Menikah Denganku Atau Tidur Denganku

325 3 5
                                    


"Pak Langit, ada seorang wanita yang ingin bertemu dengan Anda."

Kepala Langit mendongak dari tumpukan surat di meja kerjanya dengan dahi berkerut.

"Siapa pun itu, aku tidak akan menerima tamu ketika sedang bekerja, aku harap kamu tidak melupakan tentang hal itu." Sudah menjadi kebiasaan bagi Langit, ketika sedang bekerja dalam keheningan, dia tidak suka jika ada yang mengganggunya.

David Pratama, asisten Langit, yang saat ini tengah berdiri di ambang pintu ruangan pribadi Langit, tampak gelisah. Seperti ada yang ingin dia sampaikan, tapi takut jika akan dibentak oleh Langit.

"Tapi, Pak. Dia adalah ...."

Langit menaruh pulpen itu dengan sentakan kasar, membuat ucapan David menggantung, David meneguk salivanya dengan susah payah.

"Jangan membuatku mengulangi kata-kataku lagi, David," geram Langit dengan suara tertahan. "Usir dia!"

"Baik, Pak."

David keluar dari ruangan itu dengan sedikit kesal karena Langit tidak membiarkan dirinya berbicara sampai akhir.

Fokus langit kembali pada surat itu. Sialnya bukannya kembali fokus, pikirannya malah menuju ke arah lain.

Belakangan ini emosi Langit selalu meledak-ledak, siapa pun yang ada di hadapannya, Langit tak segan-segan memarahinya dengan alasan yang tidak jelas.

Semua itu karena seorang wanita yang seharusnya dia tahu bahwa mustahil untuk dia dambakan.

Aleta Dewi Wulansari, wanita cantik, pemalu, dan juga memiliki senyuman yang begitu menawan. Sangat jauh berbeda dengan dirinya yang notabenenya mempunyai sikap terlalu kaku.

Langit bertopang dagu, raut wajah sendu kini berubah menjadi raut wajah menyeringai.

Ingatan pria itu jatuh pada seminggu yang lalu. Ketika Mahendra, papa Langit melangsungkan acara pernikahan. Awal yang begitu membahagiakan, dan berakhir mengenaskan.

Usai melangsungkan acara pernikahan itu, Mahendra mengalami kecelakaan. Tidak ada tanda-tanda kekhawatiran dari Langit, yang ada pria itu malah senang melihat papanya tidak berdaya di rumah sakit.

"Siapa pun yang berani mengambil milikku, maka dia akan berhadapan langsung denganku," desis pria itu dengan tangan mengepal.

Pikirannya terusik ketika Langit mendengar suara ketukan dari arah pintu, dengan malas pria itu mendongak, lalu mendengkus karena melihat siapa pelakunya.

"Mau apa lagi datang ke sini?" tuntut Langit.

David berdeham sejenak untuk membuang rasa gugupnya, setelah merasa tenang, akhirnya dia mengutarakan apa yang dimaksud.

"Dia tidak mau pergi sebelum menemui Anda, kecuali jika Anda yang mengusirnya sendiri," sahut David. Pria itu mati-matian berbicara dengan tegas, padahal dia takut akan kembali dimarahi oleh Langit karena tidak becus untuk mengurus sesuatu yang sepele.

Langit melirik David sinis. Sebenarnya Langit sudah tahu siapa wanita yang David maksud. Citra, wanita yang hanya pria itu manfaatkan saja, guna untuk membuat Leta cemburu padanya.

"Di mana sifat tegas kamu, mengusir wanita saja tidak becus," cemooh Langit.

David bungkam, seandainya saja Langit tahu siapa wanita yang saat ini berada di luar, pasti pria itu tak akan bertindak berlebihan.

"Maaf, saya akan coba sekali lagi," ujar David sambil berjalan menuju ke arah pintu.

Sebelum pintu benar-benar dipegang oleh David, tiba-tiba pintu itu lebih dulu dibuka dari arah luar.

Perfect SkandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang