"Ga berangkat sama naruto?"
"Engga ma... Hari ini saki mau coba motor baru dari papa. Aku juga ga mau bikin naruto boncengan pake motor, entar apa kata tetangga liat anak orang terpandang di boncengin." jawab sakura dengan jelasnya. Dia baru saja menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan tempat ibunya tadi yang melontarkan pertanyaan padanya.
"Yasudah kalau begitu hati-hati di jalan. Jangan ngebut-ngebut." nasehat sang ibu itu di dengar baik oleh sakura.
Sampai di meja makan dia mengambil sepotong roti dan menggigitnya. Setelahnya dia pamit dan berangkat ke sekolah.
.
.
.
.
Naruto baru sampai di sekolah beberapa menit yang lalu. Berjalan beriringan dengan teman-temannya, dia tak mempedulikan berbagai tatapan penuh tanya yang di lempar kan murid-murid padanya.
"Sakura tidak berangkat sekolah?" salah satu temannya dengan rambut coklat yang mempunyai dua gigi taring ini bertanya. semua murid juga pasti menanyakan hal itu, Tapi caranya mereka perlihatkan hanya dengan tatapan, karena tak berani atau tak cukup dekat untuk menanyakan hal seputar kehidupan asmara antara Naruto dan Sakura.
Naruto belum menjawab. dia dan teman-temannya masih melanjutkan kegiatan mereka, berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas Naruto baru menjawab. "Dia ingin berangkat sendiri."
Kelima temannya hanya mengangguk-angguk.
.
.
Waktu sudah berlalu, sekarang sudah masuk ke jam istirahat kedua. Dan Naruto masih belum mendengar suara gadis-nya bahkan wajah cantik nya sejak pagi tak terlihat. Tidak hanya Naruto yang khawatir, kelima temannya juga sama khawatir nya. Mereka tidak pernah melihat Sakura absen. Yahh walaupun brandal, dia kan memiliki kekasih yang begitu pintar. Jadi Sakura juga tak mau kalah dari kekasih tampannya ini.
.
.
Naruto dengan manik biru yang terhalang kacamata ini sedang berjelajah di perpustakaan sekolah. sudah menjadi tradisi si pria tampan ini untuk meluangkan setengah jam istirahat nya untuk membaca buku di perpustakaan. Duduk di bangku paling pojok ruangan yang lumayan luas ini, Manik biru nya bergerak ke kanan dan ke kiri. Memahami setiap kata yang tercetak di buku yang ia pegang sekarang.
Kegiatan membaca nya beberapa kali terganggu. entah ini hanya perasaannya saja atau memang pria yang berdiri di belakangnya itu sedari tadi menatap lekat punggung miliknya.
Dan benar saja, saat Naruto menoleh matanya langsung bersitatap dengan manik hitam milik pria raven yang sedari tadi tak bergerak dan hanya menatapnya dari rak yang ada di belakang Naruto.
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu?"
dari pandangan nya Naruto jelas melihat kalau pria ini terkejut. Mungkin terkejut karena Naruto tiba-tiba berbalik atau ada hal lain, Naruto tak peduli hal lain apa itu.
Pria itu tak menjawab, dia malah menenggelamkan wajah nya dan menatap lantai. Kedua tangan nya ia saling remas. Rasanya sangat gugup. Dia tak bisa menatap langsung wajah tampan milik Naruto.