Part 24

349 39 3
                                    







Mina Pov.





"Semoga saja dia tidak melihatku kebelakang"

Ya,

Aku sebenarnya tidak pergi ke toilet itu cuman hanya alibi saja. Karena rasa penasaran kemana dia pergi, jadi aku membuntuti dari belakang.

"Aish~ kenapa sih jalannya cepet banget!" ucap ku kesal. Ku berusaha berjalan secepat mungkin agar tidak kehilangan jejak.

"Loh~ ini kan arah taman belakang? bukan ke kelas!"

Aku semakin penasaran apa yang membuat nya dia pergi ke taman belakang, menemui seseorang?.

Brugh

"Aduh!"

Tak sengaja aku menabrak tubuh seorang pria karena terburu-buru.

"Astaga, maafkan saya" ucap minta maaf ku sambil menundukkan kepala.

"Maaf? Lo jalan ga liat apa hah! Percuma lo punya mata ga guna!"

Aku sedikit terkejut pria itu barusan meninggikan suara nya.

"Ma-af, iya saya ngaku salah tolong maafkan saya" ucap ku sedikit takut. Jujur saja pria itu mengerikan sekali tak berani melihat wajahnya.

"Cih!"

"Cepat pergi dari hadapan gue! ga butuh maaf lo!, cepat pergi!" Pria itu baru saja ngebantak ku.

Aku pun langsung berlari meninggalkan pria ini.

"Dasar gila! orang ga sengaja juga.. marah nya sampai segitu nya, ck" Decak ku.

Tuh kan ketinggalan, aku langsung berlari menuju ke taman belakang.

🍀🍀🍀

Sudah sampai berada di taman belakang. Aku mencari keberadaan dia, sungguh taman ini sangat luas. Bagaimana bisa tahu keberadaan dia dimana.

"Ah iya aku baru ingat!"

"Tempat favorit dia! Aku yakin dia disana!"

Semoga dugaan ku benar. Aku langsung pergi menuju ke tempat itu tidak jauh dari sini.

Benar kan, Ku melihat dia sedang duduk sendirian di bawah pohon itu. Aku pun langsung bersembunyi dibalik pohon berjarak sedikit jauh dari nya agar tidak ketahuan.

"Tampak nya dia punya masalah" ucap ku pelan.

Ku berusaha mencoba memperjelas penglihatan dan pendengaran ku, semakin jelas.

"Papah, Mamah aku harus gimana?"

"Mengatakan sejujurnya pada dia bahwa aku mencintainya? atau berhenti sampai disini".

Deg.

"A-apa! ja-jadi dia selama ini mencintai seseorang".

Hati ku merasa sakit mendengar bahwa dia diam-diam telah mencintai seseorang. Tak sadar aku mengeluarkan air mata tanpa permisi.

"Apakah saat nya gue mengatakan sejujurnya?".

Tidak.

Sudah cukup aku mendengar nya hal ini sungguh menyakitkan. Aku membalikkan tubuh, baru ingin melangkahkan kaki untuk pergi dari sini, namun terhenti seketika.

"Prft.."

"Mina andai saja lo denger..."

Deg.

Tunggu, nama itu.

Apa aku tidak salah dengar? dia baru saja menyebutkan namaku, tidak mungkin kan salah dengar? Jelas-jelas dia menyebutkan namaku.

Still With You [Mi&Tzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang