Ini Rasanya Remuk Hati (Bab 11)

0 0 0
                                    

Ini adalah Puisi Venti saat senjakala, setelah paginya ia mendapat kabar bahwa Sani akan segera kembali ke bumi. Ironi nya ketika sang gadis sedang mencari cara untuk membuka portal, perasaan sang penyair tak mudah mengikhlaskan kepergian yang akan datang.

Senja menurun kian cepat.

Sudah 2 dekade aku mengenal si gadis bumi

Tapi, saat dia berkata bahwa dia akan pergi segera,

2 dekade serasa hanya 2 jam

Aku teringat saat pertama kali kutemui dia di bawah remang bintang malam

Ku ingat rembulan waktu itu tak unjuk diri

Mungkin ia merasakan pahit hati sang gadis

Hingga ia pun tak menunjukkan sinarnya

Tambah di depan gubuk kecil aku menangis

Tak sadar jati diriku terungkap lewat kalimat nya

Bintang berjatuhan, air mata berlinang

Aku juga ingat bahwa sejak ada dia

Aku candu menemani nya

Bodohnya aku pernah meninggalkan

Walau akhirnya gubuk kecil itu lah tempat aku kembali lagi

Dia bilang : Kebahagiaan, rasa, syukur, kesehatan dan teman yang mendukung.

Pikirku ia hanya gadis bumi biasa

Padahal ia sudah membuka kesepian ku

Sudah menemani kekuranganku

Mengetahui, menerima dan menjalani nya dengan angin ini

Bukankah harusnya aku bergembira?

Bila ia kembali ke bumi asalnya?

Bila ia bertemu dengan keluarganya?

Orang yang dia sayang?

Kau seharusnya bahagia Venti!

Haha!

Tidak...

Nyatanya tidak

Kenapa ia harus pergi?

Ia tak bermaksud meninggalkan ku

Aku tahu itu,

tapi perasaan tetap berkata sedih

Ia pernah bilang :

Bahkan kalau Venti pun ditemukan tak bertubuh

Dia berkata, ia akan tahu

Karna selama ini

Ia bertemu

Bersama jiwaku, bukan tubuhku

Aku sayang gadis bumi itu.

❣️❣️❣️

Venti And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang