11. [Marah?]

6 2 0
                                    


Jadikan Al-Qur'an bacaan utama...

"Tidak halal seorang muslim membiarkan saudaranya lebih dari tiga malam dimana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik diantara keduanya ialah yang memulai mengucap salam."
(HR Muslim, no 2560)

.....

Menyendiri di perpustakaan itu lumayan menenangkan, suasananya yang sepi dengan lingkungan yang damai membuat suasana seakan terasa lebih hidup, aku duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan jendela kaca yang dibalik tirainya terpampang hamparan lapangan luas belakang gedung sekolah yang penuh oleh siswa yang kebetulan bermain futsal saat jam istirahat.

Aku duduk memangku tangan didagu menatap buku bacaan yang kupegang, lama kelamaan fokusku kian menghilang membuatku meletakkan kembali buku yang sedari tadi kubaca diatas tumpukan buku lainnya, pikiranku ku kembali melayang mengingat kejadian kemarin sore, bahkan sampai detik ini pun kurasa Arin masih bersikap cuek padaku seakan akan keberadaanku itu tidak ada.

Aku memakluminya mungkin saja ia butuh waktu, walau begitu tidak ada terlintas dihatiku untuk ikut mendiamkan nya, karena itu bukan ajaran rasulullah malah sebaliknya jika ada yang berbuat jahat dan buruk kepada rasulullah beliau selalu bersikap baik padanya bukan ikut memusuhinya. Begitu mulianya sikap beliau sampai membuatku berkali lipat tambah kagum dengan beliau, sungguh sayang jikalau saja 0.01% dari sikap beliau bisa ada pada kebanyakan manusia akhir zaman seperti sekarang ini mungkin dunia menjadi sedikit lebih baik.

Terdengar suara siswa yang mulai berbisik-bisik saat aku berjalan melewati koridor, bahkan ada juga yang terang-terangan memandangku tak suka.

"Heh! awas beri jalan dong ada anak ustadz nih, oh iya lupa mantan kpoppers tuh udah tobat hhaaaha"

"Hhahahaa"

Jujur aku heran bagaimana bisa mereka tau, namun yang lebih kuherankan lagi saat mereka dulu tau aku kpoppers mereka juga tidak ambil pusing, namun mengapa sekarang saat mereka tau aku sudah hijrah dan kembali memperbaiki diri malah semakin dicaci, sekarang aku mengerti bagaimana keadaan rasulullah dahulu. Allah memang baik, saat diberi ujian harusnya kita bersyukur karena itu tandanya allah masih sayang dan memperhatikan hambanya.

"Awhh! Hei kalau jalan lihat-lihat dong!"

Aku mengernyit saat tumitku lebih dulu terjatuh menyentuh lantai, ada rasa panik akibat tiba-tiba terkejut.

"Lo gak apa-apa ren, gimana sih lo mi kalau jalan mata tuh dipake"

Diam bukan berarti lemah, aku berusaha mengingat perkataan Ayah waktu itu, kuakui aku bukanlah manusia sempurna bukan pula berperilaku mulia layaknya rasulullah dan sahabatnya, sebisa mungkin kutahan semua umpatan yang sampai di kerongkongan dan kuganti dengan beristighfar mengingat Allah.
'Astaghfirullahal adzim'

"Apaan sih kalian, yang gue liat tadi Sharen duluan yang nyenggol bahunya Ami"

Nayya tiba-tiba datang dan dengan bantuannya aku kembali berdiri sambil menghadap Sharen dan Keyla teman sekelasku itu.

Nayya masih memandang mereka tak suka bahkan saat ku kode untuk berhenti pun tidak dihiraukannya sama sekali.

"Apaan sih, yuk key kita pergi" kulihat mereka berlalu pergi menjauh menyisakan kami berdua saja disini.

"Lo gak papa nih mi"

"Iya nay aku baik-baik aja kok"

"Harusnya lo lawan aja tadi, kenapa lo diam aja sih mi, duh mi iya gue tau lo pasti mau ceramah bilang gak baik kan, ini itu segala macem tapi gak gitu juga dong mi karena mereka tuh udah kelewat batas"

Goodbye Oppa!! Aku Memilih Sang Penciptaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang