Chpt.1-Kavin And Ajeng

29 8 1
                                    

     Malam yang sunyi dijalanan kota Surabaya dengan hantaman angin yang bertiup sendu menemani laju sebuah mobil mercedes benz milik seorang pria jangkung, bukan hanya jangkung namun pria ini juga sangat tampan. Dia adalah Kavin Patricio, anak pemilik Patricio Group yang bergerak dibidang manufaktur.

Kavin mengemudi dengan gagahnya, bila saja ada wanita yang melihat pemandangan ini, bisa dipastikan mereka akan tergila-gila dibuatnya.

Mobil kavin berhenti tepat di sebuah cafe mewah nan antik. Didepan cafe ini juga terdapat sirkuit, biasanya kavin dan teman-temannya juga ikut serta dalam balapan.

"woy, bagus lo pada, ngumpul ga ngajakin gue" celoteh kavin saat memasuki cafe dan melihat teman-temannya yang juga ada disana.

"lah kita sering ya nyet ngajakin elu cuma lu sering nolak, ya ga bray?" tanya julian kepada teman-temannya yang sama kesalnya.

"gue kan orang sibuk, gak kaya lo pada, pengangguran banyak gaya" balas kavin sambil mengambil tempat duduk tepat disamping julian.

Tak perlu heran, kavin dan julian ini memang sering ribut, meski julian lah yang lebih sering mengalah.

"Gimana masalah lo sama bonyok? Belum selesai juga?" tanya salah satu pria di ujung yang juga teman kavin.

"ya gitulah, gue gabisa bantah kan? Kalaupun gue bantah, gue bakalan dicoret dari KK. Anjir, bayanginnya aja udah serem" jelas kavin sembari menyeruput kopi milik julian.

"Monyet. Beli kopi aja kaga mampu lu setan" tak lupa julian merebut kembali kopi dari tangan kavin.

"pelit amat si lu, lagian tuh kopi bau jigong anjrit, lu kagak gosok gigi ya?" celetuk kavin pada julian membuat yg lain ikut tertawa terbahak-bahak.

"mulut lo tuh bau dosa " julian tak kalah sinisnya.

"udah-udah ribut mulu lo berdua. Oh ya vin, jadinya kapan lo nikah?" potong salah satu teman mereka yang bernama dirga.

"ga tau, kenal aja belum" kavin melangkahkan kakinya medekati jendela.

"lah, yakali belum kenal. Gue kira udah deket makanya lo berani ambil keputusan buat nikah" celetuk miko pria lainnya yang juga ada disana bersama mereka.

"kagak, gw belum kenal, tapi gw sempet liat fotonya. Anaknya cantik" Cerita kavin pada ke tiga sahabatnya.

"terus si Farah gimana vin?" tanya dirga yang penasaran

"gue bilang cantik bukan berarti gue suka terus naksir nyet" timpal kavin lalu duduk ditengah-tengah jendela yang terbuka lebar.

Triiing triiing ....

Handphone kevin berdering ditengah-tengah asiknya percakapan.

"halo mah.. Iya bentar lagi kavin pulang". Kavin menutup panggilan dari wanita disebrang sana yang tak lain adalah ibunya.

"kenapa vin? Jarang-jarang nyokap nyariin lo?" tanya Miko tak lupa dengan menyeruput secangkir kopi pada genggamannya.

"apalagi kalo bukan masalah Perjodohan" kavin memutar kesal bola matanya.

"Semangat bro, emang ya Tuhan tuh adil banget. Gue jadi gak iri lagi sama kehidupan lo, thanks ya bro" ocehan julian yang sukses membuat kavin semakin kesal saja.

"Sialan, belom aja dapet paitnya hidup lo"

"biar kopi ini dan idup lo aja yang pait hidup gue jangan" ucap julian seraya mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.

Malam ini keempat pria itu saling mengadu keluh kesah yang terjadi didalam kehidupan mereka dengan ditemani oleh secangkir kopi hangat buatan mang jaja pemilik cafe daisy tempat mereka berada.

In Our City of SurabayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang