OOC!
Naruto belong to masashi khisimoto
Story original by mahenni
oOo
Haruno Sakura, gadis remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas ini di kenal sebagai gadis preman di sekolah nya. Tapi sangat aneh karena dia memiliki kekasih dengan sikap dan kepribadian yang sangat berbanding terbalik dengannya.
Pria yang tidak beruntung itu adalah siswa yang begitu berprestasi di sekolah nya Dan begitu patuh akan aturan sekolah. Namanya Namikaze Naruto anak semata wayang keluarga konglomerat di Jepang.
Dan entah bagaimana mereka bisa jadi sepasang kekasih yang begitu di sorot di negara Jepang ini. Bahkan tidak sedikit orang yang iri dengan hubungan mereka berdua.
Sakura wanita yang benar-benar di takuti di sekolah ini. Tidak hanya wanita, pria juga termasuk kok, tapi naruto adalah pengecualian. Dan untuk menghindari suatu kejadian yang bisa membuat mereka di hajar tanpa alasan oleh wanita cantik berambut merah muda ini semua murid memilih menyerahkan dirinya agar di jadikan budak oleh gadis gulali tersebut.
Sementara beberapa murid yang punya sikap preman sepertinya akan menempel bak lintah pada Sakura agar di sorot banyak orang juga. Untuk Sakura, dia menganggap mereka semua hanya budak untuk nya suruh-suruh.
.
.
.
"Kapan kau selesai dengan bukumu, na?" gadis cantik dengan rambut pendek berwarna merah muda itu sedikit merengek melihat kekasih durennya ini lebih sibuk dengan buku-bukunya sedari tadi. Sikap ini jarang atau bahkan tidak pernah Sakura perlihatkan pada public kecuali saat berdua seperti ini dengan kekasih nya.
Naruto hanya menghela nafas. sabar, dengan kekasih wanita nya yang begitu tidak bisa menghabiskan 1 jam waktu luangnya untuk sekedar membaca di perpustakaan sekolah ini.
Mata sebiru langit yang terhalang oleh kacamata itu bergulir menatap perlahan manik indah berwarna hijau milik gadis-nya. Tangan dengan kulit tan nya yang berotot itu masih memegang buku yang tadi sempat menarik perhatian nya.
"Lebih sabar lah saki. Waktu istirahat masih panjang. Dan kalau kau lapar pergi saja duluan ke kantin. Setelahnya aku akan menyusul." jawab nya dengan nada yang begitu menghangatkan di telinga pendengarnya. Sakura berdecak.
"Aku ingin makan berdua! Sama kamu!" balasnya manja. Wajahnya dia tempatkan di meja dan tangannya yang menganggur, ia gunakan sesekali untuk memukul-mukul meja.
Sekali lagi Naruto menghela nafas. Kenapa kekasih nya hari ini begitu manja? Heran Naruto. Karena Sakura biasanya begitu mandiri, bahkan tidak jarang Sakura membuat Naruto kesal karena selalu pergi tanpa ijin terlebih dahulu pada nya.
"Kalau begitu bersabarlah sebentar lagi."
"Hump!" kepala nya yang masih di atas meja dan mengarah pada Naruto sekarang berbalik ke arah lain.
Beberapa menit berlalu. Naruto akhirnya bergerak dari duduk nya. Berjalan ke salah satu lorong rak yang penuh dengan buku, dia ingin mengembalikan buku yang tadi dia baca ke tempatnya. Setelahnya kembali ke tempat nya tadi duduk, sesampainya disana Naruto tak duduk dan malah mendekat kearah kekasih nya yang masih memalingkan wajah nya di atas meja. Naruto mengelus sayang surai pendek berwarna merah muda itu. Kepalanya ia tundukkan ke arah telinga gadis-nya.
Dia berbisik, "ayo ke kantin." mendengar suara itu Sakura langsung mengangkat kepalanya dan menoleh semangat ke arah Naruto, senyuman yang terlewat manis Sakura tampilkan supaya Naruto tau bagaimana perasaannya sekarang. Yang sangat bahagia.
Mereka berdua akhirnya berjalan beriringan menuju kantin. Saat di tengah jalan entah memang karena Naruto yang tidak memperhatikan koridor atau salah sang penabrak yang jalan terburu-buru dengan kepala menunduk.
Sakura mendelik kepada siswa yang berani sekali menabrak kekasihnya.
"Matamu, kau letakkan dimana?" ketusnya. Sakura mendekat ke arah siswa yang masih setia menundukkan kepalanya itu. Lalu menarik kerah bajunya agar dia bisa melihat lebih jelas orang yang berani menabrak kekasihnya.
Kulit wajah siswa itu sedikit terlihat sekarang, karena tertutup poni wajah berkulit putihnya tak begitu jelas.
Naruto yang takut terjadi keributan langsung melerai nya. "Sakura ayo kita ke kantin, aku sudah sangat lapar." ucapnya. Akhirnya Sakura kembali ingat tujuan awalnya. Dia hanya mendengus sebagai jawaban.
Naruto merangkul gadis-nya, tangan tan nya sedikit mendorong punggung milik Sakura agar jalan di depannya. Setelahnya Naruto menoleh kebelakang untuk melihat siswa yang masih membatu di tempat nya tadi. Jaraknya belum jauh dari siswa itu.
"Lain kali lebih perhatikan jalanmu." tegas Naruto sebelum benar-benar menjauh dari tempat membatu sang siswa.
Dari tempat siswa yang menabrak Naruto sekarang benar-benar sudah tak terlihat sosok tampan Naruto. Pasti tidak ada yang bisa membayangkan bagaimana perasaan siswa ini sekarang, dia masih saja setia di tempat itu. Tak bergerak sedikitpun. Wajahnya memereh hingga daun telinga.
Perasaannya campur aduk. Ada senang, takut, dan malu. Dia senang karena bisa berpapasan dengan pria tampan yang berprestasi seperti Naruto. Dia juga takut kalau-kalau Naruto membenci nya karena kejadian tadi. Dan malu karena dalam keadaan yang mungkin tak pantas seperti ini bertemu dengan sosok yang kau kagumi dan dambakan. Ya memang bukan hanya siswa ini yang mengagumi atau mendambakan sosok seperti Naruto. Sosok Naruto begitu sempurna tanpa cacat di muka public. Tidak hanya wanita saja yang mendambakan Naruto agar menjadi milik mereka, pria yang sering di sebut-sebut dengan pangkat uke juga ikut serta mendambakan sosoknya.
Walaupun dia sudah memiliki hubungan dengan wanita tapi tak bisa menampik kharisma dari keluarga konglomerat tersebut, kharisma nya selalu mengundang orang-orang agar mengejar mereka, orang yang baru sekali bertemu dengan keluarga Namikaze juga pasti tak akan menolak gagasan ini.
Sebelum terlarut semakin dalam siswa dengan kulit seputih salju dan rambut sedikit panjang berwarna raven ini, dia di kagetkan dengan adanya tepukan pada sebelah pundaknya.
Puk!
Refleks pria raven ini menoleh gusar mata dengan pupil hitam nya melihat sosok dengan rambut merah pendek dahinya di hiasi dengan tatto ai.
Pria dengan rambut merah ini sedikit memiringkan kepala.
"Kenapa?" tanyanya saat merasakan tubuh orang yang sempat dia tepuk itu menegang.
Diam sejenak. Jujur pria raven ini sedikit kaget tadi.
"Tidak ada."
"Kalau begitu, kita ke kantin?" pria raven yang di tanya hanya membalas dengan anggukan. Setelahnya mereka berdua pergi dari tempat itu menuju kantin.
.
.
.
.
End... ?