2. Agreement

236 31 2
                                    

Seekor gagak hitam yang awalnya sedang beradu dengan pikirannya pun sama terkejutnya dengan Sunghoon.

"Yang benar saja?" Batin Sunghoon yang mengucek kedua matanya, mengira bahwa ia sedang berhalusinasi.

"Siapa kau? Ngak." Tanya seekor gagak tersebut dengan panik.

Lagi-lagi Sunghoon terkejut. Ternyata bukan halusinasi. Itu nyata. Melihat gagak tersebut berjalan mundur, Sunghoon berkata, "Hei, jangan takut. Aku tak akan menyelakaimu. Aku hanya rakyat yang menghadiri pesta kerajaan dan aku tak membawa senjata tajam. Aku bukan orang jahat. Jadi, jangan takut denganku."

Kemudian gagak tersebut terdiam. Sunghoon berjongkok di depan gagak tersebut lalu bertanya, "Mengapa kau bisa berada di sini? Dan bagaimana gagak sepertimu bisa bicara?"

Entah mengapa gagak tersebut merasa tidak suka dengan pertanyaan Sunghoon. Ia pun dengan emosi berkata, "Ngak. Aku bukan gagak! Ngak ngak."

"Mengapa kau emosi? Aku hanya bertanya. Lalu, jika kau bukan gagak, maka siapa kau?"

Tiba-tiba ada sebuah suara perempuan paruh baya ketika seekor gagak tersebut kebingungan untuk menjawab.

"Siapa kau? Berani-beraninya kau berada di sini."

Seketika Sunghoon memberi hormat kepada perempuan paruh baya dan menjawab, "Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba hanya rakyat yang menghadiri pesta Kerajaan. Awalnya hamba hanya ingin ke toilet. Namun setelah dari toilet, hamba mendengar ada suara dan suara itu sedikit aneh menurut hamba. Maka dari itu hamba berada di sini. Maafkan hamba, Yang Mulia."

Gagak tersebut terbang ke arah Sang Ratu. Sang Ratu mengelus kepala gagak. Mau tidak mau Sunghoon berbohong agar tidak panjang urusannya dengan Ratu Jang. Ia berharap Sang Ratu percaya dengannya.

Namun Sang Ratu curiga dengan bertanya, "Bukankah jarak antara toilet dengan taman itu jauh? Bagaimana kau bisa mendengar suara itu?"

Seketika Sunghoon panik. Ia berusaha mencari jawaban. Terlintas sebuah ide di kepala Sunghoon. "Lebih tepatnya setelah dari toilet, hamba melihat ada kupu-kupu cantik. Hamba mengejar kupu-kupu itu. Namun hamba kehilangan jejak ketika hamba berada di taman. Kemudian terdengarlah suara itu. Seperti itu, Yang Mulia."

"Memangnya, seperti apa suara yang kau dengar?"

"Suara perempuan dan suara gagak menjadi satu. Itu yang hamba dengar, Yang Mulia."

Sebenarnya Sang Ratu masih tidak percaya dengan lelaki di hadapannya itu. Namun ia tak ingin terus mengurusi apa yang lelaki tersebut lakukan tadi. Dengan berat hati ia menganggukkan kepalanya, berusaha mempercayai Sunghoon. Lagipula, ia bisa meminta Sunghoon untuk menolong gagak yang berdiri di lengan tangannya. Siapa tahu berhasil.

"Baiklah. Aku percaya. Ia adalah Putri Wonyoung. Aku akan memberikanmu apapun yang kau inginkan asalkan kau bisa merahasiakan apa yang kuberitahukan kepadamu dari siapapun dan menghilangkan kutukan terhadap Putri Wonyoung. Jika tidak, maka kau akan mendapatkan akibatnya. Besok kau bisa datang kemari untuk mengetahui rahasia kami dan memulainya. Bagaimana? Setuju?"

🌸

To Be Continued

About Princess Wonyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang