Ah, malam ini membosankan sekali, aku tak tau harus berbuat apa, berbaring di kasur saja membuatku lelah.. ah, iya! Tadi sore aku sempat mampir ke toko buku untuk membeli novel "The World Is Not For Me, But For You". Novel itu menceritakan seorang Putri dari sebuah Kerajaan, Putri tersebut tidak dianggap sebagai 'Putri Mahkota' oleh sang Kaisar, padahal dia anak tunggal! Dan yang diangkat jadi Putri Mahkota adalah sepupunya yang lebih muda 2 tahun darinya! Daripada hanya berbaring di kasur seperti ini lebih baik aku membaca novel itu saja.
Halaman demi halaman kugeser, jam terus berjalan sesuai dengan arahnya, hingga menunjukkan pukul 2 dini hari. Hingga akhirnya aku selesai membaca novel tersebut, ah, iya, besok aku masih harus kuliah, yah.. padahal masih ada beberapa novel yang ingin ku baca!
Aku langsung berbaring di kasur, menyelimuti diriku dengan selimut, dan menutup mataku.
Pagi sudah tiba, embun menetes dari daun-daun segar di luar, dan cahaya matahari telah menerangi cakrawala. Ku raba handphoneku yang berada di bawah bantalku. Tunggu, sudah jam 7 pagi..
AKU TERLAMBAT BANGUN, KELAS AKAN DIMULAI 30 MENIT LAGI.
Sebisa mungkin mengulur waktu, aku terlalu panik karena terlambat sampai aku lupa untuk sarapan, aku bergegas pergi ke kampus dengan menggunakan kendaraan umum, ya, walau itu memakan waktu yang lama, tapi, tidak ada pilihan lain. Setelah turun dari kendaraan umum yang kunaiki, aku berlari sekuat tenaga menuju Kampus. Hingga akhirnya aku sampai tepat waktu, dan kelas diundur karena si Dosen terjebak macet.
Oh, tunggu, ada pesan dari adikku.
Adik Tersayang:
"Kak, apakah Kakak bisa datang ke pentas drama pertamaku sore ini? Kebetulan Gedungnya tidak terlalu jauh dari Kampus, dan juga waktu yang sudah ditentukan bersama adalah pukul 15.30, itu beberapa menit sesudah jam pulang Kakak, kuharap Kakak bisa hadir menyaksikan pentas drama pertamaku."
"📍 Gedung Jarse Kembar."
"Oh, ya, nanti Kakak tinggal masuk saja, aku sudah mengatakan ke pengawas untuk memberi Kakak tiket masuk."
7.45 PM"Oh, baiklah, akan ku usahakan untuk menonton pentas pertama Adikku tersayang ini, do'akan semoga Kakak tidak terlambat untuk menghadiri pentasmu."
7.47 PM"Semoga Kakak tidak terlambat, sekalipun terlambat aku akan menunggumu, Kakak!"
7.48 PM
"Sampai jumpa! Aku akan berlatih sebentar!"
7.48 PM, seen.Sebelumnya adikku takut untuk tampil di hadapan banyak orang, tapi semenjak ia mengikuti ekstrakurikuler drama di sekolahnya ia mulai berubah, ia menjadi lebih percaya diri.
Ah, sebentar lagi kelas dimulai, sebaiknya aku jangan terlalu banyak berpikir yang lain.Tak terasa sudah hampir selesai jam pelajaran hari ini, aku terlalu ingin cepat pulang dan istirahat. Saat jam pulang tiba, aku langsung pergi ke taman di dekat Kampusku, menghirup udara segar, dan aku membuka di handphoneku.
2 pesan baru
Adik Tersayang:
"Kakak, apakah kakak sudah selesai? Cepatlah kesini, acara akan segera dimulai."
3.18 AM
"Cepat, ya, Kakak!"
3.28 AMEH- ACARANYA JAM 15.30, DAN SEKARANG SUDAH HAMPIR PUKUL 4, AKU HARUS BERGEGAS KESANA.
Aku sesegera mungkin berlari menuju Gedung yang dikatakan adikku, tanpa memedulikan sekitar, aku hanya fokus berlari. Saat aku menyebrangi jalan tanpa ku sadari ada mobil yang sedang melaju kencang di dekatku, aku tertabrak, ya?.. Aku masih belum ingin mati, aku belum menyaksikan pentas drama adikku, aku harus bagaimana? Aku belum ingin mati! Tapi jika ini sudah menjadi takdirku apa boleh buat..
Tiba-tiba saat aku tak sadarkan diri ada suara yang terdengar, aku tak tau itu dari mana, jelas-jelas suara itu mengatakan
"Hey, ubahlah takdir gadis malang ini, bantu dia!"
BAGIAMANA DENGAN ADIKKU!?
"Tenang saja, dia aman."Saat aku terbangun bukannya ada di Rumah Sakit, malah ada di kamar yang rapi dan indah, aku mencoba mengamati sekitar, tunggu.. badanku.. menciut? Aku merasa tubuhku jadi semakin kecil daripada sebelumnya, aku mencoba berdiri dan pergi ke balkon. DUNIA APA INI? KENAPA ADA GEDUNG SEPERTI ITU? INI KERAJAAN? TAPI MENGAPA AKU BERADA DISINI! LALU BAGAIMANA DENGAN ADIKKU?
Aku berusaha menyelinap keluar, tapi sia-sia, pelayanan menangkapku.
"Eh? Nona Lex sudah bangun? Selamat pagi Nona." Sambut pelayan tersebut.
"Hah? Siapa?" Kataku kebingungan.
"Saya berbicara dengan anda, Nona." Pelayan itu menggendongku dan membawaku entah kemana.Aku baru ingat, Lex itu nama panggilan dari Lexian, maksudku Lexian Revish De Serche Fleich. Pemeran utama novel yang kubaca kemarin, dan pelayan ini sepertinya adalah pelayan pribadi Lex, Ryla.
Saat Ryla membawaku entah kemana aku sedikit melontarkan pertanyaan singkat.
"Ry, kenapa Ayah melemparku kesini, bukannya digedung utama!" Kataku sambil memasang wajah sok sedih, amit-amit aku sebenernya!
"Hm? Nona jarang sekali bertanya seperti itu, memangnya ada apa, Nona? Apakah ada sesuatu yang membuatmu ingin tau?" Ryla menatapku dengan lembut.
"Aku cuma penasaran!" Sahutku.
"Nona nanti akan tau sendiri, bersabar, ya." Ryla tersenyum tipis.Aku teringat salah satu adegan dimana Lexian bertemu Ayahnya, Yang Mulia Lennox. Ia pertama bertemu Ayahnya pada umur 12 tahun, dan ia mati pada umur 18 tahun. Saat itu adalah hari penobatan sepupunya yang naik takhta menjadi Putri Mahkota. Lexian datang ke kekaisaran, Sepupunya tidak menyukai adanya Lexian di acara penobatannya, ia menyuruh Lennox untuk menangkap dan tak segan-segan menghukumnya. Lennox hanya bisa menuruti permintaan sepupunya tersebut, dan Lennox menyuruh para Prajurit untuk menangkap Lexian, lalu Lexian mati di tangan Ayah kandungan sendiri, padahal Lexian tidak salah!
... Aku mulai mengerti maksud dari ucapan yang kudengar di benakku. Mungkin 'Gadis Malang' yang dimaksud adalah Lexian? Dan "bantulah dia!" Itu maksudnya membantu Lexian agar ia tidak mati di tangan ayahnya? Tapi itu sudah takdir! Peristiwa itu masih lama, mungkin sekarang aku berumur 4 tahun? Masih ada waktu 14 tahun lagi!"Nona, Nona!" Kata Ryla sambil menghawatirkan ku karna aku daritadi bengong.
"Ah, iya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life In Novel
Short StoryKisah singkat dari seorang remaja yang baru saja membeli novel edisi terbaru, ia terlalu asyik membaca novel tersebut sampai lupa tidur. Ia terlambat bangun, lalu ia secepatnya mungkin bergegas berangkat kuliah, dan saat jam pulang dan mampir ke tam...