EMPAT PULUH EMPAT

67 3 0
                                    

༺༻

Hari ini alaska berniat untuk libur sehari dari pekerjaan kantornya, ia sudah mendapatkan izin dari sang papah semalam saat ia mengunjungi rumah orang tuanya itu. Walaupun ia masih bingung ingin kemana hari ini tapi ia memikirkan sesuatu yang sebenarnya sudah lama ingin ia lakukan.

"Telpon ranum aja kali ya." Ucapnya yang saat ini tengah bersantai di kursi meja pantry serta menikmati kopi dipagi hari.

Call On

"Paan lu nelpon gue pagi-pagi." Tanya suara dari sebrang sana ketika panggilan itu baru saja tersambung.

"Biasa aja anjir padahal gue mau ngajakin anak lo jalan." Jawab alaska dengan sedikit kekesalan pada ranum.

"Mau ngapain elah lo jangan kebanyakan maen ama anak gue ntar lo dikira om om pedofil njir."

"Itu sih lo yang doain, udah ntar gue jemput kerumah." Balas alaska segera setelah ranum selesai berbicara.

Oke gue siapin anak gue dulu."

Call Off

Setelah selesai berbicara alaska juga langsung menaruh gelas kopinya di washtafel dan segera membersihkan diri dan berpakaian rapi.

"Gue harap hari ini lo mau ketemu sama gue." Batin alaska ketika ia tengah menyisir rambutnya didepan cermin meja rias.

Pakaian yang cukup rapi walaupun kasual menjadi pilihan alaska saat ini, kaos putih polos dipadukan dengan jas ringan berwarna hitam serta celana dasar yang juga dipadukan dengan warna jasnya tidak lupa dengan sepatu sneaker putih yang melengkapi penampilannya hari ini.

Ketika sudah waktunya alaska segera menuju kearah basement tempat mobilnya terparkir, menuju kerumah rino dan ranum dibutuhkan waktu 30 menit dari arah apartmentnya.

Tanpa menunggu waktu lama setelah sampai dirumah ranum dan rino, alaska segera mencari anak kecil berumur 3 tahun itu untuk pergi bersamanya. Alaska memang sering membawa anak rino dan ranum untuk pergi karna ia pun juga malas untuk membawa kedua adiknya yang cerewetnya bukan main.

"Udah cantik aja ponakan om." Ujar alaska ketika melihat bocah berusia 3 tahun itu digandeng oleh ranum untuk menghampirinya.

"Sumpah lo gak ada kegiatan lain ya ka." Balas sang ibu dari bocah itu yang tidak lain adalah ranum.

Alaska menoleh kearah ranum dengan sedikit mendongakkan kepala karna saat ini ia tengah berjongkok untuk menggendong erika.

Alerica Zanuali Atrhayana anak pertama dari pasangan rino dan ranum yang kini berusia 3 tahun.

"Om ayo pelgi jangan ganggu ya mom." Ujar bocah perempuan itu yang cedal, ranum menghela nafas entah dari mana anaknya itu belajar berkata seperti itu. Yah sudah pasti buatan suaminya tidak akan jauh berbeda dari yang membuat.

"Ya.. ya.. ya.. abisin duit om alaska ya, beliin mama emas kalo bisa." Ucap ranum pada erika dan mencium pipi gembul miliknya yang kini sudah berada digendongan alaska.

"Gue berangkat dulu, erika byebye sama mami dulu." Ujar alaska mendapat anggukan dari ranum.

"Byebye mi."

"Byebye sayang hati-hati ya." Erika terus melambaikan tangan sampai ia dimasukkan kedalam mobil oleh alaska.

Sebelum alaska juga masuk kedalam mobil terdengar ranum berteriak.

"Cepetan dipepet lagi biar lo juga bisa cepet gendong anak sendiri." Begitulah isi teriakan ranum hanya mendapat lambaian tangan oleh alaska.

"Susah amat tinggal minta balikan kan." Monolog ranum sembari melihat kepergian mobil alaska.

ANUGRAH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang