sakit

10 6 0
                                    

Mata lentik itu lantas mengedip lucu ketika cahaya yang keluar dari ribuan kamera mengenai wajahnya.

Ribuan kamera terus saja memotretnya tanpa henti dengan sangat mungkin bisa di bilang terpaksa, lelaki itu lantas menampilkan senyuman paksa dan tangannya tak henti melambai ke arah kamera.

"Ku dengar hubunganmu dengan tuan asahi cukup romantis, bukan begitu tuan jaehyuk"

Mendapatkan pernyataan  dari salah satu reporter lantas jaehyuk hanya terkekeh pelan lalu tangannya mengangkat mic yang memang sudah di siapkan oleh staf tadi.

"Anda benar, saya dan tuan asahi sangat mencintai satu sama lain. Bahkan langit dan bumi pun akan setuju dengan ucapanku" lontaran jawaban yang di beri jaehyuk mampu membuat para ribuan kameramen dan beberapa reporter terpesona dengan jawaban yang di berikannya.

"Apa anda ada rencana untuk melamar tuan asahi?" Salah satu reporter kini kembali melontarkan pertanyaan yang dimana membuat jaehyuk sempat shock, tapi untung saja dia bisa mengendalikan mimik wajahnya dengan sangat lihai.

"Tentu. Mungkin bukan dalam waktu dekat, tetapi aku menjamin bahwa asahi lah orang yang akan menjadi pasangan hidupku nanti" kini sorak sorai dari para reporter dan kameramen terdengar begitu keras.

"Woahh. Anda memang orang yang sangat romantis yaa, saya jadi iri mendengarnya. Tuan asahi sangat beruntung bisa mendapatkan hati anda tuan"

Jaehyuk tersenyum

"Tidak, saya yang seharusnya bersyukur karena telah mendapatkan kepercayaan asahi untuk menjadi pemilik hatinya" lagi dan lagi mereka bersorak untuk jaehyuk bahkan beberapa staf yang berbenah dari belakang ikut menyoraki jaehyuk.

"Baiklah, terimakasih tuan Jaehyuk atas waktunya" ujar salah satu reporter mewakili beberapa reporter lainnya dan menutup acara sesi tanya jawab.
.
.
.

"Hah, bisakah hyung menyuruh pak tua itu untuk tidak mengirim ku ke awak media? Aku lelah hyung harus terus tersenyum seperti orang idiot" kini jaehyuk sedang menuju perjalanan pulang dan dari tadi dia tampak kesal dengan para awak media yang mewawancarainya.

"Kau itu selebriti, pasti tidak jauh dari berbagai awak media jae" koo hyun melirik sekilas jaehyuk dari kaca spion dan lantas kembali fokus menyetir.

"Iya, aku tau hyung. Tetapi sejak kalian memberi tahukan awak media tentang hubung- palsu itu awak media gencar mencari dan mewawancaraiku setiap waktu, aku juga manusia hyung"

"Lantas kau ingin aku bagaiman jae, aku hanya seorang manajer tidak bisa membantah perintah pak kim" helaan  nafas yang di berikan jaehyuk sebagai jawaban, kini dirinya lebih memilih menyandarkan kepalanya di jendela kaca mobil.

"Kau ingin makan ramyeon?" Tanya hyun mengalihkan topik yang sempat membuat keributan.

"Tidak. Aku ingin pulang dan tidur" ucap jaehyuk yang di angguki kepala oleh hyun.

Suasana di mobil hening setelah percakapan barusan, tiba-tiba saja suara gemuruh petir terdengar dan dalam hitungan detik hujan deras pun turun mengguyur jalanan.

"Hujannya pasti bakalan deras" gumam kok hyun sambil melirik jaehyuk yang tertidur pulas di jok belakang.

"Tidurlah jae, aku tidak tau kapan si tua itu menyuruhmu terjaga layaknya robot" batin koo hyun kesal.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUCINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang