DUA

1 1 0
                                    

Dua bulan sudah aku berpacaran dengan seorang lelaki bernama Purwa, dan dalam dua bulan itu juga perasaanku kepadanya mulai timbul.

Dari perilaku manisnya dan gombalan yang selalu ia berikan kepadaku. Tapi, di dalam dua bulan itu juga sahabatku satu-satunya Arya jarang kulihat di Sekolah.

Walaupun istirahat, saat aku ingin mengajaknya dia sudah tidak ada di bangkunya. Sedikit aneh dengan sikapnya tapi, aku mewajarkan mungkin dia juga ingin tidak ada kesalah pahaman nantinya.

Seminggu lagi aku dan Purwa akan merayakan tiga bulan jadian kami atau bisa disebut dengan mensive kata Purwa itu wajib di adakan tiap bulan sekali agar hubungan semakin erat.

Dan, ternyata semunggu lagi bukan merayakan hari jadian tapi, merayakan hari perpisahanku dengan Purwa.

Tidak ada masalah dihubungan kami berdua. Tiba-tiba di pagi hari tanggal 08 Desember, aku menemukan surat di laci mejaku.

Assalamualaikum wr.wb

Teruntuk Kanaya Pacarku,
Aku meminta maaf sebesar-besarnya atas surat dadakan ini.
Maaf, dalam 2 bulan kita berpacaran dan hari ini tepat 3 bulan aku Purwa ingin berpisah denganmu.
Dalam kata lain menyudahi hubungan kita.
Aku tidak mempermainkanmu, hanya saja di karenakan tak lama lagi kita akan mengadakan ujian tengah semester sehingga membuat ku ingin fokus dalam belajar. Bukan berarti adanya kehadiranmu menggangguku. Kamu sangat penting sehingga aku tidak bisa berlama-lama tidak memikirkanmu. Dan, sekarang aku terpaksa harus menghilangkan itu karena Bundaku menuntutku untuk mendapat nilai bagus.

Sekali lagi aku meminta maaf Kanaya yang selalu menyukai cokelat dan tidak tahu menaruh tempat titik (.) dan koma (,).

Salam Purwa

Waalaikumussalam wr.wb

Jujur saja perasaanku saat membaca surat itu sangat sesak. Selain karena tiba-tiba alasan yang di tulis Purwa sangat tidak masuk di akal.

Kalau memang pada akhirnya dia ingin mengakhiri hubungan ini karena ingin fokus menyiapkan ujian.

Lebih baik dari awal tidak usah mengejarku dan menjadikan aku sebagai pacarnya agar dia bisa lebih rajin dan fokus mengerjakan ujiannya dari jauh-jauh hari.

M

ataku memanas aku berdiri dari bangku air mataku sudah mengalir aku memilih pergi ke taman belakang.

Dan disinilah aku menumpahkan semua air mataku, aku masih memegang surat pemberian Purwa. Terkadang Purwa memang suka sebecanda ini.

Aku merasa ada yang mengelus rambutku dan aku melihat kedepan sudah ada Arya sahabatku yang beberapa bulan ini tidak berbicara dengannya.

"ARYAAA!!!" teriakku dan reflek memeluk Arya, dia menerima pelukanku dan menenangkan dengan menepuk-nepuk pundakku hal manis yang ku suka dari Arya.

"kamu kenapa, Nay ?" tanya Arya

"Purwa menyudahi hubungan kami" jelasku.

"Tidak apa, Nay. Aku baru mendengar dia mengajak balikan kakak kelas kita Adinda Khanifa" Aku terkejut dan melepas pelukan ku dari Arya.

"Yang benar?!" tanyaku tak percaya. Aku menatap mata Arya mencari jawaban disana berharap ia berbohong, dan ternyata tidak. Arya jujur.

"Tidak usah dipikirkan ayo aku akan menjajankan kamj telur gulung sepuluh"

Begitulah Arya menenangkanku, menghiburku, dan membujukku. Disaat aku benar-benar merasa sedih. Arya yang selalu baik.

Dan, ternyata selama dua bulan aku berpacaran dengan Purwa bukan hanya sekali ia mengajak balikan mantannya tapi, sudah berkali-kali Arya yang memberitahuku saat kami berdua sedang jajan telur gulung.

"Kenapa tidak saat itu juga kamu memberitahuku?" tanyaku

"Aku takut melihatmu sakit hati. Aku takut kamu tidak percaya. Jadi, aku hanya menunggu dia yang membongkar kedoknya sendiri. Tapi, sampai akhirpun dia membohongimu. Maaf kanaya" ucap Arya tulus, aku sedikit kesal dengannya. Tapi, sudah terlanjur sakit hatiku.

"dan Kanaya semua yang dia lakukan kepadamu itu hal yang sering dia lakukan dengan gebetannya yang lain" lanjut Arya

"maksudnya?"

"mengajakmu pergi ke rooftop, cara dia menatapmu, mengajakmu bersepada dan hampir semua yang kau lalui dengannya"

Aku terkejut bukan main dengan penuturan Arya, terkejut bukan main kenapa Arya bisa tahu semuanya.

"Kau membuntutiku?" tanyaku, dan dibalas anggukan oleh Arya.

"Aku pernah melihat Purwa mengajak wanita ke club, dan dari situ aku khawatir bagaimanapun kau tetap sahabatku"

Benar-benar jawaban yang menakjubkan. Arya seteliti itu dengan ku, dan sangat-sangat melindungiku. Kenala bukan kamu saja Arya yang menjadi kekasihku saat itu?

"Nay aku juga mau meminta maaf denganmu, aku rasa ini hari terakhirku bersekolah dan jajan denganmu" ucap Arya sambil memegang erat tanganku, kami sudah berada di halte.

"k-kenapa?" tanyaku takut

"Kanaya aku akan pergi untuk selamanya. Sejauh mungkin dan kamu tidak akan melihatku lagi" Arya tersenyum bukan senyuman yang biasa ia tunjukkan itu senyuman menyakitkan.

"Arya..."

"Kanaya kamu wanita yang aku sayangi kedua dari ibuku. Maaf aku selalu berada di belakangmu"

"...dan hari ini aku akan mengatakan bahwa aku mencintaimu sebelum Purwa menyatakan cinta, sebelum semua orang mengenalmu secara tiba-tiba" ucap Arya semakin erat memegang tanganku, dia tidak melihat ke arahku melainkan menatap ke arah kendaraan berlalu lalang.

"Aku memiliki kanker stadium akhir, dan aku sudah izin kepada ibuku untuk melepaskanku dan mengikhlaskanmu. Begitupun dengan kamu, aku ingin pamit pergi Kanaya" kali ini Arya menatapku, tatapannya sangat teduh dan penuh harap.

"walaupun kamu tidak mengizinkanku tapi, tuhan sudah menantiku" lanjutnya.

Aku tidak bisa berkata-kata mulutku terkunci rapat, kenaoa hari inj semuanya sangat tiba-tiba? Dan semua itu berasal dari pernyataan Arya.

"Arya... Aku bohong bila tidak memiliki perasaan yang sama denganmu" ucapku penuh arti.

"banyak yang ingin aku katakan tapi, tidak mungkinkan aku menangis di pinggir jalan dan dilihat banyak orang?" ucapku mencairkan suasana. Arya tersenyum dan menarikku kembali ke dalam sekolah dan mengambil motor vespanya.

"terserah kamu mau kemana Kanaya. Untuk haru terakhir kita aku akan membawamu" ucaonya terakhir kali dan melanukan motornya melewati semua pengendara.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang