[Bab 10] Bagian 2

75 8 4
                                    

 // menggebuk diri sendiri

hehe, apa kabar? maaf lama gaa update, semoga masii ada yang baca ya? selamat menikmati <3


.

.

Suzy menjalani hari yang cukup panjang. Pagi tadi dia dan adiknya didatangi seorang polisi yang melaporkan salah satu karyawan mereka melakukan pencurian di salah satu mini market, dan mengaku bahwa Suzy lah walinya. Ketika mereka sampai di kantor polisi dan mendapati wajah salah satu karyawannya duduk di kursi pemeriksaan. Akhirnya keduanya membantu pria itu, karena memang mereka merupakan satu-satunya orang terdekat yang ia miliki. Belum lagi Dami yang ikut mengurus beberapa pemeriksaan ini lupa kalau ia sedang menjalani ujian akhir. Paniklah keduanya.

Sekarang, ditengah terik siang ini dengan suhu musim semi yang mulai meningkat, ia menyesap es soda rasa lemon bersama sepoi angin di depan kedainya. Setelah sebotol penuh soda habis, ia mengikat surai panjang coklat gelapnya kemudian masuk untuk memeriksa beberapa hal.

Teras kedai itu kembali kosong dengan kursi dan meja yang tertata rapi. Beberapa pelanggan terlihat keluar masuk, mengingat ini adalah jam makan siang. Goesan bukanlah kota yang besar, tetapi cukup banyak perkantoran disekitar kedai ini.

Tak lama setelahnya, dari arah yang berbeda datang dua pria dengan tujuan yang sama, Kedai Ja-ramyeon. Satu diantaranya berjalan santai dengan kaus putih dan kemeja biru cerah yang dibiarkan terbuka. Tangannya ia letakkan di balik tubuhnya sehingga angin dapat menyibakan kedua sisi kemeja dan surai di dahinya. Pria itu berjalan menunduk menatap trotoar yang kosong. Satu pria lainnya berjalan dengan dua tangan di sisi tubuhnya. Dengan kaus krim dibalut jaket denim ia berjalan lebih tegap ketika menyadari pria yang berjalan dari arah berlawanan darinya.

Ketika keduanya sampai di depan kedai ramyeon terbaik di Goesan, pria berdenim ini meletakkan tangannya di pinggang dan berteriak.

"Ya! Kenapa kau datang kesini?"

Pria itu tidak menggubrisnya dan terus berjalan menuju pitu masuk.

"Kau mengacuhkan ku?!" teriaknya lagi, dan tidak ada sahutan lagi.

"Ya! Sejong-ssi!" akhirnya ia memanggil nama pria itu ketika palmanya menyentuh gagang pintu.

Pria itu akhirnya menaikkan kepalanya, berbalik badan dan menatap orang yang berteriak sedari tadi.

"Kau berbicara denganku?" jawabnya.

Dohwan, pria dengan emosi yang memuncak karena mendengar jawaban dari Sejong memalingkan wajahnya kejalan.

"Ya, kau. Aku memanggilmu."

Ia mendekat dengan tangan terlipat di dadanya.

"Kenapa kau datang kesini?" ia menanyakan kembali dengan gertakan geliginya diakhir kalimat.

"Kenapa kau perlu tahu?" jawabnya singkat.

"Kau!" sentak Dohwan kesal. Ia menggaruk kasar belakang kepalanya sambil mendesah.

"Kenapa kau menjengkelkan?!" lanjutnya.

"Ini pertemuan ketiga kau dengan ku. Aku tidak mengerti kenapa, tapi kau sangat mengganggu." Sejong menjawabnya singkat dan memalingkan tubuhnya menuju pintu masuk kedai.

Benar saja, pria itu bahkan tidak merasa melakukan hal yang salah pada Dohwan. Ia hanya menjalani hidupnya di Goesan sebagai dirinya.

Dohwan menarik kasar lengan Sejong dan membuatnya berhadapan. Sejong menunduk, menaikkan kedua alisnya dengan mata terpejam beberapa detik kemudian menautkan kedua rahangnya sembari menahan emosi. Pria di hadapannya ini, yang sedang menatapnya kesal, sungguh hampir membuatnya menyentaknya.

Lone Star Pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang