PROLOG

26 9 27
                                    

Anyyeong, chingu!

Yakk, ketemu lagi sama Shana. Anyyeong!

Bagi yang pernah baca story sebelah pasti tau siapa Shana wkwk.

Bagi yang belum kenal, yuk kenalan! Call me Nona or Shana, yaa! Terserah kalian aja mwehehee

Sorry banget, Shana mau fokus sama cerita ini, mungkin yang sebelah Shana unpub dulu yaa hehe..

Welcome to WEDNESDAY!

Siap meramaikan komentar?

Siap mengarungi kisah ini?

Siap dukung Shana dengan vote? Komen juga boleh banget!

Absen dong, darimana kalian tau cerita ini?

Kalian asal mana aja, nih?

Yaudah, Happy reading and enjoy yaaw!

Kritik dan saran sangat diterima!❤

.
.
.

Sherina Elfarie. Semenjak ia menduduki bangku SMP, ia sangat menggemari budaya negeri ginseng, Korea Selatan. Hingga saat ini, ia telah menduduki bangku SMA. Yah, lebih tepatnya XI SMA. Terhitung lima tahun sudah ia bermimpi untuk bisa menempuh pendidikan tinggi di negeri ginseng tersebut. Semakin hari, bukannya malah berkurang. Tetapi, keinginannya kian membesar.

Pada awalnya, ia hanya menyukai dunia K-Pop semata. Namun, semenjak ia mempelajari budaya serta pendidikan Korea Selatan, keinginannya tiba-tiba muncul begitu saja. Seakan-akan, itu adalah air yang mengalir dengan semestinya.

Mengingat pendidikan yang sangat dijunjung tinggi di Korea Selatan, membuat ia harus extra dalam belajar. Ia selalu membuat target yang harus ia capai, dan ia berusaha belajar dengan giat agar hasil dari usahanya memuaskan.

Disisi lain, Sahara Elfarie. Bunda dari sosok Sherina. Sang ibunda mengetahui keinginan anaknya. Tetapi, dibalik diamnya, ia sangat menentang hal itu. Ia khawatir bilmana anaknya nanti salah langkah. Sebab, ia sedikit tahu mengenai pola hidup masyarakat negeri ginseng tersebut. Maka dari itu, ia dengan suaminya, Sandya Elfarie, sangat menentang keinginan anak semata wayang mereka.

David Rajendra. Ia adalah sosok sahabat sekaligus sosok yang dicintai Sherina. Selama ini, David selalu mendukung semua hal yang Sherina inginkan. Namun tidak untuk Sherina berkuliah ke negeri ginseng. Keinginannya yang satu itu tentu saja menjadi pengecualian.

Segalanya mulai menjadi rumit. Namun, menyerah bukanlah sifat seorang Sherina Elfarie. Berbeda jika ia telah berjuang, namun tidak berhasil. Itu bukan berarti ia kalah. Itu tandanya bahwa jika kita menginginkan sesuatu, maka kita harus berjuang sampai titik darah penghabisan. Baginya, keinginan tanpa sebuah perjuangan tentu saja tak ada artinya.

Walaupun semua orang tidak menyetujui keinginannya, Sherina bertekad untuk tetap berjuang semampunya. Sampai dunia memang benar-benar tidak mengizinkannya.

Akankah ia berhasil?

.
.
.

Yuhuu, gimana sama prolognya?

Kasih nilai berapa, nih?

Sampai jumpa di chapter 1 dan seterusnya!

Paypayyy....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WEDNESDAY [Hiats]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang