Prolog

26 7 0
                                    

Makian terus mendarat ke telinga seorang gadis yang meringkuk bersembunyi di bawah meja. Tubuhnya bergetar sembari memejamkan kedua matanya. Pun wajahnya pucat penuh keringat. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain pasrah ketika sang ibunda menarik lengannya dengan kasar.

"Dasar kurang ajar! Selalu bersembunyi ketika dimarahi! Jangan menunduk!" teriak sang ibunda.

"Asyila!" bentak ibunya.

Spontan Asyila menaikkan pandangannya menghadap Mira. Gadis malang itu selalu dimarahi tanpa tahu apa kesalahannya. Pikirannya kosong, matanya sayu, ia tidak merespon apapun bahkan ketika Mira terus melontarkan makian kepadanya.

Mata Mira mengarah ke vas bunga yang tertata di atas meja. Tanpa menunggu lama, ia meraih vas tersebut untuk menghantam kepala Asyila.

Bugh!

Darah segar mengucur deras dari kepala Asyila. Gadis itu kehilangan keseimbangannya, lalu pingsan.

Jangankan rasa bersalah, secuil iba pun tak dimiliki oleh Mira untuk Asyila. Mira mendiamkan Asyila yang terkapar di lantai.

Selang lima menit, sosok pria gagah datang dengan wajah penuh urat. Matanya membulat geram, pun jas hitam yang ia kenakan masih berantakan.

Mira yang menyaksikan itu sontak berteriak, "Mau ke mana lagi! hah?"

Sembari merapikan kancing di lehernya, Rafly menoleh sinis ke arah istrinya.

"Apa pedulimu?" Rafly memiringkan senyumnya.

Langsung Mira menghampiri suaminya itu, ia menarik lengan Rafly agar Rafly mengurungkan niatnya untuk pergi. Namun hal itu hanya membuat Rafly semakin marah.

Brukh!

Tubuh Mira tersungkur mengenai Asyila. Napas wanita itu menyempit, namun tak membuat dirinya menyerah. Sekali lagi ia mencoba, kedua tangannya menahan kaki kanan Rafly hingga tendangan penuh tenaga menghempaskan Mira ke lantai.

Tanpa memedulikan istrinya, Rafly bergegas keluar untuk menemui kekasihnya. Bukan untuk pertama kalinya ia selingkuh secara terang-terangan, bahkan setiap harinya ia selalu jalan dengan wanita yang berbeda. Siapa yang tidak tergoda melihat pria kaya nan tampan juga.

Melihat suaminya yang pergi, Mira mulai menghancurkan seisi rumah, ia terus berteriak melampiaskan amarahnya ke semua benda yang dilihat oleh matanya. Bertahun-tahun ia menikah, sama sekali tak pernah diperlakukan baik oleh suaminya. Hal itu juga yang membuat saudara perempuan Asyila tak pernah betah di rumah.

Asyila menggerakkan kedua matanya, ia meringis kesakitan ketika bayangan tampak di hadapannya. Serangan bertubi-tubi terus berdatangan di kepalanya. Mira yang menyaksikan itu pun bersemangat untuk mendekat.

"Kamu! Masih punya nyali juga! Hah?" teriak Mira sembari menjambak rambut Asyila.

"A-am-pun, Ma," ringis Asyila.

Darah terus mengalir dari kepala Asyila, dahi gadis itu membiru, sepertinya mulai membengkak oleh luka yang terbuka. Air mata dan keringat bercampur di wajah putri bungsu itu.

"Ma, hiks...hiks...hiks." Pandangan Asyila mulai samar.

Mira masih dengan emosi yang meluap, kedua matanya tidak terdapat tatapan seorang ibu kepada anaknya, melainkan kebencian dan amarah yang terpahat di pandangannya.

Sebelum ada orang lain yang melihat, Mira menyeret tubuh Asyila ke kamar. Ia memaksa Asyila untuk berdiri, namun gadis itu sudah sangat begitu lemah untuk menumpu tubuhnya sendiri. Dengan kasar, Mira menarik lengan Asyila agar tubuh gadis itu bergerak. Butuh waktu 15 menit untuk memindahkan Asyila ke kamarnya.

"Gadis bodoh!" umpat Mira lalu meninggalkan Asyila.

Asyila yang setengah sadar, merekam jelas perkataan Mira. Namun ia sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan sepatah kata dari lisannya. Hanya tangis yang menggambarkan betapa terluka hatinya. Seorang ibu yang ia sayangi, dengan tega menyiksa dan melukai dirinya.

"Kenapa mama selalu menyakitiku? Apa salahku? Kenapa aku selalu menjadi bahan pelampiasan mama saat bertengkar dengan papa? Kenapa hanya aku? Kenapa mereka hanya menyayangi kak Arshita? Aku juga anak mereka kan?" batin Asyila.

Gadis malang itu pun memejamkan kedua matanya, kini rasa sakit di fisik dan hatinya terus beradu.

Lantas apakah yang terjadi pada Asyila selanjutnya? Kenapa Asyila diperlakukan berbeda oleh Mira?

____________________________

Terima kasih sudah sampai ke penghujung prolog ini, jangan lupa vote dan komen ya manteman❤️

PSEUDO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang