SATU

3 2 1
                                    

Hai, aku Kanaya panggil saja aku Naya. Arti namaku dalam bahasa Indonesia tentram, bahagia, dan sempurna. Aku sangat menyukai namaku, karena artinya sangat dalam dan sesuai fakta kehidupanku.

Fakta kehidupanku yang di mana belum ada  seseorang yang merubahnya menjadi berlawanan dengan arti namaku.

Sejak kedatangan orang itu hidupku amat berubah. Awalnya biasa saja aku masih menerimanya hadir di dalam kehidupanku. Dan, semakin kubiarkan dia masuk ke dalam kehidupanku disitulah dia mulai merusak semuanya.

Dia merusak semua yang ku sukai, di merusak laut yang sangat aku cintai, dia merusak dunia yang sudah ku tata rapi, dan dia membuatku berpandangan lain tentang seorang lelaki.

Dia adalah Purwa Abimanyu.

Seseorang yang akan ku ceritakan dan akan ku tulis untuk mengenang seberapa traumanya diriku terhadap lelaki yang sering disebut Purwa.

¤¤¤

Senin, 08 September.  Hari jadian Aku dan Purwa, ia menyatakan perasaannya saat upacara selesai. Apakah diantara kalian ada yang mengira bahwa keadaan saat itu sepi? Tidak, kalian salah dia menyatakannya tepat saat pemimpin barisan membubarkan barisan.

Di saat itulah dia lari secepat mungkin lalu dia bersalaman dengan kepala sekolah untuk mengambil pengeras suara di tangan beliau. Herannya Kepala Sekolah membiarkannya.

Dan kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya? Dia berteriak
"KANAYA !!!  KAMU HARUS LIHAT SAYA DI DEPAN SINI !!!"

Dan, memang takdir dari Tuhan hanya aku siswi bernama Kanaya pada saat itu. Kanaya anak kelas XI IPS 1, yang dari SMP belum pernah pacaran.

Semua mata memandangiku saat Purwa berteriak seperti itu termasuk dewan guru. Sedikit gambaran untuk Purwa, dia anak brandalan di Sekolah, pakaiannya tidak pernah rapih, rambutnya acak-acakan, dan dia termasuk anak yang berprestasi.

Lalu, Purwa melanjutkan aksinya di depan seluruh guru, siswa, siswi, dan penjaga kantin.

"KANAYA !!! AKU PURWA ABIMANYU MENYATAKAN TIDAK ADA YANG MENANDINGI KECANTIKANMU DI SEKOLAH INI !!! KANAYA AKU PURWA HANYA MAU MENGATAKAN AKU MAU MENEMANI MASA-MASA REMAJA MU HINGGA KITA DEWASA NANTI ATAU BAHKAN MENJADI KERIPUT. AKU MAU BERLAYAR BERSAMA KAPALMU !!!"  teriak Purwa di pengeras suara.

Saat itu semua tatapan beralih kepadaku bukan kepada Purwa lagi. Semua tatapan mereka seperti menyudutkanku untuk menerima Purwa.

Tapi, apalah daya aku hanya seorang Kanaya yang penakut dan pemalu. Aku melarikan diri dan tidak mempedulikan situasi yang sedang dibuat oleh Purwa ini.

Semua orang bersorak riuh saat aku berlari, aku mendengar Purwa memanggilku sekali lagi di pengeras suara. Aku sudah tidak mempedulikannya aku sangat tidak menyukai situasi itu.

Aku tidak merasa ada yang mengejarku setelah Purwa meneriakkan namaku tadi, aku mendengar seseorang memanggil Purwa dengan intonasi yang tinggi tanpa menggunakan pengeras suara. Yang tak lain adalah Guru BK.

¤¤¤

Di saat kejadian itu aku berlari ke Taman belakang Sekolah. Aku tidak mengikuti mata pelajaran sampai jam istirahat. Ya, benar aku bolos. Karena ulah Purwa, syukurnya dia tidak mencariku.

Sebenarnya aku bisa saja menerima Purwa tanpa lari-larian seperti tadi. Tapi, aku merasa aneh dengannya aku tidak pernah berbicara dengannya, walaupun aku dan Purwa sekelas sama sekali tidak pernah melakukan interaksi apapun. Dan, kenapa tiba-tiba dia melakukan hal yang sangat memalukan itu?

Aku tidak tau bahwa ada yang menyukaiku,  membayangkannya saja tidak pernah. Tapi, kalau untuk seseorang yang bisa di bilang dekat denganku aku memilikinya. Namanya Arya, laki-laki yang pertama kali mengajakku berkenalan saat pertama kali menginjakkan kaki di Sekolah ini.

Dan, saat aku berada di Taman belakang sekolah saat itu Arya menyusul ku saat jam istirahat.

"Aneh-aneh saja, Nay" ucap Arya lalu duduk di sampingku.

"Apa yang aneh?"

"Kamu dan Purwa" Arya menyodorkan minuman kaleng kepadaku, dan aku menerimanya.

"Kalau Purwa sudah jelas karena upacara tadi. Lantas kalau aku?" tanyaku kebingungan.

"Kamu lari lalu, disini bolos sampai istirahat" jawabnya.

"Arya kamu pasti sudah mengenaliku bukan? Aku malu Arya, aku saja baru memiliki teman satu-satunya ya itu kamu" ucapku membela diri.

Arya mengusap puncak kepalaku dengan lembut, perlakuan manis yang selalu ku suka darinya.

"ayo kita kembali ke kelas, nay"  ajak Arya menarik tanganku berdiri dari bangku, aku mengangguk dan mengikutinya.

¤¤¤

Aku tidak lama menggantung Purwa dengan jawaban yang ia nanti. Saat pulang sekolah pada hari itu dia terus saja membuntutiku dan memohon agar aku menerima pernyataan cintanya.

"Iya !!! Aku mau Purwa kamu dengar ?!!" ucapku lantang harapanku pada saat itu dia terkejut lalu menarik pernyataannya tadi. Tapi, ternyata tidak dia malah bersorak ria dan melompat-lompat.

"SUDAH KUBILANG PASTI KAMU MAU DENGANKU KANAYA !!!" teriak Purwa bahagia.

"Tapi ingat satu hal jangan memanggilku dengan embel-embel sayang, baby, bebep dan segala panggilan ALAY itu !!!!" peringatku penuh dengan tekanan, Purwa mengangguk menyutujui hal itu.

"dan sebaliknya kamu tidak boleh menolak saat aku mengajakmu pergi kemanapun, iya kanaya?" ucap Purwa dengan senyum kemenangannya.

"Iya, kita impas"

Dan resmilah hari itu aku Kanaya dan dia Purwa berpacaran.

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang