[⚠️2000+ WORDS⚠️]
Vomment jusaeyo... ❤️Saga menghela napas panjang. Dera tak kunjung menjawab telpon darinya. Bahkan ketika dia bertanya pada Vannessa apakah gadis itu sudah menyampaikan pesannya pada Dera, gadis itu mengaku sudah melakukannya.
Saga menatap hampa layar ponsel yang di sana tertera nama Dera. Jujur saja, melalui satu hari pun tanpa suara gadis itu Saga merasa kurang semangat dan seperti ada yang hilang.
Drrrt
Ponsel Saga bergetar, dengan cepat Saga mengangkat telpon itu.
"Halo Ra, kok telpon gue ga diangkat angkat sih?"
"Ra? Maksud kamu Dera?"
Saga mengernyit, sedetik kemudian dia menarik ponselnya dan melihat nama yang tertera di sana. Itu Agatha, Saga segera mengangkat panggilan itu tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelpon.
"Maksud aku..."
"Udah deh, ga usah ngelak, udah ketangkep basah gini masih mau ngelak, ngapain kamu telponin Dera mulu?"
"Bukan gitu sayang, aku cuma khawatir, kamu tahu kan ibunya Dera nitipin Dera ke aku?"
"Ga, ibunya Dera itu udah mati, kamu bisa aja abaikan itu" Saga hendak protes, namun Agatha kembali bersuara,
"Ooooh, atau ini cuma alasan kamu doang supaya bisa terus-terusan deket sama Dera, ya kan!?"
"Bukan gitu Ta-"
"Udah deh Ga, aku tuh capek sama kamu"
Tuuuttt
Panggilan telpon itu terputus sepihak. Saga lagi-lagi menghela napas panjang.
"Gue juga capek" Saga memijat pangkal hidungnya, mulai muak dengan semua ini.
///
Suasana kantin yang riuh mendadak hening tatkala langkah seorang pria terdengar. Pria bertubuh kekar dengan setelan jas serba hitam menyita atensi seluruh penghuni kantin. Tak terkecuali Dera dan Vannessa.
Dera melotot begitu mendapati sosok pria itu semakin mendekat ke arahnya.
"Nes, tutupin gue Nes!" Dera menarik-narik baju Vanessa untuk bersembunyi dibalik tubuh Vannessa.
"Telat Ra! Itu dia udah liatin lo dari tadi"
Dera pasrah begitu pria itu sudah sampai di hadapannya.
"Permisi Non Dera, saya datang untuk menjemput Non Dera"
"Lo ga lihat gue lagi di sekolah? Ini masih jam sekolah"
"Maaf Non, saya hanya diperintahkan oleh Nyonya untuk segera menjemput Non Dera"
"Gak! Gue gamau!" Dera menarik Vannessa untuk menutupi dirinya sebagai tameng.
"Non Dera pilih ikut saya ke rumah Nyonya, atau saya lapor ke Tuan Zaveron?"
"Eh kenapa jadi lo yang ngatur-ngatur gue?" Sulut Dera dengan nada tidak santai.
"Semua tergantung sikap Non Dera"
"Ck! Ngeselin lo!"
"Dah Ra, ikut aja, daripada lo balik ke rumah Papa lo" Ucap Vannessa yang seketika membuat Dera melunak.
Dera melangkah sayu, menatap jengah ke arah pria tersebut.
///
Dera kembali menjamah tempat yang benar-benar sudah lama ia tidak menapakkan kakinya di sana. Rumah besar tinggi menjulang bak istana memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Tapi tidak dengan Dera, tak pernah sedikitpun terlintas dalam pikirannya untuk mendekati kawasan rumah mewah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALVERA | EN- Lee Heeseung
Fanfiction[SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA YEOROBUN ☺️] ga perlu deskripsi, karena cerita ini penuh dengan plot twist (aka dadakan) silahkan menilai sendiri, kalau suka vote and comment yang positif, kalau ga suka jangan ninggalin comment yang nyele...