Bagai angin gurun
yang bertiup kelam-kelum,
Tanda hikmat seorang musafir berpagi.
Tugas sudah dikerjain, belum?
Soalnya UTS sebentar lagi.Gausah sok puitis deh.
Kepala dua aja belum.
Gausah sok dramatis deh.
Main sinetron aja belum.-Patriani, Febrianty -
Rangga Alfiza Ahmad Waryoni. Usia 16 tahun, paling suka Nasi Uduk, kini sedang duduk di Kursi Puduk, kursi taman yang dijuluki sebagai kursi paling sial di SMAN Z.
Meskipun begitu, Rangga tidak memiliki raut wajah yang ketakutan sama sekali ketika ia menduduki kursi itu. Justru, sekarang ini ia malah mendudukinya dengan santai sembari membaca buku materi pelajaran dengan sebuah Lolipop di tangan kirinya.
Tiba-tiba, seorang anak laki-laki dari jauh mendatanginya. Dan menawarkannya selebaran yang agak aneh.
"Woy, Ga!"
"Ng?"
"Woy, Rangga!"
"Oy!"
Anak itu ingin segera menduduki kursi itu juga, namun setelah melihat coretan-coretan sekilas di kursi itu, anak itu langsung menjauhkan tubuhnya. Ia pun tersandung, dan terjatuh.
BRAK!
"Aduh!""Wah, Rehan?"
"Wah! Kau berani kali Ga, duduk di situ!"
"Paansih anjir?" ungkap heran Rangga terhadap kelakuan aneh temannya itu.
Rehan terdiam, dan menghembuskan nafas terserah. Ia bangun dari tidurnya, dan menepuk-nepuk celananya. Ia pun melotot melihat Rangga yang sedang asik mengisap Lolipop dengan wajah serius.
"Itu loh Kursi Puduk Ga!! Budak-budak tingkat tiga pada cakap pasal kursi itu! Mereka bilang, itu kursi yang buat anak-anak jadi pada sial!" kata Rehan pede.
Rangga melirik sinis Rehan, lalu kembali membaca bukunya dengan santai.
"Rangga! Ini yang aku bilang beneran! Ayo gih, duduk di tempat lai-"
"Aih sudahlah, yang kayak gitu gak usah di percaya! Btw, napa juga lu datangin gua?!"
"Oh iya! Ini..."
Srarak!
Rehan menyabut salah satu selebaran berwarna merah muda di tangannya yang hampir terjatuh. Ia memberikannya ke Rangga, dan langsung berdiri merapikan bajunya."Tuh, ada event spesial."
"Paan nih? Kok pink gini kertasny-"
"Aih ga usah banyak tanya kau ya. Ikut apa nggak!?"
"Hm? Event apaan sih? Beasiswa?"
"Yoi, Ga. Tertarik?"
"Wah iya dong. Thanks ya."
"Eh tapi kau harus tengok persyaratannya dulu."
"Hm? Kayak dokumen-dokumen dan minimal nila-"
"Bukan Ga!! Ini lo heeey!! Kau tengok yang di kiri bawah!"
Rehan menunjukkan telunjuk kanannya ke arah kiri bawah selebaran, dan Rangga menemukan sesuatu.
"Minimal lima buah prestasi akademik dan lima buah prestasi ekstrakurikuler. Oh, ini maksud lu?"
"Yoi, Ga. Dah paham kan? Kalau tertarik dan memenuhi persyaratan langsung gas aja ke ruang kepsek. Wokeh? Aku cabut dulu."
"Ha? Lu pikir gua gak punya lima buah prestasi akademik dan lima buah prestasi ekstrakurikuler?" tanya Rangga percaya diri sambil merapikan rambutnya dengan sombong.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAY #NumiEue
Mystery / Thriller"Satu-satunya cara agar bisa lulus dari sekolah ini adalah, dengan tidak mengetahui apapun." Rangga, seorang insan terus mencoba berjalan di atas paku-paku panas, sembari mencari tahu apapun yang ia bisa, terus menggerakkan tubuh dan pikirannya, men...