dua

25 4 0
                                    

Awal dari semua.

"nu gue mau daftarrin diri buat lomba ngelukis deh" ucap Rafa yang sedang berbaring di kasur milik Janu

"Aza lagi?" Rafa menganguk

"Lo kenapa gak sama xio aja sih raf, gue ikhlas kok kalo xio buat Lo" ucap Janu dari kursi di dekat meja belajar

"Bukan itu NU yang gue mau, gue akan lakuin segala cara buat dia jadi suka gue" ucap Rafa tidak mau di larang

"Tapi Lo sama aza kaya gak di anggap manusia raf, gue muak lihat muka ularnya di depan xio sama gue.....kalo sama Lo?" Rafa terbangun dari rebahannya dan Duduk menatap Janu

"Sejak kapan NU?" Janu hanya diam ia tidak mau menjawab "sejak kapan Lo tau ini NU?!"

"Jawab gue!"

"Udah lama" Jawab Janu Tanpa melihat ke arah Rafa

Mereka terdiam tidak ada yang berbicara hingga Nara mengetuk pintu kamar Janu

Tok...tok...tok..

"Masuk ma" jawab mereka berdua berbarengan, Nara melihat dua anak ini dengan tatapan mengintimidasi "kalian berantemin apa lagi hmm? Sampe kedengeran loh dari dapur Janu, Rafa kok diem mama tanya loh"

Mereka masih diam "ya sudah cepat keluar makan malam, jangan sampai kalian menyesal karena berantem" ucap Nara lalu keluar kamar Janu

Janu dan Rafa bertatapan simrik "apa" mereka berdua mengatakannya berbarengan lagi

•••

Janu, Rafa, Nara dan Dion sedang berada di meja makan mereka semua makan dengan tenang tanpa bersuara, memang sudah menjadi hal biasa di keluarga ini.

Setelah selesai menghabiskan makanannya Janu dan Rafa hendak pergi ingin ke kamar Janu untuk tidur namun Dion papa Janu menyuruh untuk Duduk dahulu ada yang ingin di bicarakan.

"Anak anak papa kenapa hmm?" Lagi lagi mereka hanya diam "papa gak pernah ngajarin kalian untuk diem" papa Dion dan mama Nara tahu jika mereka bertengkar, itu bukan masalah kecil yang bisa di selesaikan dengan singkat.

"Rafa terlalu bodoh dalam cinta."

"Gue gak bodoh NU, itu cara gue"

"Diam papa gak nyuruh kalian berantem, coba ceritain kenapa"

"Pa, papa tau azani?" Tanya Janu

"Ko-

"Diam dulu Rafa biar papa tau ceritanya, lanjut nu"

"Rafa suka sama azani tapi azani suka janu, Rafa udah lakuin semuanya demi dapetin hati azani tapi azaninya gak ngangep Rafa seperti manusia. Azani gak se baik yang papa tahu dia licik.... Muka ulet" jelas Janu pada Dion

"Tapi pa, Rafa percaya kok kalo azani bisa berubah Rafa gapapa"

"Tuh kan bodoh emang"

"Janu gak boleh gitu, inget kata papa baik baik kamu Rafa, kamu boleh tunjukkin apapun untuk memikat hati seseorang tapi Rafa juga harus menjaga harga diri Rafa"

"Iyaa pa Rafa ngeri, maaf..."

"Ayo sekarang kalian baikan, gak boleh berantem gitu"

Okey cara Dion ini berhasil mendamaikan dua bocah anak Adam ini dengan tenang, mereka berdua saling berjabat tangan ala anak cowok cool

"Nah gitu baru anak papa Dion" ucap Dion dengan bangga

Nara yang habis cuci peralatan makanan tadi datang dengan terheran heran karena suami dan anak anaknya tertawa bahagia di meja makan "ih kok mama gak di ajak sih, kenapa nih sering dong" ucap Nara yang sekarang duduk bergabung

aku benci Seni | Noren.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang