Hari yang Buruk

1K 130 30
                                    

Rasanya, perjalanan yang mereka lakukan seharian ini seakan sia-sia begitu saja. Kembali dengan tangan kosong dan kehabisan chakra. Tapi nyawa mereka lebih berharga daripada Hachibi. Lebih baik melindungi apa yang bisa mereka lindungi terlebih dahulu.

Sasuke tahu, ia tidak perlu repot memikirkan bagaimana caranya memulihkan kembali chakra yang telah terkuras. Karena Karin ada bersama mereka.

Setelah sejam berlalu, empat orang shinobi itu sampai di sebuah penginapan yang tidak asing. Tempat yang sama dua belas jam yang lalu mereka kunjungi untuk sarapan pagi bersama.

"Permisi, apakah masih ada kamar kosong?" Karin menghampiri meja tamu. Masih dalam kondisi membopong Sasuke. Ia melirik sejenak pria disampingnya.

"Tiga kamar masih tersedia, nona."

Seorang wanita cantik berambut pendek memberikan senyum terbaiknya untuk tamu terakhir yang datang.

Karin berpikir sejenak, "Ah begitu rupanya. Bisa kah kami memesannya?"

"Tentu nona, dua kamar masing-masing untuk satu orang. Dan satu kamar untuk dua orang."

Sebenarnya mereka ingin memesan empat kamar. Setidaknya untuk malam ini saja, mereka bisa istirahat dengan tenang. "Baiklah."

"Kau tahu kan, Suigetsu?" mengabaikan wajah protes yang Suigetsu layangkan. "Kalian berdua satu kamar."

Matanya melirik malas Karin. "Baiklah."

"Kamarnya berada di lantai dua nona." sebuah laci yang berisi banyak kunci pintu dibuka dengan perlahan. "Kamar nomor 10 dan 12 untuk satu orang dan kamar nomor 2 untuk dua orang."

Karin mengangguk, kemudian mengambil kunci di atas meja itu. Mereka berjalan dengan hati-hati menaiki anak tangga.

"Aku akan antar Sasuke ke kamarnya."

Mereka berjalan ke arah yang berlawanan. Karin menuju arah kanan tangga di mana kamar Sasuke dan dirinya berada. Sedangkan Suigetsu menuju kamar mereka yang berada di ujung lorong kiri.

"Jangan macam-macam pada Sasuke." Suigetsu menatap tajam Karin dari jauh. Ia khawatir pada Sasuke, apalagi jika hanya berduaan dengan Karin. Sasuke dalam kondisi yang lemah sekarang. Disaat sehat saja Karin selalu menggodanya, apalagi jika sedang tidak berdaya seperti ini.

Senyuman kemenangan terlukis di wajah Karin. Tak mau menjawab perkataan Suigetsu, cukup dengan bahasa tubuh. Seakan-akan memberitahu bahwa Sasuke-miliknya-malam ini.

Bulu kuduk Suigetsu merinding. Teman satu timnya itu memang mengerikan.

Ceklek...

Sebuah kamar, tidak besar dan juga tidak kecil. Namun sepertinya cukup nyaman untuk ditinggali.

"Karin."

Ranjang berdenyit ketika pria Uchiha itu duduk dengan tenang.

Tidak ada yang lebih membahagiakan selain berduaan saja dengan orang yang dicintai.

Suara Sasuke yang memanggil namanya dengan nada perintah. Mata onyx yang tajam seakan memohon―sembuhkan aku. Ah, sepertinya malam ini akan menjadi malam yagn indah.

Karin menarik lengan baju kanannya ke atas, memperlihatkan kulit putih pucat yang terdapat sebuah garis lingkar putus-putus.

Karin adalah sumber cakra terbaik yang Sasuke punya saat ini. Seperti biasa, disaat seperti ini ia sangat berguna.

"Gigitlah." Karin menyodorkan lengan kanannya mendekat ke wajah Sasuke.

"Akhhh!"

Sensasi gigitan dari bibir Sasuke benar-benar membuatnya terbang.

Another HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang