Pergi sementara

13 2 0
                                    

happy reading : )
jangan lupa vote terimakasih.

**
"aku memilih pergi, ntah itu untuk sementara ataupun selamanya"

.
.

"bukan dia yang jahat, baiknya saja yang salah tempat"

**
(direkomendasikan sambil mendengar lagu 'when she loved me - Sarah McLachan (piano cover ny riyandi kusuma) agar feel lebih terasa)

Elena melangkah kan kaki dari kelas, sekilas setelah ia menatap wajah para murid dengan raut wajah yang tidak ia harapkan. Air matanya yang mengalir langsung ia hapus dengan kasar. Ia semakin melangkah dan menjauh dari kelas meninggalkan para siswanya yang sekarang hanya bisa melihat punggung Elena dari kejauhan.

Elena berjalan menuju gerbang sekolah, awan yang sedari tadi mendung, dan langit yang berwarna abu abu kini sudah siap untuk menurunkan hujan. Rintik hujan mulai berjatuhan seolah mendukung kesedihan Elena.

Ia memandang kearah depan, kearah hujan yang jatuh semakin deras. Sejenak ia merasa ada kenangan yang tersisa disetiap sudut sekolah, samar samar bayangan suka duka bersama muridnya memanggil namanya melalui rintik hujan yang bernada. Ia merasa akan ada rindu yang merambat disana, angin yang membawanya mengudara, berbisik tanpa suara, melahirkan kata kata "aku pergi, sekolah yang akan ku rindu adalah sekolah yang isinya ada kalian yang melihatku sebagai Elena Rosalina bukan sebagai Carlie Aliansa"

Kakinya melangkah melewati gerbang sekolah, ia berbalik sekali lagi melihat sekolah ini, sekolah yang memberikan beribu kenangan tentang ia dan para muridnya.

Elena tersenyum getir dan bulir air matanya semakin berjatuhan, lalu berbicara..

Elena : "maaf dan terimakasih" lirihnya lalu melenggang pergi.

**

Keadaan kelas hening dengan raut wajah dan kondisi mereka yang tidak karuan, sedih, benci, kecewa itulah yang mereka rasakan sekarang.

Lulu : "maaf gara gara gue keadaan kelas jadi kaya gini" ucap Lulu memecah keheningan

Alana : "bukan salah lo"

Camelia : "gue masih ga nyangka kalo dia itu pembunuh bayaran yang daftar kesekolah kita cuman niat nyamar biar ga ketahuan kalo dia itu buronan polisi"

Gavin : "gue juga masih ga percaya kalo dia jahat kaya gini"

Alnaka : "dia ga jahat, baiknya aja yang salah tempat. Dia jadi pembunuh bayaran kalo dibayar doang, buktinya kita ga dia sakitin kan" tuturnya.

Gavin : "lo bela dia ka?" tanyanya dengan tatapan tajam setelah Gavin berbicara seperti itu.

Alnaka : "bela? bela dari mananya? gue bilang gitu doang lo sebut bela? otak lo kurang dewasa vin"

Gavin yang mendengar itu langsung tersulut emosi dan langsung mencengkram kerah baju Alnaka dengan kasar.

Gavin : "kalo bukan bela apa namanya? cuman gara gara dia lo jadi masuk daftar siswa dimading bukan BERATI KALO DIA SALAH LO TETEP BELA DIA BEGO!" ucapnya lantang masih mencengkram kerah baju Alnaka

BUGH! satu pukulan melesat pada wajah Gavin

Lulu : "naka! udah ka" ucapnya mencoba menenangkan Alnaka

Alnaka : "lo diem!" bentaknya pada Lulu. Langsung membuat Lulu diam seribu bahasa.

Gavin : "BERANI LO MUKUL GUE HAH?" teriaknya.

Alnaka : "lo kalo ga dipukul ga akan sadar!"

Gavin : "gue yang ga sadar? atau lo yang udah buta karna masih nganggap dia guru?"

Alnaka : "YANG GUA OMONGIN FAKTA VIN! sekarang gua tanya, lo pernah disakitin sama dia?"

Alnaka : "HAH? JAWAB!" bentaknya.

Gavin melepaskan cengkramannya dari kerah baju Alnaka. Sekarang giliran Alnaka yang mencengkram kerah baju Gavin.

Alnaka : "JAWAB VIN!" teriaknya sambil menggucang guncang tubuh Gavin.

Alnaka : "ga bisa jawab kan lo sekarang? GA PERNAH KAN? yang ada dia nolong kita waktu kita dikeroyok segerombolan berandalan, LO INGET?"

Gavin tak berkutik mendengar ucapan Alnaka. Ya ucapan Alnaka memang benar adanya.

Alana : "UDAH STOP! NGAPAIN SIH KALIAN BERANTEM DISITUASI KAYA GINI? gue udah cukup muak sama yang terjadi ditambah sekarang kalian yang kaya gini" ucapnya sambil menarik rambutnya prustasi.

Alana : "gue cape hikss.." lirihnya.

Lulu langsung memeluk Alana, menguatkan Alana walau pada faktanya Lulu juga sedang terluka.

Alnaka : "maaf"

Gavin : "gue balik" ucapnya sambil mengambil tasnya dan pergi tanpa menghiraukan sautan dari teman temannya.

Alana : "gue mau pulang juga lu" ucapnya lemah kepada Lulu

Lulu : "yaudah ayo kita pulang"

Camelia : "gue ikut juga"
.
.
Alnaka : "tunggu!" ucapnya menghentikan langkah mereka ber 3

Alana : "apa lagi ka?" tanyanya muak.

Alnaka : "kalian lebih milih bela Gavin dibanding gua? ucapan gua ga salah kan?"

Alana : "cukup ka gue mau pulang" ucapnya acuh tak menghiraukan yang diucapkan Alnaka.

Alnaka : "dengar dulu! jangan karna bu Elena ngelakuin satu kesalahan, kalian lupa beribu kebaikan yang udah dia lakuin buat kita" tuturnya.

Lulu : "lo udah dibuat buta sama Elena, gue lebih bela Gavin" ucapnya cukup menohok hati Alnaka, membuat hati Alnaka terasa dicabik cabik.

3 wanita itu lalu pergi menyisakan Alnaka dan Radit didalam kelas.

Alnaka : "ARGHH!" teriak Alnaka sambil menendang kursi dihadapannya.

Radit yang melihat itu sontak kaget lalu membawa tasnya bersiap untuk pergi

Alnaka : "apa lo? mau gua tendang juga?" tanyanya pada Raditya lalu mendapat gelengan kepala dari Radit.

Alnaka : "bilang ke kaka lo, kalo umur udah dewasa pikiran juga harus dewasa jangan mandang seseorang dari satu sudut aja" ucapnya lalu pergi meninggalkan Raditnya seorang diri.

.
.

kamu tim Alnaka atau Gavin? komen ya

Terimakasih untuk yang sudah membaca.

WorthyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang