SATU

253 46 14
                                    

"Sheila, maaf ya. Hari ini aku gak bisa nganter kamu ke kampus. Soalnya nenekku sakit, dan aku harus mengantarnya ke rumah sakit. Kamu berangkat sendiri gak apa-apa kan?"  jelas Redo lewat telepon.

Sebenarnya aku kecewa gara-gara Redo gak bisa jemput.  Tapi aku gak boleh bersikap egois bukan?

"Iya gak apa-apa, nanti aku berangkatnya bareng Sinta aja deh. Ohiya, semoga nenek kamu cepat sembuh" jawabku.

"Iya ntar aku sampein. Yaudah, berangkatnya hati-hati ya. Gak boleh nakal!" Aku tersenyum kecil mendengar perkataan Redo. Redo memang selalu berbicara seperti itu jika dia tidak bisa mengantarku kuliah.

"Iya, kamu juga hati-hati" balasku. Kudengar dia hanya tertawa.

"Yaudah, aku mau berangkat ke rumah sakit dulu ya. Bye" pamitnya lalu mematikan sambungan telepon.

Aku menghela nafas lalu menelfon Sinta. Sinta adalah sahabatku sejak SMA. Dan kebetulan dia masuk Universitas yang sama denganku.

"Sin, gue berangkat ke kampus bareng elo ya" ucapku.

"Kok gak berangkat bareng Redo?"  tanyanya.

"Neneknya Redo lagi sakit, dia harus nganter ke rumah sakit. Elo bisa kan jemput gue?" tanyaku.

"Okeoke. Bisa kok, Sheil"

"Oke, gue tunggu ya, Sin"

Aku langsung mematikan sambungan telfon.

Setelah sekitar sepuluh menit menunggu Sinta di depan pagar rumah, akhirnya dia datang juga.

"Ayo masuk" katanya melalui kaca mobil.

Tanpa menjawab, aku pun segera masuk.

"Jadi, neneknya Redo lagi sakit, Sheil?" tanya Sinta.

"Katanya Redo sih gitu" jawabku.

Sinta hanya mengangguk-anggukan kepala.

***

Akhirnya sampai kampus juga. Suasana kampus sudah mulai ramai.

"Gue masuk ke kelas gue dulu ya"  pamit Sinta.

"Iya, gue juga" balasku.

Aku dan Sinta memang tidak satu jurusan. Begitu juga dengan Redo.

Setelah masuk kelas, kulihat keadaan kelasku juga sudah ramai.

"Eh, Sheila udah sampai" ucap Aldi teman sekelasku.

"Hehe iya" 

Aldi adalah cowok yang terkenal genit di kampusku. Badannya tinggi semampai, kulitnya putih, hidungnya mancung, alisnya tebal, pokoknya perfect deh. Gak salah deh, kalo banyak cewek yang terpesona padanya.

Dulu pernah dia menyatakan cintannya padaku. Tapi aku menolak. Karena Aldi sering gonta-ganti cewek seperti ganti baju.

Aku menempati tempat duduk pojok paling depan. Tepatnya di depan tempat duduk dosen. Jadi gak bisa tidur deh kalo dosennya lagi nerocos tentang mapel kuliah.

"Selamat pagi semua" sapa Pak Arif, dosenku.

"Selamat pagi"

Huh, baru liat dosennya aja udah bikin ngantuk gini.
Semangat, Sheila.

***

Jam kuliah telah usai sejam yang lalu.

Sekarang aku sudah berada di dalam rumah. Karena kurasa tidak ada tugas, kuputuskan untuk menelfon Redo.

"Halo" 

"Halo, udah pulang?" tanyanya.

"Udah, gimana keadaan nenek kamu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kenangan [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang