattawin."
"Dasar sialan" gerutu Apo dengan wajah masam nya, kemudian keluar meninggalkan ruangan tersebut.
Mile yang melihat kelakuan partner nya hanya bisa tersenyum mengejek, mau bagaimana pun ia hanya memainkan peran nya, tapi ya sembari menyelam minum air boleh juga.
"Haha brengsek kau Mile, bisa bisanya kau memasuki nya." sang sutradara menghampiri Mile dengan santai nya. Bagi nya ini adalah pemandangan yang sudah biasa.
"Ayolah phi, bagaimana aku bisa menahan hasrat ku melihat tubuh Apo, kau tau sendiri hormon ku bagaimana jika di dekat Apo," ujar Mile sembari memakai bathrobe, kemudian menyalakan rokok nya.
"Itu bagus, penggemar pasti sangat menyukai genre yang seperti ini haha, tidak salah aku memilih aktor," sang sutradara tersenyum bangga terhadap nya. Bagi nya ini adalah pencapaian yang luar biasa dapat menyelesaikan scene yang begitu menegangkan.
"Tentu."
"Ya sudah, lebih baik kau kejar istrimu supaya tidak ngambek lagi."
Tanpa membalas ucapan sang sutradara, Mile langsung meninggalkan ruangan tersebut dan menghampiri Apo yang berada di balkon Kamar yang sudah di sediakan di masion ini tempat mereka syuting. Apo mengeluarkan puntung rokok dan menyalakan nya, kemudian menghisap nya.
"Kau marah padaku?"
"Menurut mu saja bajingan!"
Cup!
Mile mengecup bibir Apo dengan gemas.
"Oiiii! Jangan menciumku!" dengan kasar Apo mengusap bibirnya.
"Hahaha lucunya my kitty," bisik Mile di telinga Apo.
"Mau ku tonjok muka mu hah?!"
"Tidak, maunya di cium saja."
"Shia! Berhenti untuk menyentuh ku sialan! Berhenti untuk mengambil kesempatan dalam series ini Mile bajingan!"
"Bukan nya kau juga menikmati nya hm?"
Posisi Mile sekarang berada di belakang Apo, kemudian ia melingkar kan tangan nya di perut Apo.
"Mile, please kau tidak tau jadi pihak bawah itu sangat sakit, demi tuhan! Pantat ku serasa di belah dua!" Apo mengeluh kepada Mile yang notabene nya seniornya dulu.
"Tapi kau menikmati nya sayang." Mile mengelus perut rata milik Apo yang keras dan berbentuk sixpack. Tapi punya Mile lebih sixpack.
"Tidak!"
"Kau iya!"
"Tidak!"
"Iya!"
"Tidak!"
"Oke, aku minta maaf, aku seperti ini untuk menarik atensi para penggemar kita, untuk membangun chemistry kita juga Apo."
"Tapi tidak untuk memasuki ku Mile! Bajingan! Kau egois!"
"Khilaf po, maaf"
"Oiiiii!!! Kauu! Astagaa kau membuatku semakin kesal, kenapa kau harus menjadi partner kuuu!" Teriak Apo dengan frustasi. Mau di taro di mana muka nya. Ia itu adalah pria straight dan normal ya hanya saja pekerjaan nya yang menjadi aktor BL membuat nya di ragukan, tapi setidaknya jika ia masuk kedalam dunia pelangi, dia lah yang akan menjadi Dominan, bukan ia yang di dominasi, pikir nya.
Mile yang melihat Apo frustasi hanya bisa tertawa kecil, baginya frustasi nya Apo terlihat sangat menggemaskan.
"Bagaimana aku tidak tertarik dengan mu, bahkan wajahmu saja selalu terngiang ngiang di kepalaku," ujar Mile
"Cih! Aku normal bodoh!"
"Mana ada orang normal mau di tusuk"
"Oii! Itu karena mu bangsat!"
"Berhenti mengumpat! Atau aku akan memperkosa mu di balkon ini."
"Gila!"
"Ya, aku gila karna mu"
.
.
.
Test ombak buat para penumpang kapal MileApo. Mari menghalu bersama yuhuu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Layar : MileApo √
Fanfiction"Sialan! Sudah ku bilang! Jangan memasukan nya!" "Ayolah po, itu bagian dari naskah" "Bajingan! Jangan berlindung di balik kata naskah, brengsek!" "Well, memang itu fakta nya Apo nattawin." Mile dan Apo, mereka tidak seperti yang kalian bayangkan di...