Bagian 3

17 4 0
                                    

Happy reading ❤️

Suka bingung sama orang yang salah mengartikan sebuah tindakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suka bingung sama orang yang salah mengartikan sebuah tindakan. Terkadang apa yang kita lihat belum tentu sama dengan apa yang kita kira.

***

Dengan suasana hati yang gembira, Pelita berjalan menuju dapur rumahnya. Sejak semalam dirinya mengurung diri dan tidak makan. Sifat alami manusia ketika tidak makan dalam waktu yang lama ia akan merasa kelaparan, begitu juga dengan Pelita. Perutnya sejak tadi sudah berbunyi, bagaikan tanda untuk segera di isi dengan makanan. Ekspresi wajah Pelita seketika berubah ketika melihat kondisi meja makan yang bersih dan tidak akan makanan di atasnya. Terkecuali buah pisang.

Pelita menghela nafas berat, ia berjalan menuju meja makan dan mengambil sebuah pisang. "Kalau setiap ke meja makan adanya pisang, bisa bisa keras terus ee gue." Ujar Pelita dengan berat hati memakan pisang untuk mengganjal perutnya.

"Perasaan ada bunda di rumah sama aja kayak gak ada bunda di rumah. Meja makan lama-lama gue buang nih. Percuma aja meja makan tapi gak pernah ada isinya." Tutur Pelita kesal.

"Akh mood gue rusak lagii. Sebel banget. Huaa. Rasanya mau pindah aja ke planet lain bisa gak sih?" Gerutu Pelita sambil terus memakan pisang.

"Ini pisang perasaan gak habis-habis heran." Kini buah pisang pun jadi sasaran emosi Pelita. Kasian pisangnya.

"Udah lah mending cari fried chicken aja deh. Paha atas enak sih ini kayaknya." Ujar Pelita membayangkan dirinya memakan fried chicken paha atas. Bagian ayam yang paling Pelita sukai adalah paha atas. Itu adalah bagian yang paling enak di muka bumi ini, belum ada yang bisa menandinginya.

Pelita pun memutuskan untuk mencari fried chicken di luar kompleks. Karena ia tidak bisa mengendarai motor Pelita pun memiliki menaiki sepeda yang ia beli bersama dengan Reno beberapa tahun yang lalu.

Dari kejauhan sudah terlihat gerobak makanan yang menjual fried chicken.
Karena sangat menyukai fried chicken, Pelita sampai tersenyum sendiri saat melihat gerobak abangnya. Hatinya bagaikan seorang wanita yang sedang menghampiri sang pujaan hati.

Pelita mengayuh sepedanya dengan kuat agar cepat sampai. Setelah sampai ia berteriak. "Bang, paha atas 3!" Ujar Pelita lalu menstandarkan sepedanya.

"Abis neng." Ucap si pedagang.

Pelita melongo tidak percaya. Ia pun melihat ke arah tumpukan fried chicken. "Tapi itu ada bang," tunjuknya ketika melihat beberapa fried chicken bagian paha atas.

"Itu udah ada yang pesen."

"Siapa yang pesen bang? Wah ngajak berantem dia, gak tau apa ya saya capek goes sepeda." Tutur Pelita sambil memasang wajah galak.

"Ada neng, ganteng orangnya."

"Gak peduli saya bang mau dia ganteng atau kaya." Ujar Pelita. Pasalnya ini adalah pedagang satu satunya yang ada di kompleks rumah Pelita. Tidak mungkin ia kembali mengoes sepedanya lebih jauh. Itu sangat menguras nafasnya setengah mampus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang