Win kembali ke sekolah diantar adiknya menaiki sepeda, dia memakai jaket biru yang seperti biasa di sekolahnya.
"Kuat banget mentalnya." Ucap cewek yang lagi duduk diatas meja sambil natap win yang berjalan kearahnya dan ke belakang duduk di kursinya.
"Liat aja penampilannya, lusuh, kucel, bau alkohol juga." Ucap mereka yang ada di kelas.
Guru datang dan mereka belajar seperti biasanya, win sudah kelas 3 SMA dan sebentar lagi dia Lulus, dia bisa bertahan dan sebentar lagi keluar dari penjara ini.
Win belajar giat seperti biasanya, dia nggak bego2 amat dan Ranking di kelasnya juga lumayan, sampai jam istirahat di mulai dia pergi ke kantin untuk makan siang.
"Anak miskin kaya elo gak pantas makan di tempat orang kaya." Perempuan itu menuangkan Coca-Cola ke atas nampan milik win yang membuat seluruh makanannya terisi air Coca-Cola.
Win berdiri untuk menjauhi mereka tapi dua anak lelaki itu memegang bahunya dan memaksanya duduk kembali.
"Mau kamu apa??" Tanya win.
"Lo berani ngasih pertanyaan sama gue?? HAH???" Teriaknya sambil menuangkan makanan win ke wajahnya.
Perih rasanya di tampar makanan yang sudah tercampur air Coca-Cola, win diam tidak bisa bergerak karna bahunya ditahan.
"Anak haram kaya elo harusnya gak pantas sekolah disini, jijik." Terus dia pergi.
Win di tertawakan semua orang, dadanya terasa sakit, bajunya kotor dan tidak ada yang membantunya sama sekali.
Dia pergi ke toilet sambil membersihkan badannya, dia ingin pergi dari sini ke tempat yang jauh, dia ingin berhenti tapi dia tidak bisa
•°•
Setelah jam pulang sekolah, win berjalan di koridor untuk pulang, tapi langkahnya terhenti saat bright berjalan kearahnya, dia gak mau orang yang ngasih dia bunga waktu itu melihat dirinya yang menyedihkan, baju kotor bau alkohol dan Coca-Cola yang di siram anak2 tadi saat jam makan siang.
Dia berlari kearah yang lain namun rambutnya di Jambak oleh dua lelaki yang di kantin tadi, mereka menyeretnya ke atap sekolah.
"ARGHHHHH." Mereka mendorong win sampai tersungkruk.
"Kalian mau ngapain lagi??" Tanya win mundur dengan perlahan.
Mereka yang berdiri tertawa dengan kejam melihat win dibawah sambil ketakutan.
"Panggil yang lain!!" Suruhnya.
Terus yang disuruh pergi sedangkan lelaki yang berdiri tadi jongkok di hadapannya sambil mengeluarkan rokok dan menyalakannya, dia menjambak rambut win sambil menghisap rokoknya dan mengeluarkan asap itu dihadapan wajah win.
"Gue gak ngerti, kenapa anak dungu kaya elo masih aja tahan di sekolah ini, mau pamer ke orang lain kalau Lo bisa sekolah disini dan berbaur sama orang kaya?? Hah??"
"Lepasin hiks... Gue mohon." Badannya lemas, dia gak bisa bergerak karna tekanan aura dari lelaki yang ada di hadapannya.
"Lepasin?? Siksa dia sampai gak bisa bergerak." Ucapnya saat orang2 yang dia suruh datang.
Empat orang anak disana menyiksa win dengan kasar, memukul wajahnya, menendang perutnya, menginjak kakinya, dan terus menendang dadanya sampai darah segar keluar.
Semua badannya sakit dan hampir hilang kesadaran, semuanya blur, dahinya luka sampai darah mengalir melalui pipinya.
"Pegang dia, dan suruh berlutut." Mereka memegang bahu win dan memaksanya berlutut, mereka menekannya sangat kencang sehingga lutut win terluka.
"Jadi?? Masih sanggup pamer sekolah disini?? Atau Lo mau ngadu sama guru kalau Lo di bully?? Gitu??" Tawanya.
"Drake?? Sean?? Salah gue apa??" Tanya win.
"Salah Lo ya?? Mungkin karna Lo lahir kedunia?? Jadi semuanya salah keluarga Lo, harusnya Lo gak lahir, Lo lahir kedunia dengan takdir yang menjijikan." Drake menoyor kepala win.
"TAPI GUE GAK BERHARAP DI LAHIRIN KE DUNIA,."
PLAK
Tamparan keras mendarat di pipi win, Sean ikutan mendekat dan membuka baju win dengan paksa sampai robek dan kancing bajunya lepas.
"Harusnya Lo gak meninggikan suara di hadapan muka gue."
"arghhhh, ARGHHHHHHHHH." Drake membakar dada win dengan rokoknya, panas, sakit, mau menangis sekencang apapun, mau berteriak sekencang apapun, Drake tidak berhenti menyiksanya, rokok yang padam terus di hidupkan dan di matikan dengan di tekan di dada win sampai membekas dan mengeluarkan darah.
Bau hangus daging terbakar, win sampai tidak bisa berteriak lagi, pikirannya kacau sampai dia di baringkan lagi dengan keadaan yang mengenaskan.
Badannya penuh luka lembab, darah yang bercucuran, kaki yang patah akibat terus menerus di injak, tulang rusuk yang sama2 juga patah, mereka meninggalkan win di atas atap sekolah itu dan win hanya bisa diam dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya.
Dia menatap langit-langit yang hampir berwarna orange, langit sudah hampir senja, dia masih berbaring, tidak bisa menggerakkan jari sedikitpun, kenapa dia tidak langsung mati saja?? Mungkin itu yang ada di pikirannya saat itu.
Kenapa dia harus terus menerus menderita?? Kenapa harus dia yang memiliki takdir menjijikkan ini??
Suara pintu terbuka, win melirik kearah pintu, seseorang berjalan mendekatinya, win tidak bisa melihat lelaki yang berjalan kearahnya dengan kaki jenjang sambil berlari meneriaki namanya.
Andai dia tahu siapa orang itu, dia akan berterimakasih karna sudah menyebut namanya dengan teriakan kekhawatiran.
END
Tapi boong awokawokawok
😂😁🤣🤣🤣TBC➡️
Suport aja terus ya, soalnya aku lagi meluapkan emosi aku dengan cara menulis,
Aku nggak lanjut buku ini karna aku gak tau alur dan permasalahannya mau gimana,
Sekarang aku udah tau dan selamat menikmati,Yang mau wajah 'Sean' di chapter selanjutnya aja
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH || Brigtwin
FanfictionWin terlalu rapuh dengan keadannya, yang selalu dia pikirkan--- "Tuhan, aku ingin pulang"_ Win metawin