1. [Goresan hampa🍃]

89 19 1
                                    

Sore ini langit tampil cerah bewarna orange kemerahan dengan beberapa awan putih membuatnya terlihat berkali lipat amat cantik, disekitarku kulihat orang-orang mulai memotret dengan ponsel atau camera mereka tak ingin ketinggalan untuk mengabadikan momen indah tersebut, paket komplit dengan pemandangan laut dan angin yang sepoi-sepoi di kota padang sumatera barat, yahh ini kota kelahiran dan kampung halaman ayahku.

Jarang sekali aku menghabiskan waktu meetime yang seperti ini, biasanya aku selalu berkutat dikamar bersama para oppa tersayang, oh kalian paham kan maksudku itu loh hehe yang kpop pers yok angkat tangan kalian.

Masih dengan seragam putih abu-abu aku berada di antara keramaian orang-orang untunglah aku menggunakan long-cardigan hijau muda yang sedikit menyamarkan seragamku.

Angin sepoi-sepoi menghampiriku dan membuat kerudungku bergoyang berirama, aku menutup mata mencoba menyatu dengan suasana yang berada dihadapanku ini.

"Miiiiiiiiiiiiii"

Haisss pupus sudah khayalanku suara cempreng itu membuyarkan ketenanganku dan membuat telingaku sakit saja, aku menutup telingaku rapat-rapat takut tuli karena mendengarnya.

"Amiiiiiiiii!!! ihh budek lo ya"

Sebuah penampakan ups muncul begitu saja dihadapanku, bertampilan wajah masam ditekuk dan kedua tangan yang berada dipinggang membentuk sudut siku siku kurasa.

Ah yaa aku baru ingat, perkenalkan namaku zamiyah putri azzahra biasa dipanggil ami dan ini sahabat karibku teman safrekuensi dalam dunia ke kpoppers an Karin Syakillah.

Aku tersenyum menatapnya yang kelihatan kesal. "Hehe maaf ya rin, suara cempreng mu itu membuat semua indraku kehilangan kendali"

Ia mendaratkan bokongnya ikut duduk disebelahku didudukan yang terbuat dari batang pohom kelapa yang sudah dipotong dan dijadikan sebagai tempat duduk yang sudah tersebar banyak disekitar tepi pantai, oh ya pantai yang kudatangi sekarang ini terbilang bersih dari penjual dan tentu banyak didatangi pengunjung sepertiku ini yang ingin mencari ketenangan.

"Kamu masih marah padaku nih rin" aku menggodanya sambil menoleh kearahnya, sambil menyelipkan tangan ke ransel yang berada di sampingku lalu mengeluarkan fotocard jimin dan menggoyang goyangkannya diwajahnya, hehe lihatlah umpan sudah termakan juga rupanya, dasar yaa ni anak satu ini dikasih sogokan aja langsung mau. Oh iya jimin itu salah satu personil BTS Idol asal korea selatan, mereka berjumlah 7 orang yang ketampanannya itu tak manusiawi dan sudah terklaim menjadi wordwide handsome.

"Habis lo sih mi, pulang sekolah udah ngilang aja, gak bilang-bilang lagi mau singgah kesini dulu... ehh kok lo bisa dapat foto suami gua sih, gua aja yang udah borong 10 gak dapat- dapat"

"Kamu aja kali yang nggak beruntung, aku maunya sih dapat taehyung tapi gapapa deh bisa berguna juga kan buat sogok kamu rin" ucapku jail.

"Ya ya suka sukamu deh mi" ucap arin acuh yang masih sibuk dengan fotocard jimin ditangannya.

"Eh tapi kamu kok bisa tau aku ada disini"

"Ohh itu...tadi nayya yang bilang, ia melihat lo naik angkot dengan jalur menuju kesini, dan makanya gua susul dah, oh iya ami!! Gua lupa!!! buruan yok sekarang kan launchingnya produk terbaru oppa-deul!!!" Ucap arin setengah berlari sambil memasukkan fotocard jimin ke ranselnya.

Tiba-tiba aku tersadar dari lamunanku, astaga arin benar, aku pun segera berdiri dan berlari menyusul arin yang sudah berlari didepan menuju store kpoppers langganan kami.

🌱🌱🌱

"Assalamualaikummm"

"Waalaikumsalamm"

Oh tumben ada yang nyaut, btw aku memang selalu ngucap salam saat akan masuk kedalam rumah atau tempat lainnya, itu ajaran ayahku sejak kecil dan sampai sekarang sudah menjadi kebiasaan untukku, aku segera menghampiri ayah yang kurasa berada di dapur.

Setibanya didapur kulihat ayah sedang sibuk memasak, harus kuakui masakan ayah lah yang paling enak diantara semua masakan yang pernah kucicipi.

"Mmmmm aroma enak apa ya ini" ucapku jail tiba-tiba menggoda ayah membuat ayah menoleh kebelakang dan tersenyum padaku, aku balas tersenyum manis dan mencium tangan ayah penuh hormat.

"Ayah udah pulang ya, ami kirain masih ngajar di pesantren"

"Iya mi, ayah hanya pengen cepat pulang ketemu putri ayah yang cantik ini" goda ayah sambil mencubit hidungku gemas.

"Ihhh ayahhh sakit ini ntar hidung ami memerah karena ayah cubit teruss"

"Hahahaa iya maafin ayah ya, sana gih mandi dulu habis itu kita makan malam" ucap ayah sambil mengusap lembut pucuk kepalaku.

Aku tersenyum mengangguk setelahnya segera pergi ke kamar bersiap-siap untuk membersihkan diri, tak henti-hentinya aku tersenyum karena bisa menghabiskan waktu bersama ayah.

Sejak kecil ayahku memang selalu sibuk sampai-sampai tak ada waktu untuk ku, ayahku itu seorang ustadz jadi terkadang waktunya selalu penuh pergi menghadiri kajian belum lagi ia juga mengajar di pesantren dan biasanya selalu pulang larut malam kadang beliau tidak pulang berhari-hari kalau pergi keluar kota, jadi tak ada kesempatan bagi kami untuk bertatap muka selayaknya ayah dan anak pada umumnya, dan tentu saja aku juga sudah terbiasa akan hal itu.

"Gimana sekolahmu mi?" tanya ayah tiba-tiba saat kami selesai makan.

"Sama seperti biasa kok yah, ahh ya ami lupa, pekan depan ami ngambil rapor, ummm kalau ayah tidak sempat datang tidak apa-apa kok yah ntar biar ami minta tolong sama mamanya arin buat ngambilin rapor ami"

Kulihat raut wajah ayah berubah sendu, kemudian aku menggenggam tangannya sambil tersenyum.

"Ami ngerti kok yah ami bukan anak kecil lagi, ami udah gede loh lihat putri ayah sudah bisa melakukan semua hal sendiri"

Kulihat ayah tersenyum padaku, ia mengusap lagi kepalaku lembut. "Maafin ayah ya mi, karena ayah gak bisa jadi ayah yang baik buat ami"

Aku mengeleng. "Ayah.. ayah itu segalanya bagi ami jadi jangan bilang kayak gitu lagi" ucapku berusaha tersenyum menahan semua rasa gundah di hati, kurasa mataku mulai memanas namun dengan sekuat tenaga aku menahannya agar tidak tumpah.

Lagi-lagi ayah mengusap kepalaku penuh sayang. Ayah menatapku lekat-lekat sebelum akhirnya mengatakan. "Ami....ayah harus balik lagi " ucap ayah tiba tiba membuatku tertegun, aku berusaha tersenyum sambil mengangguk dengan yakin.

"Hati-hati dijalan ya yah" ucapku saat mengantar ayah sampai gerbang, aku mencium tangannya, ayah tersenyum menatapku mengangguk kemudian segera menaiki motor hitam jadulnya dan segera pergi meninggalkanku terdiam seorang diri disana dengan runtuhnya pertahananku dan air mata yang mulai terjun bebas dengan sendirinya.

Aku membaringkan diri di kasur setelah selesai sholat isya, sambil mendengarkan lagu bts : 00.00 aka Zero O'clock entah kenapa air mata mulai mengalir lagi di pelupuk mataku.

🎶...And you gonna be happy...
...And you gonna be happy...
...Turn this all around...
..modeun ge saeloun..
..Zero O'Clock..🎶


🍂To Be Continued🍂

🌻Assalamu'alaikum semua... gimana ceritanya mau lanjut gak?
🌻Mohon maaf ya bila ada kesalahan kata dan penulisan dalam cerita ini
🌻Cerita ini murni hanya sebuah khayalan, jadi jangan sampai ada pihak yang salah paham karenanya...🍃

Goodbye Oppa!! Aku Memilih Sang Penciptaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang