O2/O5

4.7K 681 20
                                    

Biasakan vote sebelum membaca.
---

Saat Sanzu mabuk..

──────

Malam hari, (Name) mendapati pintu rumahnya diketuk. Melihat siang tadi Sanzu mampir kerumahnya dan mengatakan ingin mabuk, (Name) sudah tau yang datang malam ini juga pasti dia.

(Name) membuka pintu rumahnya, dan ternyata dugaannya benar. Yang datang itu Sanzu.

Berbeda dengan yang tadi siang, kini Sanzu berbau alkohol.

"Hai sayangg~" sapa Sanzu mabuk.

"Astaga sanzu, kau minum berapa banya--mmph!"

Ucapan (Name) terpotong begitu saja karena Sanzu mencium bibirnya kasar. (Name) mendorong kuat tubuh Sanzu, namun karena tidak kuat, akhirnya (Name) menginjak kaki Sanzu kuat membuat Sanzu melepaskan ciumannya.

"Ck, kenapa?"

"B-bodoh! Kau gila sanzu!"

"Ahh.. kamu takut ketauan tetangga, ya?" Ucapan Sanzu membuat (Name) terkejut dengan wajah yang memerah.

"Dasar cowok sinting!"

"Aish~ Kamu tsundere. Ayo kita lanjutkan," Sanzu mengunci pintu rumah (Name), lalu menggendongnya dan membawanya ke kamar.

"Sanzu! Gila! Turunkan!" (Name) memberontak digendongan Sanzu. Jujur saja ia takut.

"Ssstt, diam."

"Jangan! Sanzu!"

Dikamar (Name), Sanzu melempar (Name) keatas kasur lalu menindihnya dan mencium bibirnya kasar.

Tak berselang lama, ciuman kasar itu beralih ke leher jenjang (Name). Sanzu mencium pelan leher (Name), membuat tubuh (Name) bergetar seketika.

"Ahahaha, tubuhmu bergetar!" Sanzu mendekatkan wajahnya ke telinga (Name), lalu berbisik. "Kau menikmatinya, huh? Padahal tadi menolak," ucap Sanzu lalu menggigit dan menghisap leher (Name) hingga tercipta tanda disana.

Selesai membuat tanda, Sanzu membuka pakaiannya dan membuangnya kesembarang arah. "Bersiaplah, sayang--"

*plak!

(Name) menampar pipi Sanzu kuat, "sadarlah bodoh! Kau sendiri yang bilang padaku tidak akan macam-macam, kan?!"

"..."

"..."

"..."

"Ah.. kau sudah mulai berani, ya?"

"Sialan,"

(Name) mengambil tongkat baseball yang ada disebelah kasurnya, "maaf sanzu." Lalu memukul kepala Sanzu, membuat Sanzu pingsan seketika.

(Name) menghela nafas lega.

"Untung saja..."

──────

.. dia sangat berbahaya.

.
.

*omake

Keesokan paginya.

"Sayang, maafkan aku, ya? Aku tidak sadar pada malam itu, aku terlalu banyak minum."

"Bodoh, kau tidak tau sepanik apa aku ketika kau menggila?!"

Sanzu terkekeh, lalu mengelus kepala (Name). "Maaf, untung saja kamu jaga-jaga buat taruh tongkat baseball disebelah kasur. Yah, meskipun pukulannya masih terasa sih.." ucap Sanzu sembari mengusap kepalanya yang diperban.

(Name) menghela nafas, lalu menatap Sanzu. "Aku hanya akan mengatakannya sekali," ucap (Name) membuat Sanzu mengerutkan alisnya.

"S-saat kau sedang stres atau banyak masalah, jangan mabuk. K-kau boleh mencium b-bibirku.."

"... eh?! Serius?!"

"I-iya! Tapi ingat! Hanya cium!"

Sanzu tersenyum, lalu mengangguk. "Iya!"

"Astaga, dia senang sekali. Mirip seperti anak kecil yang dapat permen!"

-✔𝐌𝐘 𝐒𝐏𝐎𝐈𝐋𝐄𝐃 𝐁𝐎𝐘𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃 : Haruchiyo SanzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang