The Killer 5 (Bab 10 : Dia.. memang terlalu indah untuk menjadi kenyataan)

109 12 5
                                    

Warning!
Bahas random, tata bahasanya juga hancur
Latar : Jepang, Tokyo
Bahasa : Indonesia
Pair : NarufemSasu
Rate : T
Genre : horor, fiksi umum, fantasi
Story by : tiggerrrawrr
Don't like don't read

Ket ;
'Sasuke' : Sasuke tokoh asli dalam novel

The Killer 5 (Bab 10 : Dia.. memang terlalu indah untuk menjadi kenyataan)

Naruto belong to Masashi Kishimoto
Happy reading.

Seisi kelas 12A langsung dibuat panik akibat Sasuke yang pingsan dalam dekapan Naruto sehabis terkena bola basket yang dilempar oleh Kiba. Gilanya, bukannya tidak sengaja tapi pemuda bertato segitiga terbalik itu kini sengaja melempar kuat bola basket dan mengenai kepala Sasuke, lagi.

Naruto panik bukan main, pemuda itu cepat-cepat membawa pulang sang kekasih ke rumahnya, dan dikarenakan orang tua Sasuke sedang ada keperluan diluar, juga Itachi yang sedang bekerja, maka Naruto harus menjaga dan merawat Sasuke seharian penuh.

Perhatian, kesabaran dan kasih sayang Naruto saat merawatnya benar-benar membuat perasaan Sasuke makin tak karuan. Ia tidak munafik untuk mengakui bahwa kencan kemarin adalah hal yang sangat membahagiakan baginya. Maklumlah, ia tidak pernah merasa bahagia seperti itu selain saat perusahaannya mengadakan piknik setahun sekali.

Saat ia sedang demam sekarang ini, dia dibuat bersyukur ketika Naruto menyelamatkannya saat ia hendak bunuh diri dulu. Mungkin jika Naruto tidak menyelamatkannya, maka ia pasti akan benar-benar terjebak atau yang paling buruk.. mati dalam dunia ini.

Sasuke tak dapat menampik perasaan yang berkembang indah di hatinya, perasaan spesial terhadap pemuda Namikaze itu. Tapi Sasuke bersikeras (menjurus ke keras kepala) untuk menjauh dari Naruto.

Dengan begitu, keesokan harinya, hari terakhir dirinya berada di dunia ini, Sasuke benar-benar menghindari Naruto dan menjaga jarak aman dari pemuda itu. Saat pandangan mata onyx nya menangkap keberadaan Naruto, secepat mungkin kakinya bergerak menjauh dari area pemuda itu.

Seharian penuh Sasuke menghindar secara terang-terangan, hal itu mampu membuat Naruto merasa geram padanya. Hingga jam pelajaran berakhir, Naruto tak dapat membendung emosinya lagi.

Saat Sasuke sedang menyusuri lorong kelas untuk pulang, Naruto tiba-tiba datang dan menarik tangan Sasuke menuju lorong yang sepi, mengukung tubuh gadis itu serta mengeluarkan aura tak bersahabat.

"Kau menghindariku." Sarkas Naruto dengan gigi bergemeretak.

Mulut Sasuke terkatup rapat, mata onyx terhalang kacamata baca memandang wajah menahan amarah Naruto dengan sorot tenang. Emosi labil remaja dihadapannya bukan apa-apa dibandingkan dengan amukan bos perusahaannya.

Sasuke mengulum senyum mengejek dengan sebelah alis terangkat, "Oh ya?" Tanyanya menantang.

"Baiklah, jika menurutmu aku salah, aku minta maaf. Setidaknya kau tidak perlu menghindar dariku!" Tukas Naruto kesal, emosinya perlahan melunak setelah ia mengeluarkan segala unek-unek yang dipendamnya.

Sasuke mengerutkan kening, merasa tersinggung dengan ucapan Naruto. "Mudah sekali kau berpikir kalau kau salah dan meminta maaf padaku seringan itu." Ujarnya pedas bersedekap dada.

Naruto mendesis, merasa tak habis pikir dengan jalan pikiran gadis dalam kukungannya ini. Irisnya memang intens wajah Sasuke, semakin lama menatap paras cantik si raven membuat Naruto salah tingkah hingga wajahnya memerah.

 Irisnya memang intens wajah Sasuke, semakin lama menatap paras cantik si raven membuat Naruto salah tingkah hingga wajahnya memerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang