Prolog

26 5 0
                                    

Assalammualaikum
Halo temen-temen. Jadi cerita ini adalah cerita pertama aku. Semoga kalian suka ya 😄

       Happy reading 🎉
     Jangan lupa vote and coment! 

"Terbang sebab pujian. Jatuh sebab pujian. Terkadang satu hal bisa menciptakan banyak hal pula."

                                           Sahabat Senja

Seorang wanita duduk ditepi pantai bersama seorang pria yang sudah sah menjadi suaminya. Wanita itu masih berbusana pengantin yang lengkap ditubuhnya. Begitu juga dengan suaminya. Mereka baru saja selesai melangsungkan sebuah pernikahan.

Wanita itu bernama panjang Fatimah Al Zahra, dan biasa disapa Zahra. Suaminya bernama Fatih Nur Hamzah. Ia biasa disapa Fatih. Pernikahan mereka bukanlah hal mudah untuk dilaksanakan. Butuh perjuangan serta kesabaran untuk  melangsungkan. Terkhususnya Fatih. Fatih perlu berjuang keras untuk mendapatkan Zahra yang saat ini sah menjadi istrinya.

"Kamu ingin mendengar suatu kisah?" Tanya Zahra pada Fatih, suaminya.

"Kisah apa?" Jawab Fatih halus.

POV Zahra

Kita bertemu ditepi pantai, aku memakai kerudung hitam dan gamis hijau muda. Kamu memakai kemeja putih dan celana hitam lengkap dengan kaca mata hitam mu.

Awalnya aku bisu kan lisanku sebab kita tidak saling kenal. Kamu terus saja mengoceh, menanyakan alamat rumahku, nama, umur, kepantai dengan siapa.

Tapi setelah aku pikir, kamu cukup sopan. Datang dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri duluan. Berdiri dengan jarak kurang lebih satu meter disamping ku. Matamu tetap fokus kedepan tanpa pernah menoleh kearah ku.

Pertama aku jawab salam mu dan satu persatu menjawab pertanyaan mu. Tidak cukup disitu, kamu mulai bercerita. Pendidikan mu yang tengah memasuki semester akhir disalah satu Universitas Jakarta. Kamu datang seorang diri kepantai ini.

Sedangkan aku, masih tetap diam dan mendengarkan ceritamu. Kamu bilang, kamu suka pantai karena luas dan bebas. Aku tersentak, saat kamu bilang bahwa aku suka diam.

"Kamu cantik, tapi sayang kamu suka diam." begitu ujar mu.

"Sudah berapa lama suka dengan diam?" Sambung mu.

"Lalu aku harus katakan apa?" Jawabku sedikit ketus.

"Akhirnya bicara, terserah ingin katakan apa." Ujar mu.

"Katakan kamu ingin menikah denganku juga tak apa." Sambung mu lagi.

Aku tinggalkan kamu seorang diri. Menurutku kamu terlalu berani mengatakan hal itu kepada wanita yang baru kamu kenal. Dan aku tidak menyukainya.

Aku berjalan menyusuri pantai, kaki diterpa ombak, semilir angin menghembus hijab ku. Tenang, itulah yang aku rasakan.

"Sepertinya aku pernah melihatmu."

"Astaghfirullah." Ucapku.

"Maaf aku mengagetkan mu, tapi sungguh aku seperti pernah melihatmu."

"Kamu salah lihat." Aku percepat jalanku.

"Hey, tunggu."

"Kenapa kamu terus mengikuti ku." Ucapku sedikit keras.

"Aku hanya ingin mengenalmu."

"Untuk apa?" Tanyaku risih.

778 Mawar Putih (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang