02

63 28 12
                                    

•Happy reading•
•The story

"Non Rea makan malamnya sudah siap"teriak bibinya dari luar pintu seraya mengetuk pintu kamarnya

"Iyaa bi bentar"ucap Rea

Satu persatu anak tangga dilaluinya hingga sampai pada anak tangga terakhir, dimeja makan sudah terlihat ayahnya Lintang Aldhefino seorang pria paruh baya 67 tahun yang duduk di atas kursi roda.

Rea menghampiri ayahnya dan duduk kursi meja makan karena tak mungkin dia duduk di meja makan yang sudah dipenuhi hidangan makan, walaupun tak semewah dulu tapi makan yang disediakan bisa dibilang lebih dari cukup.

Usaha Keluarga Rea sedikit demi sedikit hancur karena ayahnya yang sakit-sakitan mulai dari saat mengetahui putri sulungnya telah tewas ditambah 10 tahun kemudian istrinya telah tiada yang membuat ayah Rea semakin terpuruk.
Rea sudah bekerja di PT.Agistian kemiskinan itu pun sedikit demi sedikit bangkit.
Rumah yang ditempati mereka hanyalah sebuah rumah sederhana bukanlah mansion lagi.

Setelah makan malam selesai Rea mengantarkan ayahnya ke dalam kamar ayahnya dan setelah itu dia kembali kamarnya yang bernuansa gelap bertema hutan malam.

Keesokan harinya sahabat Rea adiknya mendatanginya berniatan ingin pergi bersama dan yang kini telah menjadi sahabatnya dan telah mengetahui bahwa Rea adalah jiwa dari Amoria, dia bernama Laurentina Jayanti.

"REATHA VALERIE!!! keluar Lo"

"REATHA!"

"REA!"

"GAUSAH TREAK-TREAK BABI!!!"Teriakan dari Rea terdengar sampai ke telinga sahabatnya Lauren

"Hehe...Good morning Reatha Valerie ku"ucap Lauren seolah tak terjadi apa-apa

"Nyeenyenyenyeee"ejek Rea pada sahabatnya seraya memonyongkan bibir merahnya

"Yaudah jadi ikut gue gak?!"ucap orang yang sama

"Ya jadi lah masa engga"ucap Lauren bersemangat memasuki mobil Rea

Gak perlu heran karena itu adalah rutinitas dua sahabat itu jika Lauren menumpang dengannya apalagi kalau Lauren menginap dirumah Rea seakan terjadi perang dunia ke tiga padahal mereka hanya bercanda dan mereka orangnya gak baperan.

Cukup 25 menit mereka berkendara sampailah di perusahaan PT.Agistian mereka memang satu kantor hanya berbeda jabatan.

"Pagi"

"Pagi Pak"ucap dua orang sahabat itu pada pemilik perusahaan Arli Agistian

"Rea kamu keruangan saya sekarang, dan kamu terserah"ucap Arli

"Hmmm iyadeh dunia hanya milik si gudluking"ucap Lauren lalu pergi keruangnya

Sementara Rea hanya senyum seraya menggeleng kepalanya tak habis pikir dengan sahabatnya walaupun itu biasa saja.

Di ruangan Arli mereka membahas tentang masalah perusahan, dan setelahnya Arli ingim mengajak Rea untuk kerumahnya bertemu dengan keluarganya, seperti istri, anak dan ayahnya mungkin.

Ini adalah hal yang paling dibenci Rea dari Arli beribu kali dia telah menolak namun seperti nya Rea menyerah dan mengikuti permintaan Arli.
Sebuah senyuman tersungging di wajah pria 30 tahun itu.

Sesampainya di mansion milik keluarga Arli, Rea masih biasa aja tapi saat sudah masuk kedalamnya mata Rea terbelak bahkan pupil matanya melebar. Ini benar-benar mansion idamannya, tema gelap yang ia sukai.

Mansion itu terlihat elegan dan berkelas bisa dibilang sempurna.
Rea dibawa kesebuah ruang makan yang tak kalah elegan disana terdapat ayahnya, istrinya dan dua orang anak kecil, satu laki-laki dan yang satunya perempuan yang merupakan anaknya Arli pikir Rea

"Silahkan"ucap Arli

Semua mata tertuju pada Rea dan menatapnya penuh arti.

"Ahh iya"

"Ini Reatha Valerie calon istri aku"umum Arli pada keluarganya

"Uhuukk"dua orang yang sedang meminum air sama-sama tersedak dia adalah Rea dan istri Arli Emy namanya

"Apa?!"ucap dua orang yang sama

"Arli"ucap Rea seraya mengerutkan keningnya

Arli menarik tangan Rea ke dalam sebuah ruangan tempat Arli bekerja di rumahnya yang berada dilantai dua.

"Lo udah mau masuk ke rumah ini itu artinya Lo udah nerima cinta gue dan Lo siap jadi istri kedua gue kan,dan Lo sendiri yang bilang itu ke gue, Lo gak lupa kan?"jelas Arli panjang lebar pada Rea

Rea yang mendengar itu pun melotot, bagaimana bisa dia lupa tentang janjinya yang lebih tepat adalah alasannya agar tak menikah dengan suami orang.

"Apa gue pernah ngomong gitu"ucap santai sesantai mungkin dan dibantu oleh muka datarnya

"Ayolah jangan pura pura lupa"ucap Arli tak kalah santai

"Gue gak bisa"singkat Rea

"Why?"ucap Arli mengerutkan keningnya

"Gue harus selesai misi gue dulu"

"Misi apa?"ucap Arli

"Ada lah!"ucap Rea lalu pergi dari ruangan kerja Arli dengan muka datar

Diluar sudah ada Emy yang menatap Rea.
Tanpa memperdulikan itu Rea langsung turun menggunakan lift dan keluar dari mansion keluarga Agistian, sementara itu Arli berlari dan juga tak mempedulikan Emy dia menyusul Rea namun, Rea sudah pergi menggunakan taksi karena mobilnya ia tinggal di kantor dan dibawa pulang oleh Lauren.

•••

See u next chapter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Untuk Balas Dendam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang