Ep 13 pondok dan hanya teman?

159 20 0
                                    

5 tahun berlalu, kondisi ayah Zenith sudah sehat, sekarang ayah Zenith sudah mulai menulis buku kembali

Melalui pesan pesan yang ia kirimkan ke Jeremy, Zenith tau kondisi Jeremy maupun keluarganya

Menurut surat yang Jeremy berikan, ia sudah memperingati ayahnya dan kediaman agriche kembali menjadi semula, sunyi seperti tidak ada kehidupan

Jeremy berencana mengagetkan Zenith, ia dalam perjalanan ke greenmiland

Zenith dkk juga kembali bekerja seperti biasa, yang paling spesial adalah Bein dengan ilyn jadian, sang kakak ilyan pun sekarang masih tidak percaya jika adiknya sudah punya gebetan

Di tengah malam yang sunyi ini Zenith sedang menemani ayahnya yang sedang menulis buku

Duduk disofa samping ayahnya, Zenith kerap memainkan rambut ayahnya juga sesekali melihat apa yang ayahnya tulis

Anastacius gemas dengan kelakuan putrinya, ia seringkali mencium pipi putrinya, dan mengelus rambutnya

Kedua ayah dan anak ini menghabiskan waktunya dengan kegiatan ringan

Biasanya memang Zenith dulu yang tertidur, tapi entah mengapa kali ini ayahnya tertidur lebih dulu, anastacius tertidur di samping putrinya

'mungkin ayah terlalu lelah, lebih baik aku juga bersiap siap untuk tidur' batin Zenith yang tengah melihat ayahnya tertidur pulas

Namun

Tok tok tok!!!

'malam malam begini, siapa ya?' batin sang gadis

Karena Zenith takut akan terjadi sesuatu yang buruk ia melihat orang tersebut melalui lubang kecil terlebih dahulu

Betapa kagetnya gadis bersurai coklat itu, melihat sahabatnya yang sudah 5 tahun tidak ia jumpai

Suara terbuka nya pintu terdengar, suara langkah kaki dan angin yang tenang, terpeluklah Jeremy dalam dekapan Zenith

"N-nona kelinci?"

"Tuan, saya kira siapa, Ternyata tuan, saya benar benar rindu tuan"

"Aku juga merindukanmu nona kelinci" ucap Jeremy yang sudah nyaman dengan pelukan Zenith, sampai ia hampir tidak ingin melepaskannya

"Mau mengobrol lebih lanjut dengan ku?, Ayo ikut aku, nona"

"Malam malam begini, kemana?"

"Adadeh, sekarang pergilah memakai baju yang sudah aku berikan dulu, dan pakailah"

"B-baik tuan"ucap sang gadis

Zenith pun mulai masuk kedalam rumahnya menuju kamarnya dengan mengendap endap agar tidak membangunkan sang ayah

Memakai baju, dan segera pergi keluar, sang gadis terburu buru takut membuat Jeremy menunggu

"Ma-maaf tuan, saya membuat anda menunggu" ucap gadis tersebut sambil menundukkan kepalanya

"Tidak masalah, sekarang ayo pergi kesana"
Ucap Jeremy sambil menarik tangan Zenith

'sebenarnya tuan Jeremy ingin mengajakku kemana?' tanya Zenith didalam hatinya

Melewati hutan yang penuh dengan pepohonan, Jeremy dan Zenith akhirnya sampai di sebuah pondok

"Kita sudah sampai, ayo masuk ke dalam"

"Tuan, ini pondok siapa?"

"Tidak tahu, aku menemukannya saat berkeliling dihutan ini, yang pasti pondok ini tidak digunakan"

Jeremy diikuti Zenith mulai memasuki pondok tersebut

"Zenith duduklah" suruh Jeremy, Zenith tentu saja segera duduk dan

Bruk

Tidak lama setelah Zenith duduk, Jeremy tidur di pangkuan Zenith

Tentu saja sang gadis kaget

"Nona kelinci, apa kau senang aku kembali kesini?"

"Senang! sangat senang tuan"

"Nona kelinci, kau menganggap ku sebagai apa?"

"Ehm,,, apa ya tuan" ucap Zenith sambil pose berpikir

"Kenapa kau berpikir?" Tanya Jeremy sambil menatap gadis tersebut

"Ingin saja hehehe, mungkin saya menganggap tuan sebagai sahabat lama"
Ucap Zenith sambil terkekeh

'sahabat ya?' batin laki laki bersurai hitam itu

"Apakah kau punya kekasih, nona kelinci?" Tanya Jeremy lagi

"Tidak, saya tidak dibolehkan untuk punya kekasih sama ayah"

'apa apaan calon mertuaku itu, dia tidak membolehkan anaknya mempunyai kekasih? Dasar br*ngsek' batin Jeremy sambil mengumpat

"Adakah orang yang kau sukai, nona kelinci?" Tanya Jeremy sambil mendekatkan wajah Zenith ke wajahnya

"S-sekarang m-masih belum a-ada tuan" ucap Zenith sambil terbata bata

'dari tadi tuan Jeremy banyak melontarkan pertanyaan ya?' batin Zenith

"Tipe idealmu?" Tanya Jeremy

"Mungkin saya tidak punya tipe ideal hehe"

"Kau yakin?"

"Kan saya bilang mungkin"

"Oh, saya jadi penasaran dengan tipe ideal tuan"

"Rambutnya panjang, warna rambutnya seperti warna kayu, manik matanya besar, warna matanya yang seperti daun, tingkahnya imut, mungil, kurus, mempunyai tinggi yang lebih pendek dari ku, dan,,,"ucap Jeremy panjang lebar

"Dan?" Tanya Zenith yang kebingungan

'Dan sederhananya kau zenith'batin Jeremy

"Tidak kok" ucap Jeremy sambil tersenyum

"Anda menjelaskan dengan sangat terperinci ya"

"Tentu saja dong"

"Oh iya, tuan sekarang sangat tinggi ya" ucap Zenith sambil menatap dekat mata Jeremy

"T-tentu saja dong, nggak kayak kamu" ucap Jeremy yang pipi dan telinganya memerah

"Maksud tuan?, Saya pendek?"

"Iya kan?"
Mendengar kata tersebut Zenith langsung menguyel uyel (apasih bahasanya😥) pipi Jeremy

"Aduhh,,, sakit, iya iya nona kelinci paling tinggi sedunia" ucap Jeremy terpaksa

"Oh iya tuan akan kembali kekediaman tuan?" Tanya gadis bersurai coklat itu

"Iya, tapi mungkin masih lama"

Mereka mengisi waktu dengan berduaan dan mengobrol ringan

Waktu mulai pagi sekarang sudah jam 3, sudah waktunya Zenith untuk pulang

"Besok saya akan menemui nona, sekarang biar saya antarkan pulang" ucap Jeremy sambil mengulurkan tangan

"Terimakasih"

Perjalanan mereka berakhir dengan selamat, Jeremy mengantarkan Zenith sampai kedepan pintu, namun ada suatu kejadian sebelum Zenith masuk kerumah

Cup!

Suara kecupan Jeremy ditangan Zenith, yang pada akhirnya membuat Zenith memerah sekujur badan

The bunny is mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang