A Story of Us

173 14 0
                                    

Namaku Y/N L/N, seorang gadis yang hidup seorang diri di sebuah apartement. Keseharianku tak jauh berbeda dengan gadis-gadis lainnya. Aku menjalani kehidupan normalku sebagai seorang gadis yang menempuh tahun kedua ku disebuah akademi ternama. Setidaknya sampai aku bertemu dengan seseorang bernama Viktor.

Ya, pemuda air mancur itu. Pangeran senja yang muncul disebuah kebetulan yang terlalu kebetulan untuk dikatakan kebetulan. Sama seperti kebanyakan gadis lainnya kalau bertemu Viktor, aku terpana pada gurat wajah paripurnanya. Bukan berarti tidak ada yang lebih tampan daripada dia, tapi dia memiliki pesona-nya sendiri. Nampaknya dia cowok baik, batinku.

Atau setidaknya dia terlihat seperti itu.

"Woi, bengong pagi-pagi gak baik cuy!" Dirga menepuk punggungku, membuyarkan segala renunganku.

"Kebiasaan ah!" Sebagai balasannya aku menimpuk Dirga dengan penghapus. Cowok sialan, dia hanya tertawa.

"Maaf atuh neng." Dirga masih terbahak sambil memegangi perutnya.

"Iya-iya, aku maafin." Jawabku sambil merengut kesal.

Pagi itu memang berjalan sesuai rencanaku. Dirga akan mengagetkanku kalau dia menemukanku tengah menyelam ke dunia per-haluan. Dan biasanya disaat seperti ini Lili datang dengan senyum manisnya sambil menyapa kami berdua. Tapi tumben dia belum datang, tidak seperti biasanya. Apa dia dicegat Adam? No way, semua orang juga tau kalau Dirga dan Adam bertekuk lutut dihadapan Lili. Gadis itu punya kekuatan sendal jepit dengan daya hantam menakjubkan. Aku bahkan menatap jeri sewaktu dia melemparkan sendalnya ke Jack. 

"Lili mana?" Tanyaku tanpa bisa menyembunyikan rasa penasaranku.

Dirga mengangkat bahunya "Nggak tau, tadi Adam molor, jadi dia telat, kalau Lili malah udah ilang sejak abad ke-17." Jawabnya.

"Aneh, Lili kan gak kayak kalian berdua, dia harusnya udah dateng." Aku memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang dialami Lili. Panjang umur, dia datang tak lama kemudian.

"Pagi!" Sapanya ramah.

Tau julukan Lili? Julukannya adalah The Sunshine. Kenapa dia diberi julukan itu? Karena senyumnya hangat seperti mentari juga dia manis dan cantik tak terkira. Jangan tanya ada berapa banyak cowok yang menaruh rasa padanya, mungkin kalau kau tanya pada seluruh cowok disekolah, mereka akan mengakui kalau mereka menyukai Lili. Dia sempurna, walau kata Dirga dia punya penderitaan yang tidak semua orang rasakan.

"Pagi juga." Balasku "Habis dari mana? Tumben baru dateng jam segini." Tanyaku.

Lili hanya tertawa kecil, nampak salah tingkah "Itu, tadi aku papasan sama Viktor...Hehehe." Dia menjawab malu-malu, sebuah rona merah muncul di wajahnya.

Pemandangan langka.

"Oh, cowok kemaren. Kalian sudah saling kenal?" Kini aku mulai tertarik. Entahlah, setiap nama Viktor disebut, aku jadi tertarik.

"Kami teman dulunya, Papa Viktor punya aliansi dengan Tuan Andrea, jadi kami saling kenal." Jawab Lili.

Itu menjelaskan banyak hal. Tapi tunggu, dia bilang bertemu Viktor tadi? Apa dia pindah kemari? Wah, itu menyenangkan sekaligus menyebalkan. Bayangkan saja, berapa banyak perempuan yang akan minta duduk dengannya sewaktu makan siang. Aku pernah--sering--menyaksikan hal itu terjadi pada si Star Boy. Semoga dia bertahan disini.

"Wih, pakabar Viktor?" Kini giliran Dirga yang bertanya.

"Yah, biasa... Dia dingin sewaktu aku menyapanya."

Oke, itu fakta yang wah untukku. Kemarin rasanya aku seolah melihat sosok bayi beruang yang pertama kali melihat dunia luar. Dan sekarang Lili bilang dia dingin bak es siberia? Apa jangan-jangan dia bipolar dan yang kemarin itu salah satunya. Pemikiran-pemikiran aneh mulai merasuki pikiranku. Sekali lagi aku merenung hingga tidak sadar kalau guru kami sudah hadir dan membawa orang itu.

Place for Both Of Us (Russia x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang