Siang itu Moreno kembali menjemput Mihika. Kali ini kedua mantan mertuanya menyambut di halaman.
"Selamat sore Bah."
"Selamat sore, itu yang sama kamu jemput Mikha dari kemarin siapa?" tanya ibu mertua Moreno pelan sambil melirik tak suka ke dalam mobil. Renata tengah tertidur di sana karena kelelahan.
"Tamu, kenapa?"
"Pacar kamu?"
"Bukan, kebetulan dia datang sendirian. Saya sudah kenal cukup lama jadi saya ajak kalau keluar."
"Orang kampung ada yang nanya, apakah itu calon ibunya Mikha. Abah tidak melarang kamu dekat dengan perempuan lain. Tapi sebaiknya kenalkan pada Mikha kalau kalian sudah serius. Tidak baik seperti sekarang, pergi bersama terus." Akhirnya nasehat dari ayah mertuanya terdengar.
Meski tidak suka dengan kalimat itu tapi Moreno tetap menjawab dengan sopan. "Baik bah."
Mikha yang terlihat baru selesai berpakaian segera menghampiri dan langsung minta digendong. Setelah pamit kembali pria itu kembali menyetir menuju penginapan.
"Tante Renata kenapa?"
"Dia lelah, tadi ikut ayah ke hutan."
"Kapan-kapan aja aku ya, ayah."
"Siap sayang. Sekarang kamu siap-siap kita ke air terjun."
***
Renata terbangun saat kendaraan sudah berhenti. Moreno tengah duduk bersama Mikha di atas sebuah batu. Perempuan itu segera ke luar dari mobil dan menghampiri.
"Maaf saya ketiduran Mas."
"Tante Renata."
"Hai Mikha, lama ya, nunggu tante?"
"Enggak kok, ayo jalan." balasnya sambil meraih tangan Renata sementara tangan satunya tetap menggenggam tangan sang ayah. Sambil melompat kecil dan sesekali kedua orang dewasa itu mengangkat tangannya sehingga tubuhnya seolah melayang. Mikha tampak sangat bahagia.
Ternyata di air terjun ada beberapa orang. Mikha dengan senang hati segera bermain air, sementara Renata dan Moreno memilih untuk duduk tak jauh di atas batu. Tak lama orang-orang tersebut pamit pulang. Kini hanya tinggal mereka bertiga.
"Udaranya enak Mas. Nggak bosan ke sini terus."
"Silahkan, hubungi saya kalau mau kemari. Kamu mau main air?"
Renata mengangguk sambil tersenyum lebar lantas menyusul Mikha. Keduanya segera berendam diantar bebatuan dengan air yang jernih dan dangkal. Sesuatu yang segera mengganggu pemandangan Moreno adalah ketika kaos putih Renata mencetak gunung kembar dengan bra berwarna hitam. Pria yang sudah lebih dari enam tahun berpuasa tersebut segera beranjak pergi. Apalagi saat berdiri terlihat lekuk tubuh sempurna milik sang tamu.
"Mas mau ke mana?"
"Ke atas sebentar, cari jamur."
"Jangan jauh-jauh ya, kami cuma berdua." Teriak Renata sambil menatap sekeliling.
Pria itu akhirnya kembali duduk. Namun tak lama kemudian menyelam masuk ke air yang lebih dalam untuk sekadar menenangkan pikiran. Ia butuh air dingin untuk melupakan hasrat yang tiba-tiba datang. Sudah sangat lama tidak seperti ini. Tubuh sempurna dan terawat milik Renata terlalu menggoda. Laki-laki mana yang bisa menghindar? Sementara yang dicemaskan malah sibuk bercanda dan berpelukan dengan Mikha diantara air jernih yang mengalir.
Selesai mandi, ketiganya pulang. Masih dengan pakaian basah, beruntung Renata memangku Mikha. Sehingga bagian dadanya tak lagi terlalu tampak. Namun sebelum turun dari mobil menuju kamar, pria itu menyerahkan sebuah jaket.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGGAM TANGANKU JANGAN PERNAH LEPASKAN/ Versi Lengkap Tersedia Di Playbook
RomanceMoreno Surya adalah pemilik dari ratusan hektar hutan warisan dari sang kakek. Dari sana ia membuka bisnis wisata alam yang digemari oleh banyak orang. Pribadi yang ramah, tegas dan rendah hati membuatnya mudah disukai orang. Pria berpendidikan S2 d...