Part.3

1.6K 248 12
                                    

Langit senja pun menemani perjalanan pulang shani ke rumah setelah mengitari kota Jakarta yang tiba tiba menjadi padat merayap.
Dan mengapa tiba tiba shani jadi kepikiran gadis mungil tadi? ah maksud saya, si gracia itu.

"Kalo di inget tadi ekspresinya lucu banget kalo lagi ketakutan gitu." gumam shani tanpa sadar menaikkan senyumannya.

Dengan cepat shani menggelengkan kepalanya dan mulai sadar setelah apa yang ada dipikirannya barusan.

"Hah, apa apaan sih? kok saya jadi memikirkan gadis tengil yang menyebalkan tadi?" gerutu shani yang tanpa disadari dia sudah sampai dirumahnya. Segera lah shani memarkirkan Jupiter digarasinya.

Tetap, hal yang pertama kali dilihat oleh shani ketika masuk rumah adalah sebuah keheningan. Shani sangat kesepian, sungguh malang nasib cewek maskulin satu ini.

Segera lah shani pergi menuju kamarnya yang berada di lantai dua dan merebahkan tubuhnya. Di cek lah handphone shani yang sedari tadi di silent mode. Shani agak terkejut melihat notifikasi handphone nya yang tiba tiba mendapat pesan dari nomor asing.

"Nomor siapa ini? perasaan saya tidak pernah memberikan nomor pribadi saya ke orang lain selain ke para kurcaci kurcaci saya." shani mengerutkan dahinya sambil membuka pesan dari orang asing tersebut.

+6281765xxxxxx
gua tunggu lo malem ini di sirkuit biasanya.
Bramasta.

"Bramasta?" bingung shani.
"Dapat drmn dia nomor handphone saya?" gumam shani dalam hatinya.

Segera lah shani mengirim pesan ke grup chat yang ada di handphone nya untuk mengabari kawan kawannya.

💀JELMAAN IBLIS💀

zee: woe woe woe
jinan: ada paan sih zee ada paannnn
zee: gua td sempet papasan sama bramasta pas balik dr kampus, dia di deket sirkuit yang biasa kita pake buat tanding balap

Seolah semesta mendukung dan mendengar isi hati shani saat ini, tanpa berlama lama shani pun ikut mengabari para kurcacinya.

zee? lo seriusan papasan sama bramasta?
lo tau ga? gua barusan aja dapet pesan dari bramasta. dia ngajakin balapan lagi di sirkuit biasa kita pake

adel: yg bener shan? wah tuh anak emang gabisa dibiarin lagi deh
zee: bener shan kita gabisa diemin si bramasta itu. karna kalo kita diemin bakal ngelunjak trs dia. pengen banget gua bikin kakinya patah huh.
gita: gua matahin lehernya aja deh.
jinan: gua matahin lengannya aja gimana?

Shani tidak habis pikir dengan pemikiran psycopath kawan kawannya ini. Tapi justru itu yang bikin shani makin semangat untuk memberi pelajaran pada bramasta.

kenapa jadi psyco gitu anjer, tapi gapapa gua setuju buat ngasih pelajaran ke bramasta.
tar malem langsung ke markas aja, oke?
Read by 4.

Memang mereka ini sama sekali tidak punya adab.

------------

Di lain tempat, si gadis mungil pocket size ini berjalan lunglai masuk kedalam rumahnya. Rumahnya tampak sepi, entah pergi kemana bundanya.
Karna cukup mengherankan saja, tidak biasanya bundanya pergi tanpa mengabari gracia.
Gracia yang masuk kedalam kamarnya pun langsung merebahkan tubuhnya yang sangat lelah dan mulai menutup matanya perlahan.
Tak lama, kemudian gracia teringat dengan kata kata lelaki yang mengganggunya kemarin.
Gracia membuka matanya dan bermonolog dalam hatinya.

NAYANIKA SENANDIKA (OG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang