Panik

8 1 0
                                    

Gadis itu perlahan mengusap air matanya, dan menarik nafas panjang, menenangkan pikirannya.

"Panggil Rehan ke sini."

"A-apa?"

"CEPAT!!"

BRAK!
Si laki-laki langsung menurut dan berlari ke luar.

***

Dua menit berlalu.

Sang gadis masih terdiam dan resah, sedang Rangga masih terduduk, merasa tidak nyaman dan mencoba mencairkan suasana.

"A-anu, mba. Saya masih belum ngerti soal-"

"Bisa diam dulu nggak? Saya lagi pusing."

Brak!
Sang gadis ikut duduk dan memijat kepalanya.

"......."

Rangga tak punya pilihan lain selain terdiam.

"Sial," bisik jengkel Rangga di dalam hati.

Tak lama kemudian, gadis itu bangun dari duduknya, dan kembali ke ruangan rapat. Nampaknya ia membubarkan semua anggota OSIS, dan segera menyuruh mereka untuk kembali ke kelas.

Seluruh anggota OSIS keluar dari ruang rapat, melewati ruang lobi. Sesaat mereka menatap Rangga di lobi, semua mata tertuju ke arahnya.

Rangga yang ditatap satu per satu anggota OSIS tiba-tiba merasa tak nyaman.

***

Tak lama kemudian, gadis itu kembali ke lobi, dan mulai membuka topik pembicaraan dengan Rangga.

"Haah, oke. Rangga ya," gumam gadis itu.

"I-iya, mb-"

"Enak banget kamu manggil saya mba. Umur saya nggak jauh dari kamu, kok."

"Ha-hah? Te-terus saya panggil-"

"Panggil Ghita aja, saya nggak suka dipanggil mba."

"Ah, i-iya.."

***

Beberapa menit kemudian, si laki-laki dan kawanannya telah menyeret Rehan, memaksanya masuk ke ruang OSIS.

Namun, karena dipegangi oleh beberapa anggota OSIS lainnya, Rehan kini dalam kondisi terluka berat, kedua tangan yang diikat sangat erat, dan beberapa luka memar di wajah.

Sruk!
Sang laki-laki melempar Rehan ke lantai. Lalu menendang perutnya dua kali.

Buk! Buk!
"OHOK!!"

Rangga yang terkejut melihat temannya disakiti, langsung bertanya-tanya dengan emosi tentang apa yang terjadi.

"WOY! APA-APAAN INI?! REHAN!!"

Sesaat Rangga ingin menghampiri dan membantu Rehan, Rangga langsung ditinju dengan keras oleh salah satu anak buah OSIS. Ia terjatuh, dan langsung ditahan di lantai.

"APA-APAAN KALIAN?! TEMAN GUA KALIAN APAIN ANJI#G?!"

Sang gadis yang bernama Ghita akhirnya berdiri. Ia menghampiri Rehan, dan menatap mata Rehan dengan tatapan penuh amarah.

"Jadi sekarang kau ada di pihak kami, Han?"

Rehan yang awalnya berwajah sedih sendu, tiba-tiba saja tersenyum dan tertawa nakal. Ia menjilat bibirnya, dan mulai berbicara.

"Hehe.. menurutmu, ketua?"

PLAK!!
Rehan ditampar dengan keras oleh gadis itu.

"ANAK ANJ*NG!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAY #NumiEueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang